Site icon SumutPos

4 Tahun Hidup Tanpa Anus & Buah Zakar, Bocah Ini Membuncit

Foto: jon/PM Fadili, bocah 4 tahun yang lahir tanpa anus dan buah zakar, hingga perutnya membuncit.
Foto: jon/PM
Fadili, bocah 4 tahun yang lahir tanpa anus dan buah zakar, hingga perutnya membuncit.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kondisi ekonomi memaksa Hendra (32) dan istrinya Sriyani (28) menutup rapat-rapat kekurangan anak kedua mereka. Ya, sejak lahir 4 tahun lalu, Fadli putra tercinta pasutri yang hanya bekerja sebagai pedagang siomay keliling ini tak memiliki anus dan buah zakar.

Meski saban hari menangis melihat penderitaan sang buah hati, tapi Hendra dan istrinya tak bisa berbuat banyak. Betapa tidak, jangankan membawa Fadli ke rumah sakit, untuk makan sehari-hari saja, warga Dusun III Banyu Urip, Desa Litur Tasik, Kecamatan Sawit Seberang ini sulit.

’Pembiaran’ ini jelas membuat kondisi Fadli makin parah. Selain harus menahan sakit yang luar biasa, kini kondisi Fadli kian memprihatinkan karena perutnya membuncit.

”Fadli adalah anak kedua kami bang, yang pertama perempuan dan normal. Anak kedua kami ini sejak lahir memang sudah begini dan kami juga mula-mula bingung juga kok bisa seperti ini,” lirih Hendra saat ditemui di rumah sederhananya, Selasa (26/5).

Hendra mengaku, selama ini ia dan istrinya sengaja menutupi kekurangan Fadli. Selain tak punya uang untuk biaya rumah sakit, Hendra juga mengaku malu.

”Selain tak punya biaya, kami juga malu pak. Taulah kalau tinggal di kampung, pasti orang sini heboh melihat anak kami lahir seperti ini. Pastinya macam-macamlah yang berkomentar dan menuduh kami telah melakukan hal buruk yang berakibat buruk pada anak kami,” dalih Hendra.

Dikisahkan Hendra, sejak lahir awalnya pertumbuhan dan kondisi Fadli terlihat baik-baik saja. Mereka baru panik beberapa bulan belakangan ini, saat melihat perut Fadli membuncit. “Buncit perutnya. Kami semakin bingung karena dia juga terus menangis,” lirihnya.

Foto: jon/PM
Rumah orangtua Fadli, bocah 4 tahun yang lahir tanpa anus dan buah zakar, di Dusun III Banyu Urip, Desa Litur Tasik, Kecamatan Sawit Seberang, Langkat, Sumut.

Karena tak tau harus berbuat apa lagi, Hendra akhirnya curhat pada kerabatnya. Saat itu Hendra disarankan mengadu ke kepala desa setempat. “Setelah mengadu, kades menyarankan saya membawa Fadli ke Puskesmas Sawit Seberang bang. Senin 25 Mei lalulah kami membawanya ke sana. Di sana dokter menyarankan kami membawa Fadli ke RS Adam Malik Medan,” kenangnya.

Tapi apa daya, Hendra tak punya uang. Bahkan untuk membayar iuran BPJS yang ditawarkan pun ia tak mampu. “Saya hanya tukang siomay keliling. Tapi alhamdulillah Pak Camat Sawit Seberang datang membantu sehingga kami bisa membawa Fadli ke Medan. Tadi pak camat juga datang memberi bantuan dan menanggulangi biaya BPJS hingga anak kami sembuh,” kata Hendra.

Camat Sawit Seberang M Suhaimi SStp yang ditemui di lokasi mengaku mendapat kabar soal kondisi korban dari Kepala Desa Sei Litur. “Saya ada mendapat laporan dari Kades Sei-Litur Sawon,bahwa ada warganya yang menderita sakit aneh sejak lahir dan saat ini sudah berusia empat tahun dan kini perut pasien tersebut membuncit sebesar buah semangka,” kata Suhaimi.

Foto: jon/PM
Camat Sawit Seberang, M Suhaimi SStp, memberi bantuan kepada orangtua Fadli, bocah 4 tahun yang lahir tanpa anus dan buah zakar, hingga perutnya membuncit, Selasa (26/5/2015).

Mendengar hal itu, Suhaimi langsung melakukan kordinasi dengan Kapus untuk mengambil langkah-langkah guna membantu korban. “Selanjutnya saya dan beberapa staf pergi ke rumah korban sambil menyerahkan bantuan. Setelah berbincang-bincang dengan keluarganya, kami juga akan menjamin biaya BPJS-nya sampai selesai. Besok (hari ini) saya dan Kepala Puskesmas sudah membuat jadwal untuk membawa korban ke RS Adam Malik,” kata Suhaimi.

“Bantuan itu spontanitas aja, begitu dapat kabar saya dan seluruh staf terus kumpul-kumpul danalah dan selanjutnya diserahkan untuk memberi motifasi dan semangat kepada keluarga. Memang keadaan korban sangat memprihatinkan sekali. Apalagi berasal dari keluarga tidak mampu ayahnya hanya bekerja sebagai penjual siomay keliling kampung,” tandasnya.

Terpisah Kepala Puskesmas Sawit Seberang, dokter Hari Abdullah yang dihubungi mengaku dirinya yang menyarankan keluarga korban membawa Fadli ke Medan. “Kemarin sudah kita lakukan pemeriksaan dan memang ada kelainan pada anak itu. Saat datang perutnya sudah membuncit. Makanya saya sarankan dibawa ke RS Adam Malik. Saya juga sudah berkordinasi dengan pak camat. Atas saran dari pak camat besok (hari ini-red) juga akan kita bawa dia ke Medan,” kata Hari. (jon/deo)

Exit mobile version