Site icon SumutPos

Abu Sinabung Selimuti Medan

FOTO: DESI ELVETINA/SUMUT POS
Erupsi Gunung Sinabung terlihat dari dari Desa Lingga, Kabupaten Karo,Rabu, (16/6).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aktivitas Gunung Sinabung yang menyemburkan abu vulkanik setinggi 2,8 kilometer, Kamis (27/7) pagi, memberikan dampak ke Kota Medan. Abu vulkanik ikut menyelimuti ibu kota Provinsi Sumut ini.

Berdasarkan pantuan Sumut Pos, hujan abu vulkanik terlihat turun sejak pukul 12.00 WIB. Abu vulkanik turun hampir di seluruh wilayah Kota Medan menyerupai salju. Akibatnya, gedung, rumah, kendaraan bermotor terkena dampak. Bahkan abu juga terlihat menempel di tubuh pengendara dan pejalan kaki.

“Abu vulkanik mulai turun sekitar pukul 12.00 WIB siang dan menganggu pandangan. Bahkan tadi sempat mengenai mata saya,” ujar Dian, seorang pengendara sepeda motor yang melintas di Jalan Jamin Ginting.

Selain abu warna putih yang menghiasi hingga ke lantai rumah, hawa atau suhu panas juga turut dirasakan. Seperti uang diakui Wendi. “Udara gerah kali. Beda rasanya kalau hanya sekadar panas dari sumber matahari,” katanya.

Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan Syahnan mengatakan, abu vulkanik yang sampai ke Kota Medan dibawa oleh angin yang berhembus di daerah Kabupaten Karo. Karena, tidak mungkin angin di Medan yang membawa abu vulkanik tersebut.

Dia mengutarakan, berdasarkan informasi yang diterima BMKG abu vulkanik tersebut tidak disebabkan oleh guguran awan panas. Artinya, tidak bukan Karena terjadinya letusan.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk prakiraan kondisi cuaca di Kota Medan dalam kondisi cerah berawan dengan suhu 24-34 derajat celcius. Sedangkan, kecepatan angin mencapai 20 km/jam atau knot dengan kelembapan 50-95 persen.

“Prakiraan cuaca di Medan hari ini (kemarin, red) dengan kondisi cerah berawan, akan terjadi juga beberapa hari ke depan (Jumat dan Sabtu). Sejauh ini diperkirakan tidak potensi hujan,” cetusnya.

Sementara, Pegawai Stasiun Meteorologi Kualanamu BMKG Wilayah I Medan, Ellya Manurung menambahkan berdasarkan pengamatan pihaknya pada lapisan udara atas, angin umumnya bertiup dari arah Barat Daya menuju arah Timur Laut. Untuk kecepatan anginnya mencapai 20-45 km/jam.

“Kecepatan angin ini cukup kencang. Arah Timur Laut Gunung Sinabung itu meliputi wilayah Deli Serdang dan termasuk Kota Medan,” ujarnya.

Dua Turis di Puncak Sinabung

Sebelumnya, Rabu (26/7) kemarin, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo mengaku kecolongan terkait keberadaan dua pria di puncak Gunung Sinabung. “Kami merasa kecolongan dengan aksi kedua turis itu. Padahal petugas sudah berjaga di jalur utama menuju Sinabung,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Karo, Natanail Perangin-angin, kepada wartawan.

Aktivitas kedua turis yang belum diketahui identitasnya itu menjadi viral di dunia maya. Dalam video yang diunggah di media sosial Instagram bernama Pixees pada 20 Juli 2017, tampak kedua pria tersebut menginjakkan kaki di puncak Sinabung sembari menerbangkan sebuah drone untuk mengabadikan Sinabung saat tengah erupsi.

Keberadaan kedua pria itu tampak sangat berbahaya. Karena, sewaktu-waktu bisa menyemburkan awan panas dan lava pijar. Dengan itu, pihak BPBD Karo akan mengawasi ketat penjagaan di jalur-jalur tikus yang menjadi akses untuk menuju Gunung Sinabung.

Atas kejadian tersebut, Natanail mengatakan, petugas sudah mendapatkan informasi dari kedua pria tersebut, dan keduanya telah meminta maaf melalui postingan di media sosial mereka.

“Kalau dilihat video itu sudah seminggu yang lalu. Tapi mereka sudah minta maaf dari postingan di media sosialnya. Di mana dia tidak tahu karena dia cari jalan sendiri melalui GPS track dan mereka bawa guide,” tuturnya.

Dia mengimbau seluruh masyarakat dan turis agar memantaui zona merah untuk keselamatan bersama. “Status gunung masih awas dan aktivitas Sinabung masih meningkat serta kita menghimbau untuk tidak mendekati radius 7 Km sektoral, tidak boleh ada aktivitas,” katanya. (ris/bbs/yaa)

 

Exit mobile version