Site icon SumutPos

Ketua Golkar Dikeroyok Massa

Bentrok Antar Kelompok Pemuda di Silou Kahean

SIANTAR- Mobil Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Partai Golkar Silou Kahean, Jaya Saragih, dirusak ratusan massa, Sabtu (21/1) sekitar pukul 21.00 WIB.
Selain merusak mobil, massa juga memukuli Daulat Purba, sopir mobil hingga babak belur. Diduga motif pengrusakan balas dendam karena perselisihan pemuda antar Nagori yang terjadi malam sebelumnya.

Informasi yang dihimpun, pada saat kejadian, Jaya beserta empat orang temannya baru pulang mengikuti diklat partai di Pematangsiantar. Sesampainya di TKP di Huta Pondok Baru, Nagori Bah Sarimah, ratusan massa diduga berasal dari Nagori Silou Paribuan,  menghadang mobil Taft BK 7 LU yang dikendarai korban.

“Aku beserta sekretaris PK Bahrum Saragih dan 1 orang anggota bernama Carles Sipayung, warga Sidiam-diam, Nagori Bandar Maruhur, baru pulang mengikuti diklat partai di Pematangsiantar. Saat di TKP, ratusan massa yang diduga berasal dari Nagori Silou Paribuan memblokir jalan dengan kayu,” beber Jaya sambil memegang bagian belakang kepalanya yang kena pukul.

Saat mobil berhenti, massa langsung mengelilingi dan mengeledah isi mobil. “Mereka mencari salah seorang warga Nagori kami, namun kami menjawab jika yang  dicari tidak ada namun mereka tidak percaya dan terus memukuli mobil,” bebernya.

Untuk meyakinkan massa, Jaya dan Daulat turun dari mobil. “Saat turun dari mobil, Daulat langsung dipukuli dengan kayu dan batu hingga tergeletak di jalan, kepalanya terlihat berlumuran darah. Spontan kubilang agar dia (Daulat) lari menyelamatkan diri. Saat berusaha menyelamatkan diri ke rumah salah seorang warga, Daulat terus dikejar dan dipukuli akhirnya dia lari ke kebun sawit. Hingga saat ini keluarga belum tahu dimana keberadaannya,” lanjutnya.

Diceritakannya, massa yang terlihat seperti kesetanan juga memecahkan kaca depan mobil dan memukuli mobil hingga penyok. “Saat berusaha menghubungi polisi, pelaku memukul kepala dan mengancam akan membunuhku. Mereka juga berusaha menggulingkan dan membakar mobil. Beruntung ada petugas yang datang dan langsung mengantarku ke rumah, kalau tidak aku bisa terbunuh malam itu,” ungkap Jaya.

Bahrum Saragih, yang turut dalam mobil tersebut mengaku trauma dengan peristiwa yang dialaminya. Menurutnya, penghadangan yang dilakukan ratusan massa sudah direncanakan sebelumnya. “Kelihatannya pelaku memang sudah berencana membunuh kami. Terbukti mereka tetap beringas meskipun sudah diberikan penjelasan jika yang mereka cari tidak ada di dalam mobil, padahal antara kami dan beberapa pelaku saling mengenal karena  berdekatan Nagori serta memiliki hubungan keluarga,” sebutnya.

Pangulu Bandar Maruhur Redianson Sinaga mengakui, jika malam sebelumnya (20/1) ada pertikaian antar kelompok pemuda pada acara hiburan keybord di daerahnya. “Malam sebelumnya, memang ada selisih paham antara kelompok kampung ini dengan pemuda Silou Paribuan, namun tidak sempat terjadi kontak fisik hanya saling  ejek dan lempar botol minuman keras saja. Saat kejadian, Jaya Saragih berusaha melerai agar jangan terjadi bentrok.  Mungkin para pelaku dendam dan menduga di dalam mobil ada pemuda yang mengejek kelompok mereka sehingga melakukan penghadangan,” katanya.

