Site icon SumutPos

Agustus, Jokowi ke Sinabung

Aulia SYAHPUTRA/afp photo  DEBU: Pejalan kaki menyeberang jalan di Berastagi yang tertutup debu vulkanik hasil dari muntahan Gunung Sinabung, pada akhir pekan lalu. Aktivitas Gunung Sinabung belum berhenti dan malah meningkat akhir-akhirnya. Direncanakan pada Agustus mendatang Presiden Jokowi kembali mengunjungi lokasi tersebut.
Aulia SYAHPUTRA/afp photo
DEBU: Pejalan kaki menyeberang jalan di Berastagi yang tertutup debu vulkanik hasil dari muntahan Gunung Sinabung, pada akhir pekan lalu. Aktivitas Gunung Sinabung belum berhenti dan malah meningkat akhir-akhirnya. Direncanakan pada Agustus mendatang Presiden Jokowi kembali mengunjungi lokasi tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan kembali mengunjungi pengungsi bencana Gunung Sinabung. Agustus atau dua bulan mendatang jadwal itu ditetapkan. Di saat bersamaan, pada Agustus ini 370 kepala keluarga (KK) pun akan direlokasi.

KARO, SUMUTPOS.CO- Kepastian soal rencana kedatangan Jokowi ditegaskan Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Pandjaitan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karo, Minggu (28/6).  Luhut yang hadir ke Karo didampingi Sekretariat Kabinet (Seskab) Andi Wijajanto diplot untuk melihat langsung percepatan penanganan erupsi Gunung Sinabung dan mengunjungi posko pengungsian.

“Kunjungan ke Karo ini bukan dalam rangka pencitraan. Presdien sangat serius dalam menangani masalah Sinabung. Bahkan presiden dalam waktu dekat ini akan langsung datang ke Karo untuk melihat secara langsung finalisasi apa yang sudah dilakukan pemerintah secara terpadu untuk Sinabungn
Direncanakan Agustus ini Presiden Jokowi akan datang kembali ke Karo,” ujar Luhut.

Lebih lanjut disampaikan Luhut, akan dibentuk satgas yang dipimpin perwira TNI dan dibantu oleh Angkatan Darat untuk menyelesaikan masalah relokasi pengungsi dalam waktu dekat ini. Dalam satgas tersebut akan ada perwakilan dari instansi terkait. Apa yang sudah dibahas sebelumnya di Jakarta akan segera diselesaikan sesegera mungkin. Terkait pendanaan, akan terpusat ke satgas tersebut.

Untuk itu diminta kepada Pangdam I/BB agar segera bekerja menyiapkan segala sesuatunya. Demikian juga dengan Kapoldasu juga agar berpartisipasi untuk memastikan segala dapat berjalan dengan baik. Kepada Surono selaku Kepala Badan Geologi juga harus terus mengupdate data terbaru mengenai Sinabung, sehingga presiden dapat mengetahui perkembangan terbaru. Serta Kamis mendatang Bupati, Pangdam, Surono dan bidang terkait akan melakukan brifing dengan presiden. Hal ini dilakukan untuk mempercepat dan mengetahui masalah serta mengambil jalan keluar atas permasalahan yang ada.

Untuk anak-anak sekolah dan yang sedang kuliah, tidak akan putus kuliah. Pemerintah akan memverifikasi dan memberikan bantuan penuh karena anggaran untuk pendidikan sudah disediakan.

Terkait masalah lahan pertanian untuk pengungsi yang akan direlokasi ke Siosar, pemerintah juga akan mengambil alih 6.000 hektar lahan dan sebagian dari lahan ini akan disiapkan untuk lahan pertanian para pengungsi.

Luhut mengingatkan Bupati Karo dan jajarannya agar melaksanakannya dengan baik, tidak main-main karena Pemerintah pusat akan mengawasi dan memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai koridornya.

