Site icon SumutPos

Wow… Hasil Penelitian SMA DEL Laguboti Dibawa ke Luar Angkasa

Foto: Facebook Dua siswa SMA Unggul Del Tobasa, Gilbert Nadapdap dan Gomos Parulian Manalu, yang terpilih mengikuti seleksi NASA di San Jose, Amerika Serikat.
Foto: Facebook
Dua siswa SMA Unggul Del Tobasa, Gilbert Nadapdap dan Gomos Parulian Manalu, yang terpilih mengikuti seleksi NASA di San Jose, Amerika Serikat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua hasil eksperimen siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Indonesia diluncurkan dengan roket Atlas 5 ke stasiun luar angkasa oleh NASA dari Cape Canaveral, Florida, pada Rabu (23/3) pukul 10.05 WIB.

Dua eksperimen tersebut adalah tentang pertumbuhan ragi oleh siswa SMA Unggulan Del di Laguboti, Sumatera Utara, dan pertumbuhan padi oleh siswa SMA di Jakarta dan Bandung.

Ketua tim engineering dari SMA Unggul Del, Gilbert Nadapdap menjelaskan cara kerja penelitian tersebut dalam kesempatan teleconference bersama Mendikbud Anies Baswedan di kantor Kemendikbud, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (23/3). Ia mengatakan bahwa dalam robot penelitian itu ada sebuah tabung (chamber).

“Tim mekanik misalnya membutuhkan glukosanya, ragi dan wadahnya. Tugas kita membuat robot penelitian (chamber) ini di luar angkasa. Penelitian ini dalam robotnya panjangnya tuh sekitar 15 cm dan lebarnya 3 dan tingginya 5 cm,” kata Gilbert.  Ragi yang akan diteliti itu disimpan dalam tabung (chamber). Para siswa SMA kemudian mengusahakan agar ada cahaya untuk fermentasi ragi.

“Untuk fermentasinya, butuh cahaya jadi kita butuh LED dan glukosa di dalamnya ada pompa. Kesulitannya itu pengadaan pompa dan alat-alatnya susah di cari. Barang-barangnya misal seperti pompa harus impor dari Jerman, malah mahalan biaya kirimnya,” kata Gilbert.

“Chamber terhubung dengan nutrisi ragi. Nanti diprogram pada hari keempat nutrisi akan masuk ke dalam ragi,” kata salah satu guru SMA Unggul Del, Elin Bawekes terpisah.

Data-data penelitian dari luar angkasa itu tetap bisa dikontrol dari bumi. “Nanti modul itu ada power dan usb port (mirip port flashdisk) akan dihubungkan ke komputer astronot agar program jalan dan dapat mendownload data,” kata Elin.

Sementara itu, tim program bermama Gosmos Manalu menjelaskan apa yang dikontrolnya selama robot ada di luar angkasa. “Yang kami kontrol itu ada LED, lampu 3 buah, kamera setelah itu pompa. Gimana cara kerjanya selama di luar angkasa,” kata Gosmos.

Elin menjelaskan kalau pertumbuhan ragi akan diamati selama 1 minggu. Setelah itu program akan berhenti dan tim peneliti menunggu microlabnya kembali ke bumi pada bulan Mei untuk dianalisis kadar alkoholnya. “Tujuannya melakukan penelitian pada alkohol yang bisa dipakai sebagai sumber energi atau anti bakteri atau antiseptik,” kata konseptor penelitian, Rudini Silitonga.

Menurut Elin, pada bulan November, hasil penelitian ini akan dipublikasikan di Washington DC. Elin menjelaskan kalau sekolahnya mengikuti seleksi yang dilakukan di Valley Christian Highschool. SMA Valley itu bekerjasama dengan perusahaan Nanoracks untuk menerbangkan project ke antariksa lewat roket NASA.

