Site icon SumutPos

Eramas Tak Terlena, Djoss Tak Pesimis

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Pasangan cagub-wagub Sumut Edy Rahmayadi (kedua kiri)-Musa Rajekshah (kiri) dan Djarot Saiful Hidayat (kedua kanan)-Sihar Sitorus (kanan) saling bertumpu tangan ketika menghadiri Pembekalan Antikorupsi dan Deklarasi LHKPN Pasangan Calon Kepala Daerah se-Sumut, di Medan, Sumatra Utara, Selasa (24/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jika pencoblosan Pilgubsu 2018 digelar hari ini, siapa yang bakal unggul? Lingkaran Survei Indonesia (LSI) punya jawabannya. Menurut hasil riset yang mereka lakukan untuk Pilgub Sumut 2018, pasangan Eramas yang didukung mayoritas partai pemilik kursi di DPRD Sumut lebih unggul dari pasangan Djarot Saiful Hidayat–Sihar Sitorus yang cuma didukung PDIP dan PPP.

Peneliti LSI Network Ade Mulyana mengatakan ada tiga alasan , pasangan Eramas bisa mengungguli pasangan Djoss. Pertama katanya, pada segmen pemilih bersuku Jawa, pasangan Eramas unggul telak 58,4 persen. Sedangkan Djoss hanya memperoleh dukungan sebesar 18,1 persen. “Selain itu, pasangan Eramas juga unggul telak di basis pemilih beragama Islam yaitu sebesar 59,2 persen. Sedangkan pasangan Djoss hanya mendapat dukungan sebesar 16,8 persen,” ucapnya.

Lalu yang kedua, katanya, Eramas unggul di lebih banyak Dapil dibanding Djoss.  “Eramas unggul di 8 Dapil, yaitu Dapil 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 12. Sedangkan Djoss hanya di empat dapil, yaitu dapil 8, 9, 10 dan 11,” terang Ade Mulyana.

Dalam paparannya, hasil survei yang mereka lakukan pada 11-15 April 2018 tersebut menunjukkan tingkat penerimaan masyarakat untuk pasangan Eramas mencapai 43,1 persen. Sedangkan pasangan Djoss hanya 33,4 persen. Sedangkan 23, 4 persen menyatakan masih merahasiakan jawabannya. “Artinya, kalau seandainya pencoblosan Pilgubsu 2018 digelar hari ini maka pasangan Eramas akan unggul,” katanya.

Ade menjelaskan, beberapa faktor yang membuat pasangan Eramas unggul atas Djoss yakni karena faktor segmen pemilih. Pasangan Eramas mendapat dukungan telak pada segmen pemilih yang didasarkan pada faktor agama. Pemilih beragama Islam yang memilih Eramas mencapai 59,2 persen sedangkan yang memilih Djoss hanya16,8 persen. Meski kondisi sebaliknya terjadi pada pemilih yang beragama Kristen protestan yang memilih Eramas hanya 26,7 persen dan 72,3 persen memilih Djoss.

Menyikapi hasil survei tersebut, Calon Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah mengaku tidak mau terlena dan berpuas diri dengan hasil survei yang sejauh ini lebih mengunggulkan pasangan Eramas dari Djoss. Dia menegaskan, perjuangan belumlah selesai.

“Apapun itu, kami tidak berhenti di situ (melihat hasil survei, Red), dan tidak terus merasa puas. Kita akan terus berjuang sampai 27 Juni, dan tetap memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa kami ingin membawa perubahan bagi Sumatera Utara,” kata pria yang akrab disapa Ijeck.

Dia mengatakan, sampai kini dirinya bersama Edy Rahmayadi tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan mengikuti regulasi dan tahapan pemilu dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut. “Apa-apa yang dibolehkan KPU kami tetap on the track. Begitupun apa-apa yang tidak dibolehkan, kami tidak kerjakan,” katanya.