Bupati Karo Terkelin Brahmana dalam laporannya menyatakan erupsi Gunung Sinabung membawa empat dampak yaitu debu vulkanik yang mengenai pengungsi dan lahan pertanian, adanya pengungsi di posko-posko di Kabanjahe dan sekitarnya, lahan pertanian yang berada di bawah radius 7 km yang terkena erupsi, dan lahan relokasi pengungsi yang masih dalam proses.

Pemkab Karo tidak mampu menanggulangi penanganan erupsi Gunung Sinabung, sedangkan BNPB Karo masih berusia 1 tahun. Bupati Karo berharap pemerintah pusat dapat membantu Pemkab Karo dalam percepatan penangananan erupsi Gunung Sinabung.

Sedangkan Danrem 023/KS Kol. Fachri melaporkan bahwa saat ini ada 11 desa yang diungsikan dan TNI sudah membuat pos-pos dan portal untuk menjaga agar warga tidak masuk ke dalam zona merah Sinabung. Hingga saat ini ada 10 posko pengungsian dengan jumlah pengungsi saat ini 10.645 jiwa.

Terkait dengan posko-posko pengungsian ini, Danrem meminta agar tempat pengungsian agar jangan dibuat terlalu jauh dengan desa para pengungsi dan relatif aman sehingga proses evakuasi dekat jika evakuasi dilakukan di tengah malam dan anak sekola tidak akan susah bersekolah karena tidak jauh dari posko.

Sementara itu relokasi pengungsi, untuk saat ini ada 3 desa (Bekerah, Simacem dan Sukameriah) dengan total 350 rumah. Saat ini masalah yang dihadapi adalah jalan lingkungan yang belum ada, fasilitas seperti listrik, air dan MCK juga belum ada dan paling utama adalah lahan pertanian yang juga masih belum ada sehingga pengungsi belum mau pindah ke Siosar. Padahal sudah 103 rumah yang sudah diserahkan kepada pengungsi untuk ditinggali.

Untuk semua fasilitasi umum seperti jalan, listrik, air dan MCK yang ditangani instansi pusat, sudah beberapa kali dilakukan peninjauan namun hingga saat ini belum ditindaklanjuti sehingga menyulitkan para pengungsi dan tentara dalam bekerja.

Fachri juga meminta agar dalam proses pencairan dana agar dana yang diberikan tidak bertahap seperti memberikan dana kepada kontraktor karena TNI bukan kontraktor. Untuk saat ini dana yang sudah diterima berkisar 24 miliar.

Pantauan Sumut Pos, saat kembali dari Siosar, Luhut dan rombongan melihat langsung erupsi Gunung Sinabung. Gunung itu seakan menunjukkan memberi isyarat bahwa bahwa Karo memang butuh perhatian.

Sebelumnya, BNPB pasang target, paling telat 31 Agustus 2015, pelaksanaan relokasi tahap pertama pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung sudah bisa dilaksanakan. Relokasi tahap pertama ini terdiri 370 KK dari Desa Sukameriah, Simacem, dan Bekerah.

Deputi Bidang Penanggulangan Darurat BNPB Tri Budiarto menyebutkan data perkembangan pembangunan rumah hunian untuk relokasi dimaksud, yang sudah kelar. “Sebelumnya sudah 112 unit, ini sudah jadi lagi 128 unit. Itu nanti untuk yang dari tiga desa,” ujar Tri Budiarto kepada koran ini di Jakarta, kemarin (28/6).

Dengan demikian, total yang sudah jadi 240 unit rumah. Sisanya lagi, yang khusus untuk 370 KK itu, akan dikebut dan ditargetkan selesai Agustus. “Diharapkan untuk yang 370 KK itu bisa diserahterimakan 31 Agustus. Saat ini saja sudah ada 50 yang sudah terima kunci,” ujar Tri.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho pernah menyebutkan, ada 2.053 KK (6.179 jiwa) warga Sinabung yang tinggal di hunian sementara.

Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah sejak Juni 2014 hingga sekarang. Mereka berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kuta Tonggal, Berastepu, Gamber, dan Kuta Tonggal. Nantinya 2.053 KK (6.179 jiwa) ini akan direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Relokasi tahap pertama adalah 370 KK dari Desa Sukameriah, Simacem, dan Bekerah. Kebutuhan anggaran untuk relokasi 370 KK adalah Rp141,3 miliar.  Sedang relokasi tahap kedua yaitu 1.683 KK dari empat desa yang lain, dibutuhkan dana Rp522 miliar.

Bagaimana dengan relokasi tahap kedua, terhadap 1.683 KK? Tri Budiarto blk-blakan mengaku tidak tahu kapan relokasi tahap kedua dilakukan. Dia berdalih, semua itu tergantung dari siap tidaknya ketersediaan lahan. Mengenai lahan, menurutnya, tergantung dari Pemkab Karo dan juga Kementerian Kehutanan, yang punya kewenangan melepaskan lahan hutan untuk kawasan relokasi.

“Punya uang tapi tak punya lahan, ya tetap saja nggak bisa, sedang BNPB tidak punya kewenangan melepaskan lahan,” ujar Tri.

Di sisi lain, bantuan kepda pengungsi terus mengalir. Pda Sabtu (27/6) lalu, bantuan diberikan Panglima Kodam I/BB, Mayjen TNI Edy Rahmayadi bersama Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah I/Bukit Barisan Ny Nawal Edy Rahmayadi, Sabtu (27/6). Bantuan diberikan pada 3 posko pengunsian, yaitu posko Balai Desa Batu Karang Kecamatan Payung, Posko Gudang Jeruk di Desa Surbakti Kecamatan Simpang Empat, Desa Tongkoh Kecamatan Dolah Rakyat dan Desa Batu Karang Kecamatan Payung.

“ Para pengungsi agar sabar dalam menghadapinya. Pemerintah terus berusaha semaksimal mungkin untuk membantu para pengungsi, “ ungkap Pangdam singkat kepada Pengungsi singkat.

Diketahui, bantuan yang disampaikan Pangdam I/BB berupa masker, sajadah, mukenah, pempers bayi, obat tetes mata, papan catur, susu bubuk, tikar plastik, mainan anak-anak serta air mineral. Selain itu, di Kecamatan Tiga Nerket rencananya juga akan dibangun Jembatan Perbaji. Setelah berkunjung dan menyampaikan bantuan pada pengungsi, Pangdam juga meninjau langsung lokasi pemantau pos Gunung Sinabung yang berada di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo.

Di hari yang sama PT Kereta Api Divre I Sumut-Aceh juga menyalurkan  bantuan yang disampaikan langsung oleh Vice President CSR PT KAI Pusat Muhammad Pakih Fazarun didampingi oleh Kepala Divre I Sumut-Aceh, Saridal ke dua titik posko pengungsian yang berbeda.

Lokasi pengungsian pertama yang dikunjungi PT KAI berada di Pokso Gedung Serbaguna Moderamen GBKP yang beralamatkan di Jalan Maryam Ginting No 3 Kabanjahe. Di tempat ini, perusahaan plat merah itu memberikan satu ton beras, serta kebutuhan sandang pangan lainnya. Selanjutnya, PT KAI mendatangi dan memberikan bantuan serupa kepada pengungsi yang berada di Posko  Sempa Jaya yang berlokasi di Desa Peceren Kecamatan Brastagi.

Vice President CSR PT KAI Pusat, Muhammad Pakih Fazarun mengatakan bantuan yang diberikan kepada korban pengungsi letusan gunung sinabung berasal dari dana CSR. Sebelum memberikan bantuan ini, dia mengaku pada 2013 silam, PT KAI juga melakukan hal yang sama yakni memberikan bantuan kepada korban letusan gunung sinabung. (des/sam/ain/dik/rbb)

Exit mobile version