Site icon SumutPos

Sumut Butuh Premium 4 Ribu KL per Hari

Solar 4 Ribu KL

MEDAN- Penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi selama tahun 2012 di wilayah Sumatera Utara (Sumut) tidak over kuota. Karena, selama tahun tersebut ada 2 kali penambahan BBM. Tepatnya pada Mei dan Nopember kemarin.

Asisten Customer Relationship Fuel Retail and Marketing Region I PT Pertamina, Sonny Mirath menyatakan selama 2012, PT Pertamina telah menyalurkan BBM subsidi jenis premium sebanyak 1,599 juta kl dari kuota yang diberikan sebesar 1,6 juta kl.

Padahal, pada awal penetapan hanya 1,3 juta kl. Begitu juga untuk bahan bakar jenis Solar yang disalurkan sebanyak 1,120 juta kl dari kuota yang disediakan sebesar 1,22 juta kl. Padahal awal penetapan kuota hanya 900 kl. “Kita tidak over kuota, tetapi angka lepas dari kuota yang telah ditetapkan,” ungkapnya.
Dijelaskannya, penambahan BBM subsidi tersebut untuk mengurangi kecemasan masyarakat akibat adanya kabar yang mengatakan bahwa BBM habis. “Seperti akhir Maret kemarin, karena ada isu yang mengatakan BBM akan naik, akhirnya SPBU di serbu. Begitu juga saat pemberian Nopember, karena isu yang mengatakan kuota sumut telah habis,” tambahnya.

Terkait dengan penambahan kuota tersebut, Sonny menyatakan bahwa Pertamina selalu siap, asal demand juga tersedia.

Untuk kuota tahun 2013 belum dapat dipastikan. Dikarenakan saat ini, sedang menunggu rapat APBN dan DPR yang biasanya dilakukan pada bulan Maret. Setelah ada hasil rapat, baru diberikan ke Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) untuk disampaikan ke Pertamina. “Jadi, kita sama sekali tidak ikut dalam mengambil keputusan terkait dengan kuota penyaluran BBM,” tambahnya.

Sambil menunggu rapat APBN tersebut, saat ini dalam menyalurkan BBM dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Dimana, rata-rata kebutuhan BBM jenis premium sekitar 4 ribu kl perhari, dan jenis solar sebesar 3 ribu kl perhari.

Sementara itu, selama perayaan Natal dan Tahun Baru 2013 kemarin, pemakaian solar di tengah masyarakat menurun sebesar 9 persen. Penurunan ini dikarenakan banyaknya hari libur yang membuat pabrik tidak operasional.

Dari rata-rata pemakian sekitar 3100 Kl perhari, selama hari libur akhir tahun tersebut menjadi 2800 KL perhari. “Selama libur itu, konsumsi solar tidak banyak, karena pada umumnya yang menggunakan solar itu pabrik. Pabrik tutup, ya pemakaian solar juga menurun,” ujarnya.

Dijelaskannya, dengan penurunan konsumsi solar ini tidak berdampak pada masyarakat. Karena, untuk masyarakat solar hanya dipakai untuk kendaraan saja. Berbeda dengan pengusaha. Dimana solar menjadi salah satu bahan bakar untuk produksi.

Berbeda dengan solar, selama perayaan Natal dan Tahun baru kemarin, pemakaian premium meningkat sebesar 6 persen. Dari rata-rata pemakaian sebesar 4400 kl perhari, menjadi 4700 kl perhari. “Pemakaian premium naik, karena mobilitas masyarakat pada saat itukan tinggi. Terutama yang pulang kampung. Jelas, banyak yang memakai premium,” ungkapnya. (ram)

Exit mobile version