Site icon SumutPos

Pemkab Langkat Ikut Hadiri Evaluasi Percepatan Stunting di Sumut

istimewa SALAM: Wakil Gubernur Sumut, H Musa Rajekshah didampingi Sekda Langkat, Amril bersalaman dengan ASN dari Kabupaten Langkat pada acara Evaluasi Pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting melalui Sinergitas dan Kolaborasi Tim Percepatan Penurunan Stunting dengan Mitra Kerja Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota, di Medan, Senin (29/5).

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Bupati Langkat H Syah Afandin SH diwakilkan Sekdakab Langkat, Amril menghadiri Evaluasi Pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting melalui Sinergitas dan Kolaborasi Tim Percepatan Penurunan Stunting dengan Mitra Kerja Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota, di Medan, Senin (29/5).

Forum konsolidasi percepatan penurunan stunting dan rembuk stunting provinsi sumatera utara tahu 2023. Di hadiri langsung Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, DR.H. Rahmat Shah selaku Ketua PMI Provinsi Sumut

Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah mengatakan stunting ini menjadi salah satu target utama dari pemerintah pusat sampai tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk diturunkan.

“Penurunan stunting di sumatera utara dapat kita wujudkan tidak bisa kita kerjakan sendiri sendiri, karna kita punya target 2024 18% dari tahun kemaren 21.1 %. Kita harapkan dengan bekerja sama kita dapat melakukan penurunan stunting kedepannya,” ujarnya.

Sekdakab Langkat mengatakan Pemkab Langkat akan terus dan selalu serius dalam upaya penurunan angka stunting. “Kami Pemkab Langkat akan bekerjasama dengan semua pihak, dan mengikuti instruksi pemerintah provinsi dan pusat dalam menekan angka stunting,” tandasnya.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, Sp.O.G. (K) melalui live zoom, mengatakan sesuai arahan presiden dan penurunan stunting tahun 2007- 2022 dan target penurunan 2023 -2024, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa target penurunan angka gagal tumbuh atau stunting sebesar 14 % harus dapat dicapai pada tahun 2024 mendatang.

Stunting masih menjadi masalah besar yang harus segera diselesaikan di Tanah Air. Apalagi stunting dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia sebuah negara, bukan hanya berdampak kepada kondisi fisik anak, melainkan juga kesehatan hingga kemampuan berpikir anak.

“Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah nanti rendah kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menekankan pentingnya asupan gizi yang diberikan kepada ibu hamil dan juga bayi. Presiden meminta jajaran Kementerian Kesehatan untuk menghentikan pemberian biskuit dan menggantinya dengan makanan tinggi protein bagi ibu hamil dan bayi melalui puskesmas dan posyandu.

Juga menekankan pentingnya penyuluhan dan pemberian edukasi bagi masyarakat mengenai makanan dan gizi untuk anak. Presiden tidak ingin kasus seorang ibu memberikan minum kopi saset kepada bayinya kembali terjadi di Indonesia. (rel/ram)

Exit mobile version