Site icon SumutPos

Kembang Api Meledak dan Menghantam Pengunjung… Panikk!

Foto: Joko Gunawan/PM Korban kembang api meledak dirawat di RSUD Rantauprapat.
Foto: Joko Gunawan/PM
Korban kembang api meledak dirawat di RSUD Rantauprapat.

RANTAUPRAPAT, SUMUTPOS.CO– Pesta kembang api di halaman Vihara Buddha Shanti berbuah pahit. Di antara meriah pesta, berubah panik. Entah bagaimana, satu dari tiga buah kembang api ukuran jumbo meledak di tanah dan menghantam pengunjung.
 Rangkaian acara pelaksanaan Jamu Laut tersebut digelar pukul 19.00 Wib Rabu (27/7). Dampak ledakan di vihara ini berada di jalan Ahmad Yani Dusun V Kelurahan Sei Berombang Panai Hilir itu, setidaknya 30-an warga menderita luka bakar, lima diantaranya di rujuk ke RSU Medan.
 Sisanya, dirawat di RSUD Rantauprapat dan Puskesmas Panai Hilir. Selain patah-patah, korban yang merupakan warga setempat tersebut, menderita luka bakar dan luka lecet. Ganti (40), saat menemani suaminya Juhri, yang merupakan korban, mengaku tidak tahu menahu peristiwa tersebut.
 “Tahunya dihubungi, itupun suami saya sudah di Puskesmas,” aku Ganti yang ditemui disalah satu ruangan Kelas III RSUD Rantauprapat.
 Senada dengan Ahmad Fadli Nasution, seorang korban yang dirawat berdampingan. “Gak tahu juga awalnya. Pala tiba-tiba ada suara ledakan sangat keras dan ada benda yang menghantam kaki kiriku, akupun terkapar. Aku di luar vihara saat itu, pas jalan-jalanlah,” katanya.
 Ternyata, pesta kembang api malam itu tak memiliki izin. Kapolres Labuhanbatu AKBP Teguh Yuswardhie mengatakan, untuk kegiatan upacara keagamaan telah memiliki izin.
 “Namun pesta kembang api malam itu tidak dalam bahagian izin yang diberikan,” kata Teguh Yuswardhie, Kamis (28/7) yang ditemui di Mapolres.
 Diterangkan, malam itu di halaman vihara, terdapat tiga buah kembang api yang akan dipasang. Aksi pertama kembang api tipe 600 tembakan berjalan aman. Selanjutnya kembali dipasang kembang api dengan tembakan 160 kali dan itupun berjalan aman.
 Namun naas, saat dipasang kembang api dengan 100 tembakan, disitulah terjadi ledakan hebat yang mengakibatkan belasan warga luka bakar. “Insiden itu mengakibatkan 26 korban, diantaranya luka berat 13 orang dan sisanya luka ringan dan kesemuanya sudah dirawat serta sebahagiannya sudah pulang,” papar Teguh Yuswardhie.
 Sampai kini, pihak penyidik masih melakukan penyelidikan terkait meledaknya kembang api itu. Panitia, pengurus, anggota upacara keagamaan serta sejumlah warga telah dimintai keterangan. “Kami sudah lidik, pesta kembang api bukan merupakan bagian upacara dan itu merupakan acara tambahan. Belum ada tersangka, nanti setelah ada dua alat bukti, baru ditetapkan,” katanya.
 Kapolres Teguh Yuswardhie lebih jauh mengatakan, temuan di lapangan terkait pecahan kembang api juga telah dikirim ke Labfor Polda Sumut guna memastikan penyebab meledaknya kembang api. “Setelah ada hasil tim Labfor Polda Sumut, baru dapat kita simpulkan apa kesalahan dan tersangkanya. Mungkin dua hari ini baru kita peroleh hasil itu,” aku AKBT Teguh Yuswardhie.
 Ledakan kembang api yang terjadi sekitar 10 meter dari kantor Mapolsek Panai Hilir itu, 26 korban mengalami luka bakar. Kapolres Teguh Yuswardhie menambahkan, panitia upacara keagamaan tersebut mendapatkan kembang api dari At, warga Medan.
 “Dari Medan lalu dibawa ke Sei Berombang untuk disumbangkan kepada Har, selaku ketua panitia dalam kegiatan itu. Dampak peristiwa itu, kita membatalkan upacara bakar tongkang yang direncanakan pagi tadi,” imbuhnya Teguh Yuswardhie.
 Akibat ledakan dari kembang api berdurasi 100 tembakan tersebut, juga berdampak ke kantor Mapolsek Panai Hilir. “Selain dinding dan fasilitas vihara, kantor Mapolsek Panai Hilir juga terimbas. Hampir semua kaca depan di kantor itu pecah dan ada kerusakan lain,” katanya. (cr-1/yaa)

Exit mobile version