BNP Paribas memproyeksi, nilai investasi pembangunan pipa gas yang bisa dihemat keduanya mencapai USD 65 juta per tahun.
“Dengan integrasi ini, kita akan menghilangkan banyak sekali duplikasi investasi. Pertagas itu sebelumnya punya Pertamina yang 100 persen punya negara. Mayoritas saham PGN juga sebelumnya dipegang pemerintah. Kalau terjadi duplikasi investasi, itu kan sebenarnya uang negara juga,” jelas Jobi.
Untuk itu, dia mengajak seluruh karyawan PGN dan Pertagas bisa bekerja dengan optimal untuk memperluas jaringan pipa gas bumi ke daerah yang belum terlayani. Dengan layanan pipa gas bumi yang semakin meluas, Jobi berharap rasio gasifikasi di Indonesia bisa meningkat dari angka 5 persen saat ini.
“Makanya ayok kita bersama-sama, mengembangkannya bersama-sama. Toh ujung-ujungnya, semua benefit akan kembali ke Pertamina. Karena sekarang 57 persen saham PGN di Pertamina. Jadi apa yang kita perjuangkan ini demi kebaikan Pertamina,” kata Jobi.
Bertambahnya jumlah pelanggan baru, dipastikan bakal meningkatkan penjualan gas bumi PGN secara signifikan, sehingga menambah akumulasi pendapatan dan laba konsolidasian Pertamina. Selain itu, dengan semakin banyak pemanfaatan gas bumi, maka dipastikan bakal mengurangi defisit neraca perdagangan dari impor LPG dan LNG yang selama ini banyak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga.
Terkait dengan keraguan sejumlah pihak, termasuk Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (SPPB) akan dampak positif dari pembentukan holding BUMN Migas, Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Herman Khaeron meminta seluruh pihak fokus pada tujuan integrasi kedua perusahaan semata-mata hanya untuk tumbuh bersama, lebih efisien, terintegrasi, dan efektif melayani masyarakat.
Manajemen PGN menurutnya harus berbicara secara langsung dengan Serikat Pekerja untuk menghilangkan kekhawatiran para pekerja. “Tentu ada yang khawatir bakal terjadi perbedaan perlakuan di Pertagas dari sebelumnya anak usaha yang sejajar dengan PGN menjadi cucu usaha Pertamina,” kata Herman.
Namun, ia memastikan tidak ada hal yang mencemaskan bagi para pekerja Pertagas dari aksi korporasi tersebut. “Hanya ada beberapa saja yang memanasi, mengompori, yang saya kira kita harus diniatkan untuk membangun bangsa agar lebih efisien dan lebih baik,” pungkasnya.(srs/JPC/ram)