Terpisah, Kapolsek Silou Kahean AKP Lamin, membenarkan terjadinya penghadangan dan pengerusakan terhadap mobil Ketua Golkar. “Malam itu juga personel turun ke TKP dan berusaha menenangkan massa. Belum ada pelaku yang ditangkap, sementara mobil yang dirusak diamankan di pos polisi Silou Dunia. Korban juga sudah membuat laporan pengaduan. Polisi akan terus berkordinasi dengan Muspika agar tidak terjadi bentrok antar kelompok pemuda,” katanya.

Anggota DPRD Simalungun dari fraksi Golkar Edi Irianto, yang dimintai pendapatnya meminta agar Polsek Silou Kahean segera menangkap pelaku. Menurutnya, peristiwa yang dialami Jaya Saragih menyangkut marwah partai. “Ini menyangkut marwah partai di daerah ini, karena saat kejadian Jaya Saragih baru pulang dari kegiatan partai. Polisi harus segera menangkap pelakunya agar kejadian serupa tidak terjadi. Apalagi korban juga sudah melaporkan nama-nama  yang mereka kenal sebagai pelaku,” pintanya dengan tegas.

Menanggapi bentrok antar kampung yang mungkin terjadi akibat peristiwa itu, Anggota DPRD dari daerah pemilihan Silou Kahean ini  meminta agar setiap pihak menahan diri. “Nggak ada gunanya kekerasan, biarlah proses hukum yang berjalan. Saya minta kepada setiap pihak agar menahan diri. Aparat pemerintah dan tokoh masyarakat masing-masing huta agar bekerjasama meredam emosi anggotanya. Apalagi  sesama warga yang bertikai masih memiliki hubungan kekeluargaan,” pinta dia.

Senada dengan Ketua Partai Golkar Simalungun Janter Sirait, yang dihubungi Minggu (22/1) malam, juga meminta agar polisi menangkap pelaku. “Kita dukung polisi untuk memproses sesuai hukum berlaku. Namun jika memang ada jalan tengah sesuai dengan kearifan lokal daerah itu, mungkin akan lebih bagus, hanya segala kerugian yang dialami ketua PK Golkar harus diganti, seperti kerusakan mobil. Intinya, kita dukung jalan terbaik untuk penyelesaian kasus ini demi situasi tetap kondusif,” sarannya. (hp/smg)
KRONOLOGIS KEJADIAN

  1. Sekira pukul 19.30 WIB, Jaya Saragih mengikuti diklat partai Golkar di Pematang Siantar
  2. Sekira pukul 21.00 WIB, Jaya beserta empat orang temannya pulang mengikuti diklat mengendarai mobil Taft BK 7 LU
  3. Setibanya di Huta Pondok Baru, Nagori Bah Sarimah, mereka dihadang ratusan massa dari Nagori Silou Paribuan dengan cara memblokir jalan dengan kayu.
  4. Massa langsung mengelilingi dan mengeledah isi mobil.
  5. Mereka mencari salah seorang warga Nagori Bandar Maruhur, namun tidak ada dan massa tidak percaya dan terus memukuli mobil.
  6. Untuk meyakinkan massa, Jaya dan Daulat turun dari mobil, memberitahukan kepada massa kalau orang yang mereka cari tidak ada di dalam mobil.
  7. Saat turun dari mobil, Daulat langsung dipukuli dengan kayu dan batu hingga tergeletak di jalan, kepalanya berlumuran darah.
  8. Daulat berusaha menyelamatkan diri ke rumah salah seorang warga, tapi terus dikejar dan dipukuli massa hingga akhirnya lari ke kebun sawit.
  9. Karena tak berhasil menangkap daulat, massa memecahkan kaca depan mobil dan memukuli mobil hingga penyok.
  10. Saat massa semakin beringas, petugas kepolisian datang dan mengamankan lokasi kejadian.
Exit mobile version