Site icon SumutPos

Capacity Building North Sumatera Invest, Gubsu: Kembalikan Sumut Jadi Provinsi Agraris

ist/Sumut Pos BERSAMA: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi (kelima dari kanan) dan Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat berfoto bersama usai acara Capacity Building North Sumatera Invest serta Realisasi Database Informasi Sumut di Medan, Selasa (8/10).

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengatakan Sumut memiliki potensi pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian. Karena, provinsi ini dikenal dengan daerah agraris. Hal tersebut diucapkannya saat menghadiri Capacity Building North Sumatera Invest serta Realisasi Database Informasi Sumut di Kantor Bank Indonesia (BI) Sumut di Medan, Selasa (8/10).

Mantan Ketua Umum PSSI itu, menilai Sumut memiliki geografi, demografi serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik. Namun berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi yang masih lesu.

“Maka marilah kita kembalikan Sumut ini menjadi provinsi agraris. Jangan sibuk dengan yang lain. Lalu infrastruktur kita ini bisa menjawab agar investor datang kesini,” tutur Edy.

Melalui pertemuan ini, Edy mengungkapkan agar yakin bisa melakukan perubahan ekonomi di Sumut. Ia pun, mengajak untuk mewujudkan data base tersebut agar bekerja sama satu pintu dibantu oleh BI dan pihak lainnya.

“Sehingga investasi di sektor data bisa berkembang subur di Sumut. Jadi tidak ada jenis investasi yang dihapuskan karena semua jenis investasi yang datang semua berguna baik kelas atas, kelas menengah maupun kelas bawah dan begitu juga untuk UKM kita. Sehingga semua kita besarkan, dan semua bergerak,” jelas Edy.

Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, mengungkapkan semua usaha itu, tidak lepas diri untuk selalu berdoa dan melakukan segala tindakan dengan kejujuran dan keikhlasan.

“Tuhan itu ada, sehingga kita berdoa dengan sepenuh hati tanpa Tuhan kita tidak akan bisa berbuat. Sedangkan kejujuran alam menjamin hidup harus jujur karena kalau tidak dikatakannya selain hidup tidak berubah-berubah, dalam kehidupan juga tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Ketiga, kita tidak boleh menyerah. Jika semuanya dilakukan maka semua Ini akan tercapai. Sehingga bisa menumbuhkan investasi dari investor asing nantinya,” kata Edy.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat upaya untuk memberikan satu peningkatan capacity building kepada seluruh pihak terkait di daerah-daerah seluruh kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) seperti pihak Bappeda, Biro Asisten Perekonomian untuk meningkatkan investasi di Sumut. Bank Indonesia Perwakilan Sumut siapkan data satu pintu.

“Artinya ada sesuatu yang salah disini. Jadi, saat ini bagaimana upaya kita untuk meningkatkan investasi di Sumut. Karena saat ini banyak calon investor mau masuk, baru-baru ini kami kedatangan Konsul dari Amerika, Inggris, India, Cina menanyakan apa yang bisa ditawarkan oleh Sumut. Tapi kita tidak punya datanya, artinya proyek-proyek apa yang sudah siap untuk dibiayai oleh mereka,” sebut Kepala BI Kantor Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Widayat.

Berdasarkan data 2019 bahwa pertumbuhanan investasi dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hanya setengah dari tahun lalu yakni hanya disekitar 6 persen. Padahal tahun tersebut bisa 11 sampai 12 persen.

“Jadi disampaikan ke Gubernur, namun sayang tidak tahu darimana memulainya karena tidak punya data,” jelas Wiwiek.

Data tersebut, sambung Wiwiek misalnya data di Humbahas, proyek-proyek apa yang siap. Atau di Asahan, di Sergai yang selama ini tidak diperoleh datanya. Sebab menurut Wiwiek investor ingin mendapatkan data lengkap terkait proyek-proyek apa saja yang ada di Sumut melalui satu pintu.

“Ini yang kita sedang dorong, kami menyediakan sekretariat nanti, tetapi yang jelas dibutuhkan adalah data base. Jadi ada 3 yang akan kita bangun. Blue book, green book, dan brown book. Blue book dikatakan adalah tataran yang paling rendah terkait data informasi mengenai proyek apa yang siap untuk kita tawarkan atau dipromosikan kepada investor,” sebutnya.

Sedangkan Green book, lanjutnya adalah data yang sudah sedikit lengkap. Seperti sudah ada informasi, sudah ada hitungannya, sudah ada kejelasan tentang tanahnya, status tanahnya seperti apa. Sementara brown book terdapat semua informasi yang lengkap, semua data, baik dari sisi tataran makro atau penjelasan inflasi, PDRB, kredit dan ketenagakerjaan nya seperti apa. Dan juga terdapat informasi proyek-proyek apa yang sudah siap dibiayai.

Semuanya dapat diperoleh dikatakan Wiwiek setelah menunggu selesainya kegiatan itu, dimana seluruh pihak terkait akan menyerahkan kepada BI dan sebelumnya BI juga sudah menyurati kabupaten/kota untuk mendapatkan masukan.

“Masukan itu nantinya akan kita kumpulkan, dan kita buat database yang nanti dapat digunakan semua orang, baik Gubernur, Wakil Gubernur maupun siapa pun yang akan mempromosikan investasi yang ada di Sumut. Itu tujuan kita,” sebut Wiwiek. (gus/ram)

Exit mobile version