Bahkan di sisa waktu sebelum hari ’H’ pencoblosan pada 27 Juni mendatang, Ijeck kembali mengatakan Eramas terus bergerak menyosialisasikan program dan visi misi kepada masyarakat. Terlebih upaya tersebut dalam rangka meningkatkan elektabilitas Eramas. “Kemudian selalu mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan masyarakat, supaya menjadi catatan pembangunan Sumut ke depan. Juga yang terpenting selalu menyampaikan visi misi Eramas supaya masyarakat makin yakin dengan kami,” pungkasnya.

Wakil Ketua Tim Pemenangan Eramas, Irham Buana Nasution masih berpandangan seperti sebelumnya. Menurutnya, penilaian lembaga survei merupakan salah satu indikator keterwakilan suara masyarakat atas calon pemimpinnya. “Penilaian (lembaga survei) tentu melihat berbagai aspek. Hasil-hasil survey tersebut juga sangat positif bagi pasangan Edy-Ijeck. Tetapi tidak lantas menurunkan kinerja seluruh tim pemenangan. Dukungan positif masyarakat kepada Eramas kita harapkan bisa terwujud sesuai hasil pemungutan suara tanggal 27 Juni,” ujar Sekretaris Golkar Sumut itu.

Tim Pemenangan Eramas pun tidak mau terlena dan berlebihan menyikapi hasil survey yang ada. “Seperti yang sering saya katakan, bahwa hasil survey merupakan salah satu indikator dari banyak indikator lain untuk mendapat dukungan masyarakat. Semoga hasil survey terbaru LSI ini menjadi penunjuk jalan atas harapan masyarakat terhadap pemimpinnya,” pungkasnya.

Sementara Koordinator Tim Pemenangan Djoss Wilayah Tapanuli, Sarma Hutajulu mengatakan, meskipun sejumlah hasil survei menyebutkan pasangan Eramas, tidak membuat tim pemenangan pasangan nomor urut dua ini pesimis. Justru mereka yakin dalam waktu dua bulan akan mendongkrak elektabilitas jagoannya. “Namanya juga survei, bisa saja masih menunjukkan keunggulan Eramas lebih kuat. Karena mereka kan sudah lama sosialisasi. Sementara Djoss baru beberapa bulan sejak Januari lalu,” sebut Sarma Hutajulu, Kamis (26/4).

Dengan perbandingan yang tidak begitu jauh dari hasil survey, lanjut Sarma, justru menurutnya menjadikan timnya lebih optimis. Sebab dalam hitungan tiga bulan lebih, elektabilitas Djoss bisa naik begitu cepat dibandingkan pasangan Eramas yang sudah sejak lama memperkenalkan diri sebagai sosok tokoh di Sumut.

Hal ini mengingat nama Djarot Saiful Hidayat maupun Sihar Sitorus, banyak yang menganggap orang baru yang berasal dari luar Sumut, sekalipun Sihar sendiri merupakan putra Alm DL Sitorus, pengusaha terkenal di Sumut. “Hasil survei ini juga menjadi masukan bagi tim agar bisa bekerja lebih keras lagi, sehingga elektabilitas pasangan Djoss bisa naik. Termasuk juga survei internal kita, menjadi bahan evaluasi internal. Tetapi bukan untuk di publikasikan,” kata Sarma yang duduk di Komisi A DPRD Sumut.

Dengan begitu katanya, tidak ada yang begitu mengkhawatirkan. Tim pemenangan pasangan Djoss terus bekerja meyakinkan masyarakat bahwa Djarot dan Sihar, sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur, akan dapat menyelesaikan masalah yang ada di Sumut.

“Tentu kita tidak mau menang di survei, tetapi menang di penghitungan ril (realcount). Biar saja survei kita di bawah, yang penting saat pemilihan, elektabilitas kita tinggi. Begitupun, hasil survei ini akan menjadi cambuk untuk kami lebih keras lagi bekerja meyakinkan masyarakat tentang sosok Djoss dan visi misinya,” pungkas Sarma. (prn/ain/bal)

Exit mobile version