Site icon SumutPos

Wajah Lama Dapat Nomor Jadi

Atas dari kiri: Trimedya Panjaitan (PDIP), Iskan Qolba Lubis (PKS), Rambe Kamaruzaman (Golkar).
Bawah dari kiri: Gus Irawan Pasaribu (Gerindra), Harry Lotung Siregar (Hanura), Saleh Daulay (PAN).

SUMUTPOS.CO – Persaingan menuju Senayan melalui Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara II yang terdiri dari 19 kabupaten/kota, juga tak kalah sengit. Wajah-wajah lama alias petahana masih menghiasi daftar bakal calon legislatif (bacaleg) untuk Pileg 2019. Mereka juga mendapatkan nomor jadi alias nomor urut 1. Pun demikian, nama-nama baru juga berseliweran meramaikan kompetisi.

Informasi yang dihimpun Sumut Pos hingga Kamis (26/7), seperti komposisi bacaleg Partai Golkar yang masih mengandalkan sejumlah ‘pemain lama’. Sebut saja Rambe Kamaruzaman yang mendapat nomor urut satu. Ada pula Lamhot Sinaga, Regina Hutapea, Doli Sinomba Siregar, Ahmad Husein Siregar, Zulfida Rangkuti, Mombang Sihite, Rumbung Pasaribu, Benny Advisor Dairi, dan Aswin Parinduri.

Begitu juga dengan PDIP dikabarkan masih mengusung Trimedya Panjaitan di Dapil II. Namun partai banteng itu turut memasukkan mantan Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara, Sihar Sitorus.

PKS juga demikian. Nama Iskan Qolba Lubis sebagai petahana masih dipercaya maju kembali dari dapil tersebut. Selain itu, ada nama Nurajizah Tambunan, Khoiruddin Rambe, Harni Atika Sari Siregar, Safaruddin Haji, Emrinawati Hasibuan, Nazra Elida Pohan, Semina Sagita Br Haloho, Rohim Ritonga.  Partai Gerindra juga masih mengandalkan sosok petahana Gus Irawan Pasaribu berada di nomor urut satu.

Sementara Partai Hanura, setelah mengusung Kodrat Shah di Dapil I, mereka turut mendaftarkan Sekjen DPP Hanura Harry Lotung Siregar dan Edison Manurung di Dapil II. Pun dengan PAN yang masih mengandalkan petahana untuk kembali mendulang suara dan kursi menuju Senayan. Seperti Saleh Daulay, dan Nasril Bahar dari Dapil Sumut III selaku petahana.

Sementara PPP dan PKB belum mau memberi gambaran siapa bacaleg yang akan bertarung menuju Senayan. Mereka masih akan menunggu tembusan dari DPP masing-masing, setelah waktu dan tahapan daftar calon sementara (DCS) diumumkan KPU RI.

Berdasar nama-nama yang beredar itu, maka tak salah jika di Dapil Sumut II menjadi ‘ajang’ caleg petahana yang akan bertarung lagi, meski tak sedikit nama baru yang masuk dan yang naik kelas seperti Doli Sinomba Siregar (DPRD Sumut).

Sekretaris Partai Gerindra Sumut, Robert Lumbantobing menyebut, sesuai arahan DPP, pada Pileg 2019 pihaknya menargetkan minimal enam kursi dengan dua kursi per dapil. “Ya ada peningkatan target. Dan itu masih realistis buat dicapai,” katanya. Pihaknya masih menunggu komposisi resmi dari DPP terkait nama bacaleg Senayan. “Sebab kewenangan itu ada di pusat. Setelah DCS nanti akan kita sampaikan daftar lengkapnya,” katanya.

Yahdi Khoir, Ketua PAN Sumut mengakui, di samping masih mempertahankan kekuatan petahana, banyak wajah baru yang akan bertarung ke Senayan. Untuk target, pihaknya begitu realistis di mana siap mempertahankan tiga kursi dari dapil Sumut. “Ya, masih (3 kursi),” katanya.

Ia menyebut, ada empat mesin yang akan dihidupkan untuk mendulang suara di Pileg nanti. Yakni infrastruktur, legislatif, bacaleg dan jaringan eksternal. “Untuk mesin infrastruktur sudah kita lakukan konsolidasi hingga tingkat ranting. Juga dari mesin legislatif yang ada, mesin para bacaleg, dan keempat mesin jaringan diluar partai seperti Muhammadiyah dan lainnya. Jika keempat mesin ini bergerak dengan optimal dan sungguh-sungguh, Insya Allah kami bisa pertahankan tiga kursi DPR RI,” katanya.

