Site icon SumutPos

Puasa Bukan Alasan untuk Menurunkan Kinerja

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos_
Gubernur Sumatera Utara, Erry Nuradi makan sahur bersama keluarga di kediamannya Jalan Teuku Daud Medan, Selasa (30/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sumut Pos kembali melanjutkan program tahunan di Bulan Ramadan, Sahur Bersama Tokoh. Selasa (30/5) dini hari, Tim Sahur Sumut Pos berkesempatan makan sahur bersama Gubernur Sumut HT Erry Nuradi di rumah dinasnya, Jalan Tengku Daud, Medan. Dari meja makan sederhana, beberapa perbincangan ringan mengisi suasana menjelang waktu imsyak sembari menyantap hidangan.

Mulai dari dinamika politik di Sumut, evaluasi kinerja di internal pemerintahan selama masa kepemimpinannya sebagai gubernur defenitif selama setahun, hingga analisis sosial politik bagaimana peluang pada Pilgub 2018 mendatang.

Erry pun mengklarifikasi, ternyata dinamika atau perdebatan tentang yel-yel Sumut Paten yang sering menjadi tagline di berbagai media massa maupun media sosial, bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan. Sebab untuk membuatnya, tidak perlu ada peraturan kepala daerah baru bisa menghadirkannya di masyarakat. Selain itu, tagline dimaksud kemudian dibuktikan dengan program di sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang memang cenderung menggunakan istilah ‘Paten’.

“Bukan hanya Sumut, daerah lain kan juga pakai yel-yel atau jargon. Apalagi harusnya RPJMD Sumut itu direvisi menyesuaikan program Pemerintah Pusat. Tetapi pertimbangannya, sekarang ini tahun politik,” ujar Erry yang tidak mau hal ini menjadi perdebatan yang tidak substansial.

Perbincangan ringan berlanjut pada bagaimana dirinya menekankan kepada seluruh SKPD untuk bisa memaksimalkan program yang sudah disusun sedemikian rupa. Langkah evaluasi kinerja menjadi catatan bagi Erry menilai, sejauh mana sudah upaya jajarannya itu melaksanakan visi misi guna mewujudkan cita-cita Sumut Sejahtera dan Paten. Bahkan dirinya sempat memberikan peringatan kepada pimpinan instansi di Pemprov Sumut soal reward and punishmen.

Selanjutnya, diskusi mulai mengarah ke dinamika politik menjelang masuknya tahapan Pilgub Sumut yang kemungkinan akan dimulai beberapa bulan lagi. Disebutkan Erry, ada beberapa nama yang muncul dipermukaan dengan slogan dan gaya masing-masing. Tetapi untuk bisa mendapat tempat di mata masyarakat, ada ukuran penilaian yang biasanya dilihat dari hasil survey. Ukuran ini kemudian menjadi pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan (partai politik) sebelum menentukan siapa yang akan diusung sebagai calon atau pasangan calon.

Erry kemudian menyatakan, semua partai politik (parpol) ingin memperoleh kemenangan di Pilkada. Sehingga sebelum menentukan pilihan, ada tiga pertimbangan yang menurutnya digunakan dalam mengukur sejauh mana peluang memperoleh hasil maksimal di pesta demokrasi, yakni popularitas, akseptabilitas serta elektabilitas. Meskipun penentuan berada pada penilaian terakhir, namun dua faktor lainnya juga tidak kalah penting.

“Makanya kalau artis itu sangat mudah mengangkat namanya, karena sudah dikenal masyarakat. Bahkan saya yang sering turun ke masyarakat saja masih belum cukup rasanya. Makanya partai akan juga melihat pertimbangan itu,” sebut Erry.

Didampingi sang Istri, Evi Diana Erry yang menjabat Ketua TP PKK Sumut serta kedua anaknya Tengku M Ryan Novandi dan Tengku Muhammad R Riadhi, Tengku Erry yang juga Ketua DPW Nasdem Sumut mengakui, capaian yang selama ini diperoleh, seakan menjadi standard untuk melaksanakan kerja ke depan lebih dari sekarang. Sehingga jika seorang kepala daerah mencalonkan kembali untuk periode selanjutnya, maka tugas yang diemban akan semakin besar dan berat. Sebab bagaimanapun, baik secara kualitas maupun kuantitas, pencapaian harus lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Untuk menghadapi tugas dan dinamikan yang semakin besar dan kompleks pada masa mendatang, Erry pun mengakui, secara fisik, banyaknya kegiatan tentu membuat dirinya harus tetap menjaga stamina dan kesehatan selama bekerja. Terlebih lagi pada masa puasa ini, harus ada keseimbangan antara kerja dan istirahat yang cukup. Meskipun begitu, puasa bukan merupakan alasan baginya untuk menurunkan kinerja. Apalagi selama sebulan penuh, setiap tindakan dan perkataan baik adalah ibadah yang mendapat nilai khusus dari Allah SWT.

Usai berbincang ringan, Erry pun menutup pembicaraan dengan informasi perolehan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (LHP-BPK) Pemprov Sumut untuk yang ketiga kalinya. Tentu capaian tersebut menjadi tugasnya untuk bisa mempertahankan opini serupa pada tahun mendatang. (*)

 

Exit mobile version