“Ada 6 modul diterbangkan dengan 22 microlab. 1 modul 4 microlab. Di dalam microlab ada chamber (tabung), jadi ada 22 kelompok penelitian yang ikut dalam project ini. 22 peserta itu ada yang dari negara US, Finland, dan Indonesia,” tutupnya.

RASA BANGGA

Rasa bangga terpancar dari siswa-siswa SMA Unggul Del, Toba Samosir, Sumatera Utara. Hasil penelitian mereka dibawa oleh NASA ke luar angkasa. Mereka juga diapresiasi oleh Mendikbud Anies Baswedan.

Dalam telekonferensi di Kantor Kemendikbud, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (23/3), Anies bertanya perasaan para siswa karena penelitian mereka dengan nama ‘Micro-Aerobic Fermentation In Space With Micro Gravity’ dibawa ke luar angkasa. Salah satu siswa, Gomos Manalu mengaku bangga karena mereka masih di bangku SMA.

“Kalau dari kami sendiri bangga baru SMA bisa ikut penelitian internasional bahkan peneliti ulung belum tentu ikut seperti ini,” kata Gomos.

Dia merupakan salah satu siswa yang mengikuti test flight bersama peneliti dari Amerika Serikat. Kepada Anies, Gomos mengatakan bahwa sebenarnya orang Indonesia tidak kalah hebat dengan peneliti asing.

“Sebenarnya orang Indonesia hebat tapi alat-alatnya itu susah dan terbatas,” ujarnya.

Anies lalu bertanya ke masing-masing siswa soal cita-cita mereka. Gomos mengaku ingin bekerja di pabrik kimia, ada pula yang ingin berprofesi sebagai electric engineer. Sementara seorang siswa bernama Hagai Raja Sinulingga mengaku ingin tak hanya karyanya yang ke luar angkasa, tapi juga dirinya sendiri.

“Kalau itu (cita-cita jadi astronot), saya. Saya dari kelas 3 SD sering baca buku tentang NASA,” ujar Hagai.

Hagai pun meminta bantuan kepada Anies untuk mewujudkan cita-citanya itu. Anies lalu berpesan bahwa ada tes-tes yang harus dilewati.

“Kalau anda mau jadi astronot, tapi harus lolos dulu seleksi,” tutur Anies.

Penelitian mereka itu bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan ragi (yeast) di luar angkasa dalam kondisi near-zero gravity. Ada 10 orang siswa SMA dalam tim ini yang dibagi menjadi tiga yakni untuk konseptor, engineering, dan pemrogram. Eksperimen itu menjadi pijakan untuk penelitian berikutnya yang mereka beri judul ‘How to Grow Tempe in The Space’.

DIAPREASIASI MENDIKBUD

Usai peluncuran roket tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan menyapa para siswa SMA Unggulan Del di Laguboti, Sumatera Utara, melalui konferensi video.

“Saya apresiasi kepada adik-adik yang telah melakukan hal yang luar biasa melakukan pekerjaan eksperimen level global,” demikian apresiasi disampaikan Mendikbud saat melakukan komunikasi melalui konferensi video, di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta.

Kesepuluh siswa tersebut adalah Anisa Auvira, Freddy Sahala Simanjuntak, Gilbert Ebenezer Nadapdap, Gomos Parulian Manalu, Hagai, Raja Sinulingga, Jonatan Kevin Daniel, Joy Patria Tara Gultom, Junita Sirait, Martin Anugrah Siahaan, dan Rudini Tua Silitonga.

Mendikbud berharap prestasi para siswa tersebut bisa dipertahankan dan menginspirasi pada generasi berikutnya.

Mudah-mudahan jadi inspirasi para siswa di seluruh Indonesia. Bagi para guru bisa membuat anak-anaknya punya cita-cita tinggi. Dan saya mengucapkan terima kasih, serta selamat untuk adik-adik yang telah berhasil dalam penelitiannya,” pungkas Mendikbud. (esy/jpnn/bbs/ala)

 

Exit mobile version