Sekretaris Partai Hanura Sumut Edison Sianturi juga berpandangan serupa. Di mana secara lengkap dan resmi akan menunggu tembusan dari DPP terkait komposisi bacaleg ini. “Target kita sesuai arahan DPP untuk Sumut bisa memperoleh enam kursi. Artinya tiap dapil bisa mendapat dua kursi,” katanya.

Makanya bacaleg yang ditempatkan juga sebagai ‘calon jadi’, yang mampu memperoleh kursi dan suara partai nantinya. “Ada juga dari keterwakilan perempuan. Cuma itu semua pusat yang nyusun. Kita tidak ada mengusulkan dari sini. Harapan kita tokoh-tokoh dari pusat karena memang mereka stay dan punya jaringan di sana, menjadi pendukung bagi caleg yang ada dibawah,” katanya.

Perang Bintang

Menyikapi persaingan di daerah pemilihan Sumut II ini, pengamat politik dari UMSU Arifin Saleh Siregar menilai, bakal terjadi ‘perang bintang’ di Dapil Sumut 2 ini. Para petahana bakal bersaing mempertahankan kursinya dengan para caleg baru. “Pertarungan caleg di Dapil 2 ini juga cukup ketat. Selain itu, ada dominasi Partai Gerindra. Caleg-caleg yang sudah dikenal luas baik petahana maupun pendatang baru banyak yang ikut bertarung di Dapil tersebut. Lihat saja Gus Irawan dari Gerindra, Saleh P Daulay dari PAN, Iskan Qolba dari PKS, dan  Rambe Kamarulzaman dari Golkar,” kata Arifin kepada Sumut Pos, Kamis (26/7).

Dia juga menyebutkan, munculnya nama Sihar Sitorus yang diusung PDI Perjuangan juga akan menambah sengitnya persaingan di dapil ini. Menurut Arifin, langkah diambil Sihar Sitorus dengan maju sebagai bacaleg di Dapil Sumut 2 ini sudah tempat. Karena, mantan Cawagubsu itu memiliki elaktabiltas baik di Sumut. Dengan begitu, bisa membawa dirinya melenggang ke Senayan pada Pemilu 2019 nantinya.

Ditambah lagi, Sihar juga masih memiliki pendukung yang loyal saat Pilkada Sumut lalu. Hal ini, menjadi poin penting membuat PDIP mencalonkan Sihar Sitorus di Pileg 2019. “Artinya, popularitas dan elektabilitas yang diperolehnya ketika Pilgubsu kemarin bisa menjadi modal besar untuk mengantarkannya menjadi politisi Senayan,” kata Dekan FISIP UMSU itu.

Menurut kacamata politiknya, langkah yang diambil Sihar ini sama seperti para pendahulu yang sebelumnya juga kalah di Pilgubsu tapi sukses melenggang ke Senayan. Seperti Tri Tantonomo, Gus Irawan, dan Fadli Nurzal. “Apalagi, jeda waktu Pilgubsu dengan Pileg tidak begitu lama sehingga memori atau ingatan masyarakat terhadap Sihar masih sangat kuat,” ucap Arifin.

Ditambah lagi, Dapil Sumut 2 ini bias dikatakan sebagai kampung halaman bagi Sihar. Sehingga dia sudah memiliki kantong-kantong suara sendiri. “Dia memang berasal dari salah satu daerah yang masuk Dapil itu, yaitu Tapanuli Utara. Kemudian, aktivitas usaha atau perusahaannya juga berada di kawasa Dapil 2, yakni di Palas dan Paluta,” ungkap Arifin.

Meski begitu, kata Arifin, bukan berarti Sihar dapat dengan mudah melenggang ke Senayan. Karena, selain bersaing dengan bacaleg dari parpol lain, ia juga harus mempu bersaing dengan sesama caleg PDIP. Terutama di sana juga ada nama tokoh elit PDIP, Trimedya Panjaitan.

“Nah, Kalau Trimedya masih maju dari dapil 2, tentu saja persaingan mereka akan ketat. Apalgi prediksi kursi PDIP dari dapil 2 itu paling dapat 1 saja. Artinya, kursi itulah yang akan mereka perebutkan. Makanya, ini menarik untuk ditunggu,” tandasnya.(prn/gus)

Exit mobile version