Site icon SumutPos

Sumut Posisi 5 Angka Kematian Ibu Dan Bayi

Silaturahim Jajaran Kesehatan di Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara, Jalan Sudirman No.41 Medan, Minggu (27/11) malam.
Silaturahim Jajaran Kesehatan di Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara, Jalan Sudirman No.41 Medan, Minggu (27/11) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO  – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) HT Erry Nuradi mengharapkan program kesehatan yang telah berjalan baik harus dilanjutkan dan ditingkatkan menjadi lebih baik, termasuk program penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di Sumatera Utara. Upaya penyuluhan hingga penanganan diminta bisa dilaksanakan semaksimal mungkin.

Menurut data, enam provinsi di Indonesia dengan angka kematian ibu dan anak tertinggi, yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. “Jangan sampai terhenti, program kesehatan ini harus terus dilanjutkan khususnya di Provinsi Sumatera Utara. Tindakan nyata program kesehatan ibu dan anak harus menjadi perhatian penting,” sebut Gubernur dalam sambutannya pada Silaturahim Jajaran Kesehatan di Rumah Dinas, Jalan Sudirman No.41 Medan, Minggu (27/11) malam.

Hadir pada kesempatan tersebut Plt Kadis Kesehatan Sumut Agustama, Provincial Senior Advisor Program USAID EMAS Provinsi Sumatera Utara dr. Hj. Fatni Sulani, DTMH, MSi, Senior Program Manager Program USAID EMAS Damaryanti Suryaningsih MKes, Para Asisten, Staf Ahli dan Kepala SKPD Sumut, para Direktur Rumah Sakit Pemerintahan maupun swasta, para ketua yayasan, institusi pendidikan Sumut, Para Ketua Organisasi Profesi Bidang Kesehatan, serta jajaran Dinas Kesehatan se-Sumut.

Erry menyebutkan sosialisasi, penyuluhan hingga upaya penanganan kesehatan yang baik bagi masyarakat terus diupayakan semaksimal mungkin. “Malam ini merupakan hari bersejarah dimana semua unsur profesi kesehatan di Sumut berkumpul. Dan ini untuk pertama kalinya. Silaturahmi ini juga menurut merupakan pertemuan yang sangat penting dimana semua yang hadir disini duduk bersama membicarakan hal yang sangat penting dalam kehidupan kesehatan seluruh masyarakat khususnya di Sumatera Utara,” sebut Erry.

Dirinya mengharapkan agar ada aturan yang mempertegas terkait tugas provinsi dan kabupaten/kota di bidang kesehatan. “Sehingga kinerja masing-masing dapat diukur. Tidak terjadi tumpang tindih terkait tugas antara provinsi dan kabupaten/kota,” sebut Erry.

Gubernur juga mengajak semua stakeholder yang ada untuk bersinerji dalam peningkatan pelayanan kesehatan. Karena masih banyaknya masyarakat khususnya Sumatera Utara yang masih berobat ke luar negeri yang merupakan tetangga dekat seperti Malaysia dan Singapura.

Apalagi saat ini telah memasuki Masyarakat Ekonomi Asean. Oleh karenanya perlu peningkatan kompetensi di bidang kesehatan. Diperlukan badan akreditasi atau sertifikasi guna peningkatan kualitas tenaga kesehatan khususnya di Sumatera Utara. “Kualitas tenaga kesehatan khususnya yang ada di Sumut tidak hanya diakui di tingkat daerah atau Nasional namun di tingkat Asean paling tidak,” ujar Erry.

Karenanya pada pertemuan seperti ini diharapkan bisa duduk bersama untuk membentuk semacam badan akreditasi di bidang kesehatan. Sehingga semua ada standarnya apalagi kita terus dihadapkan pada persaingan global yang semakin hari semakin tajam. “Tidak ada kata lain kita harus mempertajam kompetensi dan kemampuan kita dibidang kesehatan khususnya untuk Sumatera Utara,’’ tutur Erry lagi.

Dikesempatan itu Gubernur mengatakan bahwa Sumut tidak boleh berpuas diri dengan angka kesehatan yang lebih baik dari level nasional. Sangat baik bila asiosiasi profesi kesehatan bisa punya sumber data. Untuk kita bisa tahu, kekuatan, kelemahan, kesempatan, serta target, terutama di bidang kesehatan. “Momen ini kita manfaatkan untuk kesehatan masyarakat kita, demi Sumatera Utara yang makin paten,” tandas Erry.

Sementara, Provincial Senior Advisor Program USAID EMAS Provinsi Sumatera Utara dr. Hj. Fatni Sulani mengatakan Program peningkatan kesehatan ibu dan anak baru lahir Expanding Maternal and Newborn Survival (Emas) yang dicanangkan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) mulai dilaksanakan di enam provinsi di Indonesia.

Untuk Sumatera Utara, program ini telah diresmikan sejak 22 Pebruari 2012. “Tanpa terasa Program EMAS (Expanding Maternal andNeonatal Survival) akan memasuki tahun terakhir implementasi di Provinsi Sumatera Utara,” ujar Fatni.

Sejak diresmikan di Provinsi Sumatera Utara, lanjutnya, Program EMAS saat ini sudah berjalan di lima kabupaten dan dua kota yaitu, Kabupaten Deli Serdang, Asahan, Langkat, Labuhan Batu, Kota Medan dan Sibolga serta Kabupaten Mandailing Natal sebagai kabupaten phase 3 (terakhir) didampingi oleh Program EMAS.

Untuk mencapai target pendampingan fasilitas EMAS, pada periode Phase 3 ini Program EMAS Sumut akan menambah fasilitas dukungan yaitu 3 Rumah Sakit Swasta di Kabupaten Deli Serdang, 2 puskesmas di Asahan, 6 puskesmas di Labuhan Batu, 1 rumah sakit dan 3 puskesmas di Langkat.

Selanjutnya dari 9 wilayah prioritas di Provinsi Sumatera Utara ada 5 kabupaten yang menyatakan komitmen untuk mengimplementasikan Program EMAS dalam rangka penyelamatan dan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir. “Diharapkan program ini dapat di implementasikan di semua kabupaten/kota yang ada di Sumut. Ini untuk Provinsi Sumatera Utara yang lebih sehat dan makin Paten,” ujar Mantan kadis Kesehatan Sumut yang menjabat hingga 11 Tahun.

Ketua Panitia Agustama mengatakan pertemuan ini diinisiasi dalam rangka komitmen Pemprov Sumut khususnya di bidang kesehatan bekerjasama dengan stakeholder bidang kesehatan dalam peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. “Diharapkan dukungan dari Bapak Gubernus untuk peningkatan pelayanan kesehatan agar lebih baik ke depannya, khususnya di Provinsi Sumatera Utara,” ujar Agustama yang juga Plt Kadis Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Dalam silaturahim tersebut, Erry Nuradi juga berkesempatan menandatangani Komitmen bersama Program Emas Keberlanjutan Gerakan Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir di Provinsi Sumatera Utara bersama Provincial Senior Advisor Program USAID EMAS Provinsi Sumatera Utara dr. Hj. Fatni Sulani. (bal)

Exit mobile version