Site icon SumutPos

Pembekalan Mahasiswa Peserta OlympiAR (2), Tambang: Ore Dicampur agar Waste Bisa Dikontrol

Pembicara dalam talkshow OlympiAR yang digelar PT Agincourt Resources secara online, Sabtu (21/1/2023). Atas ki-ka: Dr Puji Rianti, Janjan Hertrijana, Bonni L Auli Simanjuntak, Mahmud Subagya. Bawah ki-ka: Rahmat Lubis, Katarina Siburian Hardono, dan Meilani (moderator).

Setelah kegiatan pratambang telah selesai, tahap berikutnya adalah masuk ke aktivitas pertambangan. Di sini, ada perencanaan harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan 3 tahunan. Perusahaan menghitung dan menentukan jumlah ore yang akan digali, waste yang dihasilkan, dan dore yang diproduksi. Semua dirancang secara mendetail.

“Dalam setiap proses, geologist melakukan pemodelan sumber daya mineral dan cadangan mineral. Untuk diketahui… itu dua istilah yang berbeda ya,” kata Principal Geologist–Mine Geology Janjan Hertrijana, saat menjadi narasumber dalam talkshow OlympiAR yang digelar PT Agincourt Resources secara online, Sabtu (21/1/2023).

Sumber daya mineral adalah suatu konsentrasi atau keterjadian dari mineral yang memiliki nilai ekonomis pada atau di atas kerak bumi, dengan bentuk, kualitas, dan kuantitas yang memiliki keprospekan yang beralasan, untuk pada akhirnya dapat diekstraksi secara ekonomis. Ada 3 kategori sumber daya minieral, yakni Terukur, Tertunjuk, dan Tereka.

Sedangkan cadangan mineral, lanjut Janjan, adalah bagian dari sumber daya mineral Terukur dan/atau Tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis. “Sederhananya, definisi cadangan adalah sejumlah tonase dan grade yang akan dikirim ke pengolahan,” kata Janjan.

Hasil pemodelan dan pengontrolan yang dilakukan departemen geologi bertujuan agar penambangan mendapatkan bijih yang sebesar-besarnya yang dapat diproses secara optimal di pabrik. Ini dilakukan dengan memperhatikan semua informasi geologi yang tersedia, mulai dari penyebaran kadar logam, alterasi, jenis batuan, kekerasan, dll.

Di pertambangan, geologis yang melakukan aktivitas pengambilan sampel lewat pengeboran dan pemetaan bebatuan, analisa dan prosessing data, ore spotting dan ore blending. Ore blending (pencampuran) adalah penggabungan secara bersamaan dua atau lebih material ore beda kualitas, yang dianggap mempunyai komposisi yang konstan dan terkontrol proporsinya.

“Nah, dalam proses pengolahan mineral di PT Agincourt Resources, kami mencampr ore (batu yang mengandung mineral penting baik itu logam maupun bukan logam, Red) high grade dengan yang low grade,” katanya

Mengapa dicampur? Karena jika ore yang diolah seluruhnya berkadar tinggi, maka kadar mineral yang terbuang juga berpeluang lebih tinggi. Sedangkan jika seluruh ore yang diolah berkadar rendah, maka jumlah mineral yang ditangkap akan lebih rendah sedangkan waste yang dihasilkan lebih banyak. “Nah, dengan metode blending, kami menargetkan lost di bawah 5 persen saja,” kata Janjan.

Adapun ore di areal pertambangan PTAR hanya mengandung rata-rata 1-1,5 gram emas per ton ore. Kandungan ini relative cukup rendah dibandingkan kadar emas di pertambangan lain yang memiliki high grade.

Bonni L Auli Simanjuntak, Superintendent Strategic Mine Planning dPTAR, yang juga pembicara dalam talkshow yang sama menyebutkan, dalam proses pertambangan, PTAR merancang berapa ore yang akan ditambang per hari, per minggu, per bulan, per tahun. Berapa waste yang akan dihasilkan, dan berapa emas dan perak yang akan dihasilkan. “Semuanya dihitung secara detail,” kata Bonni.

Perencanaan detail ini ini diperlukan, karena akan menentukan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan jumlah anggaran yang dibutuhkan. Misalnya, jika minggu ini ore yang diangkut rencananya sebanyak 10.000 ton, maka akan dihitung berapa ton bebatuan yang akan dibor dan diledakkan dan di lokasi mana saja.

“Oh iya, ada satu hal baru yang diberlakukan PTAR saat ini. Saat meledakkan bebatuan, kami memakai teknik tertentu yang menghasilkan fragmentasi yang terukur. Namanya blast Movement Monitoring dan Ore Pro 3D. Teknik ini mengurangi hasil ledakan bebatuan yang berpeluang menjadi waste,” katanya.

Dengan seluruh proses tersebut, PTAR yang berlokasi di Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara rata-rata menghasilkan produksi sebanyak 300-400 ounces emas dan 2-3 juta oz perak per tahun. Sedangkan cadangan yang dimiliki saat ini yakni 4,3 juta ounces emas dan 33 juta ounces perak. Cadangan ini tersebar di 3 pit, yakni pit Purnama, Pit Ramba Joring, dan Pit Barani. (Dame Ambarita/Bersambung)

Exit mobile version