Site icon SumutPos

Delay Lima Flight, Lion Air Belum Disanksi

Foto: Net Direktur Umum Lion Air Edward Sirait.
Foto: Net
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Untuk kesekian kali menejemen PT Lion Air Mentari Airlines dipanggil oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kali ini pun pemanggilan masih terkait masalah yang sama: delay berkepanjangan.

Manajemen Lion Air tiba di kantor Kemenhub kemarin sekitar pukul 10.00. Direktur Umum Lion Air Edward Sirait langsung mewakili menejemen Lion Air saat menghadap Menhub Budi Karya Sumadi (BKS).

Dalam pertamuan sekitar tiga jam itu, BKS meminta penjelasan detil soal penyebab keterlambatan lima penerbangan Lion Air, Minggu (31/7). Yakni, JT 650 rute Cengkareng-Lombok, JT 630 rute Cengkareng-Bengkulu, JT 590 rute Cengkareng-Surabaya, JT 582 rute Cengkareng-Surabaya, dan JT 526 rute Cengkareng-Banjarmasin. Akibat delay lebih dari empat jam ini, ratusan penumpang sempat meluapkan emosi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten.

Setelah pertemuan, Kemenhub belum menjatuhkan sanksi pada maskapai berlogo kepala singa merah itu. Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenhub Hemi Pramurahardjo menuturkan, sanksi tidak bisa serta merta diberikan. Kemenhub perlu menyelidiki lebih mendalam tentang penyebab delay panjang tersebut. Sebab, banyak aspek yang berperan dalam menyebabkan delay ini. Seperti masalah SDM, ATC dan faktor-faktor lainnya.

”Oleh karenanya, perlu duduk bersama. Dengan begitu, diketahui permasalahnnya apa dan diselesaikan bersama,” tuturnya dalam temu media, di Kemenhub, kemarin (2/8).

Kendati begitu, pihaknya enggan dibilang melunak dan menganakemaskan Lion Air. Hemi menegaskan, pihaknya sebagai regulator tentu selalu mengedepankan masalah keselamatan, keamanan dan kenyamanan. ”Kita berikan sanksi tegas saat kejadian serupa Mei lalu. Mereka dilarang mengajukan rute baru. Pihak maskapai pun kita wajibkan membayar kompensasi keterlambatan sesuai dengan aturan yang ada,” tegasnya.

Di tempat sama, Edward mengatakan, telah membeberkan secara detail penyebab keterlambatan pada BKS. Meski tidak memperinci, pria yang akrab disapa Edo itu memberi gambaran penyebab delay panjang ini. Salah satunya, terkait penumpang tidak check in sesuai waktu dan masalah cuaca. ”Ada banyak faktor. Baik yang controllable maupaun uncontrollable. Untuk yang teknis, sudah kita evaluasi sejak Mei lalu,” ungkapnya. Banyak perubahan yang dilakukan oleh pihaknya termasuk penambahan waktu di ground. Hingga akhirnya on time performance Lion Air naik dari 73 persen menjadi 80 persen.

Kendati begitu, lanjut dia, masalah performance ini sangat dinamis. Pihaknya pun tidak bisa menjamin tak ada delay lagi yang terjadi pasca perbaikan yang dilakukan. ” Mohon maaf saya bukan Tuhan. Yang menjamin hanya Tuhan. Namun kami usaha utnuk perbaiki diri,” katanya.

Disinggung soal sanksi, Edo mengaku terus patuh pada ketetapan regulator. Pihaknya akan menjalankan ketentuan dan rekomendasi sesuai dengan aturan yang ada.

Sementara itu, dampak dari kasus dalay ini, Kemenhub turut meminta pihak Angkasa Pura (AP) I untuk memanjangkan jam operasional Bandara lntemasional Juanda, Surabaya. Menhub BKS meminta agar bandara buka hingga pukul 24.00 WIB.

Seperti diketahui, saat ini Bandara ditutup lebih cepat menjadi pukul 22.00 karena ada perbaikan landasan. Hal ini disebut-sebut pula sebagai penyebab keterlambatan penerbangan yang terjadi. Tapi faktanya, belum ada laporan keterlambatan penerbangan maskapai lain hingga saat ini. ”Ini juga permintaan dari maskapai lain. Agar penerbangan terakhir masih bisa dilakukan. Bukan hanya karena itu,” elak Hemi. (mia/agm/jpg/ril)

Exit mobile version