Site icon SumutPos

Gus Belum Pasti

Anggota DPR-RI, Gus Irawan Pasaribu.

SUMUTPOS.CO – Koalisi permanen PKS dan Gerindra bakal berlanjut di Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018. Bahkan, hingga kini DPP Partai Gerindra dan PKS tengah membahas sosok yang bakal diusung, termasuk kemungkinan mengusung kembali Gus Irawan sebagai Cagubsu.

KETUA Badan Pemenangan Pemilu dan Pilkada (BP3) DPW PKS Sumut, Satrya Yudha Wibowo menyebutkan, sampai saat ini belum ada kesepakatan, apakah Gus Irawan di posisi Sumut 1 atau Sumut 2. Menurutnya, keputusan resmi itu akan disampaikan secara resmi oleh parpol koalisi.

“Kita hargai apa yang menjadi keputusan Gerindra. Tapi, keputusan resmi itu ketika yang mengumumkan kedua belah pihak yakni PKS dan Gerindra,” kata Satria kepada Sumut Pos, Jumat (25/8).

Menurut dia, PKS juga bisa saja membuat keputusan internal. Namun, itu tetap harus dikomunikasikan dengan Gerindra sebagai mitra koalisi. “Di internal PKS ada lima nama yang muncul untuk menjadi Balon Gubsu, diantaranya Tifatul Sembiring, M Hafez, Iskan Qolba Lubis, Anshori Siregar, serta saya sendiri. Itu kan masih keputusan internal,” bilangnya.

Segala hal, diyakininya akan menjadi pertimbangan oleh DPP Gerindra dan PKS saat menentukan pasangan calon yang akan bertarung di Pilgubsu 2018. Termasuk perihal kekalahan Gus Irawan di Pilgubsu 2013. “Salah satunya itu (kekalahan Gus), banyak hal lain yang dipertimbangkan. Saya bersama Ketua DPW PKS Sumut saat ini sedang berada di DPP, untuk membahas Pilkada 2018,” akunya.

Anggota DPRD Sumut inipun tidak menutup kemungkinan untuk berkoalisi dengan PAN, Demokrat. “Situasi saat ini masih cair. Sama siapapun bisa berkoalisi, contohnya ketika di Pilkada Jakarta, ketika itu koalisi batal karena tidak menemukan kata sepakat tentang sosok yang akan di usung,” jelasnya.

Dia meyakini, dalam waktu dekat sudah akan ada keputusan siapa yang akan di usung Gerindra-PKS. “Begitu sudah sepakat langsung akan di umumkan, saya pikir tidak akan lama lagi,” tukasnya.

Sementara Sekretaris DPD Gerindra Sumut, Robert Lumbantobing menyebutkan, mereka akan berkomunikasi dengan PKS dan menentukan sosok pendamping Gus Irawan Pasaribu. “Akan dicari sosok pendamping ideal, tentu yang bisa meningkatkan elektabilitas Pak Gus,” bilangnya.

Meski akan melawan incumbent, kata Robert, pihaknya tidak akan gentar. Sebab, berdasarkan hasil survei Gus Irawan selalu berada di peringkat tiga besar. “Artinya apa, ketika bisa menemukan pendamping yang tepat, maka elektabilitas akan naik, dan peluang menang semakin besar,” tukasnya.

Sementara seorang pengurus DPP Partai Gerindra, Rahmat Sori Alam Harahap mengatakan, dukungan partainya kepada Gus Irawan Pasaribu sebagai calon Gubernur Sumut belum final. Rahmat yang juga mantan Ketua DPD Gerindra Sumut itu juga mengatakan, semua bakal calon masih berpeluang didukung Gerindra.

Rahmat menjelaskan, DPP Partai Gerindra hingga saat ini belum mengeluarkan keputusan resmi apapun terkait Pilgubsu 2018. Terdapat banyak tokoh yang ada di daftar pencalonan Gerindra. “Dari beberapa nama tokoh yang masuk ke DPP, benar ada Gus Irawan Pasaribu, namun belum diputuskan bahwa Gerindra akan mengusung Gus Irawan,” katanya.

Sementara, pengamat politik Walid Mustafa Sembiring menilai, keputusan mengusung sosok yang pernah kalah dalam Pilgubsu sebelumnya, merupakan bentuk dari lemahnya proses rekrutmen dan kaderisasi partai. “Mencalonkan orang yang sudah pernah kalah, hal ini adalah bentuk kelemahan sistem rekrutmen dan kaderisasi partai di Indonesia hari ini,” katanya.

“Partai belum mampu melakukan kaderisasi dan regenerasi yang melahirkan tokoh-tokoh yang kuat, khususnya di daerah. Sehingga tokoh memang selalu didaur ulang, atau bahkan di”impor” dari luar partai tersebut,” sambungnya.

Meski begitu, Walid menilai Gus Irawan Pasaribu masih punya peluang untuk memenangkan Pilgubsu 2018 mendatang.  Dengan catatan, sosok calon wakil gubernur yang akan disandingkan dengan Gus Irawan harus berkualitas.

“Gus Irawan harus mampu mencari sosok wakil yang mampu menutupi kekurangannya dan harus melakukan konsolidasi kembali jaringan-jaringan yang sudah dia bangun pada saat Pilkada Sumut 2013 yang lalu dan juga jaringan konstituennya pada saat Pileg 2014 kemarin,” tandas Walid. (rmol/dik/adz)

Exit mobile version