Site icon SumutPos

Penyekatan Nias Bisa Diperpanjang jika Setelah 14 Hari Penyebaran Covid-19 Tak Berkurang

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menyatakan, penyekatan Kepulauan Nias akan diperpanjang jika setelah 14 hari nanti, justru angka orang yang terpapar korona di sana semakin bertambah.

“Kita berharap (melalui penyekatan) benar-benar teratasi. Baik orang-orang yang terkonfirmasi dan pasien bisa penyembuhan maksimal. Kita lihat dulu, jika itu tidak terselesaikan kita perpanjang,” katanya menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubsu, Jl. Sudirman Medan, Selasa (29/9)n

Ia mengungkapkan, hingga kemarin tingkat penyembuhan pasien Covid-19 Sumut sudah mencapai 64 persen. Sedangkan dari skala nasional, pada kategori itu sudah mencapai 73 persen. “Ini yang kita berusaha kejar tingkat penyembuhan itu,” katanya.

Edy juga mengatakan, melalui penyekatan Kepulauan Nias yang sudah berjalan satu minggu ini, telah terjadi penurunan kasus positif Covid-19 di wilayah dimaksud. “Sangat menurun. Kemarin (Senin) hanya 83 orang yang kena dari minggu yang lalu itu 200 orang. Begitu drastisnya (di Nias) itu turun,” pungkasnya.

Komandan Satuan Tugas Khusus Penanganan Covid-19 Kepulauan Nias, Kolonel Inf Fabriel Buyung Sikumbang, sebelumnya juga menyampaikan hal senada. Kata dia, dari 106 kasus positif covid sebelum penyekatan dilakukan, terungkap 54 orang dinyatakan negatif berdasarkan hasil rapid dan swab test.

“Waktu kami memulai operasi ini, sudah pegang data pasien yang terpapar di Nias baik hasil swab ataupun hasil rapid positif. Sampai sekarang sudah dilakukan untuk 299 orang (swab dan rapid), dan hasil yang keluar sekitar 54 orang (negatif),” ujarnya menjawab wartawan, Senin (28/9).

Hingga kini penyekatan Kepulauan Nias masih berjalan baik melalui jalur udara dan laut. Setiap penumpang melalui kedua jalur itu, wajib menunjukkan surat keterangan hasil swab covid negatif. “Ya, sejauh ini saya melihat masyarakat masih mematuhi aturan itu. Baik penumpang dari laut maupun udara, mereka semua menyertakan surat bebas covid melalui swab tersebut,” ujarnya.

Begitupun dengan pengiriman logistik, kata Fabriel, sejauh ini tidak ada masalah. Contoh dari Sibolga masuk ke Nias, meski loading barang masuk ke kapal namun sopir tidak ikut masuk. “Jadi tidak ada kendala dan hambatan apapun untuk jalur pengiriman logistik yang masuk ke Nias,” katanya.

Isolasi terhadap penumpang setelah diperiksa terbukti terpapar covid pun, tetap diberlakukan pihaknya. Termasuk bagi penumpang yang coba mencuri-curi dengan tidak membawa hasil swab negatif covid. “Namun sejauh ini tidak ada. Sejauh mereka membawa surat swab, berarti tidak ada namun tetap kami karantina. Tetapi ada juga yang mencoba mencuri-curi masuk tidak membawa surat swab. Ini yang kita lakukan pemeriksaan,” katanya.

Bahkan mengenai jumlah yang terpapar Covid-19 sejak isolasi Nias diberlakukan, ia mengamini tidak terlalu banyak. Sebab sejak penyekatan juga dilakukan, mobilisasi orang ke Nias tidak terlalu banyak. Pihaknya menilai, orang juga sudah membatasi perjalanan sejak kebijakan dimaksud diterapkan di Nias. “Waktu mereka di swab, mereka kita karantina. Jika nanti hasilnya sudah keluar dan negatif, kami akan kembalikan ke rumah mereka masing-masing. Dan untuk kamar atau ruangan isolasi, tetap dipakai. Sebab tidak hanya untuk pasien positif, juga yang sudah di swab sampai menunggu hasilnya,” ujarnya.

Sedangkan mengenai bantuan alat-alat PCR di RSUD Gunung Sitoli, imbuh dia beberapa alat sudah dikirim ke RS tersebut. “Tapi saya belum cek lagi ke sana alat apa saja yang sudah sampai itu,” pungkasnya.

Nias Barat Zona Kuning, Nias Utara Masih Oranye

Pemerintah Pusat mengumumkan daerah yang berhasil menekan risiko penularan Corona (Covid-19), yakni dari zona oranye ke zona kuning. Dilaporkan, ada 29 kabupaten/kota yang berhasil turun ke zona kuning, satu diantaranya Kabupaten Nias Barat, Provinsi Sumut. “Ada 29 kabupaten/kota yang berhasil menurunkan risikonya dari zona oranye ke zona kuning, ,” kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, Selasa (29/9).

Wiku mengatakan pada minggu lalu, Satgas Covid-19 juga mengingatkan 10 kabupaten/kota yang hampir menekan tingkat risiko penyebaran Corona ke tingkat sedang (zona kuning). Namun hanya dua kabupaten/kota yang berhasil. “Kami apresiasi kepada Puncak Jaya Papua dan Lampung Utara yang berhasil menekan risiko penularan sehingga berpindah ke zona kuning. Mohon ini dipertahankan, dan ada delapan kabupaten/kota yang minggu lalu kami sebutkan, namun belum dapat menurunkan risiko penularannya dari zona oranye ke zona kuning,” kata Wiku.

Delapan daerah yang dimaksud adalah Nias Utara (Sumut), Mebrat (Papua Barat), Halmahera Barat (Maluku Utara), Bulukumba (Sulawesi Selatan), Minahasa Tenggara (Sulawesi Utara), Sukamara (Kalimantan Tengah), Yalimo (Papua), dan Sinjai (Sulawesi Selatan).

“Mohon agar daerah ini agar dapat meningkatkan penanganan COVID-nya, dan sekali lagi tolong berkoordinasi dengan pemerintah pusat, khususnya Kemenkes dan Satgas COVID-19 agar mendapat bantuan dalam rangka meningkatkan zonasinya menjadi lebih baik,” ungkapnya. (prn/dtc)

Exit mobile version