Site icon SumutPos

Teman Sekampung Disiram Bensin & Dibakar Hidup-hidup

Foto: Taman/Metro Siantar/JPNN Jenazah Pardomuan Sinaga, korban yang dibakar hidup-hidup, usai diotopsi di kamar mayat RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar, Senin (24/8/2015).
Foto: Taman/Metro Siantar/JPNN
Jenazah Pardomuan Sinaga, korban yang dibakar hidup-hidup, usai diotopsi di kamar mayat RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar, Senin (24/8/2015).

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Berawal dari selisih masalah tanah, Rokiman Sidabutar (43) kalap lalu menyiram warga sekampungnya Pardomuan Sinaga dengan bensin. Detik berikutnya, Rokiman membakar Pardomuan hidup-hidup. Peristiwa mengerikan ini terjadi di Huta Sualan Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Sabtu (22/8) lalu.

Korban yang menderita luka bakar langsung dilarikan Rumah Sakit Vita Insani Siantar. Namun, karena lukanya cukup serius, sekira pukul 17.05 WIB, korban kemudian dirujuk ke RS Elisabeth Medan. Tapi takdir berkata lain, dua hari dirawat di rumah sakit itu, tepatnya Minggu (23/8) sekira pukul 16.00 WIB, Pardomuan menghembuskan nafas terakhirnya.

Info dihimpun dari pihak kepolisian, saat kejadian awalnya, Pardomuan melintas dari depan salah satu warung tuak. Waktu itu, korban melintas dari depan warung dengan mendorong sepeda motornya yang kehabisan bensin. Di warung sudah ada Rokiman.

Tiba-tiba Rokiman keluar dari dalam warung kemudian menemui korban, dan langsung membentaknya. “Sudah jago kau di sini,” kata Rokiman, ditirukan personel polisi.

Selain membentak, tersangka juga menepis topi yang dipakai korban. Melihat sikap tersangka, korban tidak melakukan perlawanan dan hanya menyampaikan bahwa tersangka bisa menikah karena dirinya. “Kau kawin karena aku,” kata korban, kemudian pergi meninggalkan sepeda motornya, lalu meminjam sepedamotor warga lain untuk membeli bensin.

Setelah membeli bensin, Pardomuan kembali ke lokasi semula tempat sepeda motornya ditinggal. Tapi baru saja turun dari sepeda motor, bensin yang dipegangnya langsung dirampas tersangka.

Setelah berhasil merampas bensin, tersangka langsung menyiramkan bensin tersebut ke tubuh korban, kemudian menyulutnya menggunakan mancis, hingga membuat tubuh korban terbakar. Warga yang melihat kejadian itu langsung memberikan pertolongan kepada korban. Mereka berusaha memadamkan api yang membakar tubuhnya. Sedangkan tersangka pergi dari lokasi dan terakhir diketahui menyerahkan diri ke Polsek Parapat. “Setelah api yang membakar tubuh Pardomuan padam, dia langsung dilarikan ke rumah sakit Vita Insani Pematangsiantar. Pelaku sendiri langsung menyerahkan diri ke polsek,” kata Kasubag Humas Polres Simalungun AKP MT Aritonang , sewaktu dikonfirmasi tadi malam.

Aritonang menambahkan, dari hasil pemeriksaan awal, pelaku mengaku dendam terhadap korban karena masalah tanah. Tersangka mengaku sudah lama dendam pada korban, karena selama ini korban merasa punya banyak tanah di kampung itu. Bahkan korban menyebutkan tanah milik nenek tersangka juga adalah miliknya.

KATA KORBAN, PELAKU ADA DUA ORANG
Pasca meregang nyawa, keluarga langsung menyuntik formalin ke jasad korban. Kemudian membawa jenazah ke rumah duka Huta Sualan Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun. Namun untuk kepentingan penyidikan, jasad korban yang telah disuntik formalin itu kembali dibawa pihak keluarga didampingi aparat kepolisian Polsek Parapat ke RSUD Djasamen Saragih, Senin (24/8) untuk dilakukan otopsi.

Usai otopsi, jasad korban dibawa keluarganya kembali ke rumah duka, untuk dikebumikan pada Rabu (26/8). Ditemui di kamar mayat RSUD Djasamen Saragih, Michael Sinaga, anak korban mengatakan sebelum meninggal, pada saat dirawat di RSU Vita Insani, bapaknya telah mengungkapkan nama pelaku yang telah membakarnya dan pengakuan bapaknya, pelaku pembakaran bukan satu orang, tapi dua orang. Pengakuan bapaknya itupun langsung direkam mereka.

“Pelaku yang membakar bapak saya dua orang, yakni RS dan LP. Dan pengakuan bapak saya saat itu kami rekam di handphone dan kini rekaman tersebut telah kami serahkan ke pihak Polsek Parapat. Dalam rekaman itu ada pengakuan dari bapak saya yang mengatakan bahwa yang membakarnya bukan satu orang, tapi dua orang. Tapi kenapa hanya Rokiman yang ditangkap, Kenapa LP tidak ikut ditangkap? Itulah pengakuan bapak saat itu,” ungkap Michael dengan wajah sedih.

Keterangan anak korban itupun dibenarkan Br Sidabutar, yang mengaku tante korban. ”Itu benar Ito, saya dan teman-teman saat itu ada di RSU Vita Insani Pematangsiantar. Korban memang mengatakan bahwa pelaku yang membakarnya bukan hanya satu orang, tapi dua orang berinisial LP. Pada saat itu saya juga sempat bertanya sama korban, kenapa tidak kamu lawan, kenapa kamu diam aja disiram bensin dan dibakar. Lalu korban mengatakan ia tidak dapat melawan karena dipegangi oleh LP. Menurut pengakuan korban, yang menyiram bensin ke tubuh korban hingga habis adalah LP dan membakarnya dengan mancis adalah RS. Untuk pengakuan korban yang telah direkam itu, saya siap untuk dijadikan saksi,” tandas br Sidabutar.

Bapauda korban, Simson Sinaga yang ditemui di rumah duka mengatakan, korban meninggalkan 4 orang anak, 3 perempuan dan 1 laki-laki. “Kehidupan sehari-hari korban beternak ikan di keramba dan buka warung. Di mata warga korban orang yang baik, bergaul dengan warga sekitar dan dikenal sebagai pribadi yang tidak suka bertengkar. Mayat korban rencana hari Rabu (26/8) disemayamkan,” ujar Sinaga.

Ditemui di kamar mayat RSUD Djasamen Saragih, Dr Reinhard JD Hutahaean menyatakan hasil otopsi yang mereka lakukan korban meninggal karena luka bakar tingkat (level) berat dgn kedalaman rata-rata pada tingkat 2 dan 3 (menurut deputeryen). Dengan luas total 45 persen yg mengenai kepala, leher, dada, perut, punggung, tangan dan paha. (rah/des/smg/deo)

Exit mobile version