Site icon SumutPos

Ini 4 Saran KPPU Menurunkan Harga Daging Sapi

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos Seorang pedagang daging menunggu pembeli di Pasar Petisah Medan, Senin (5/6). Memasuki bulan Ramadan, sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga.
Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Seorang pedagang daging menunggu pembeli di Pasar Petisah Medan, Senin (5/6). Memasuki bulan Ramadan, sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Harga daging sapi di daerah Sumatera Utara (Sumut) masih terbilang tinggi. Saat ini, berkisar Rp110 ribu hingga Rp125 ribu per kilogram (Kg). Pemerintah daerah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Sumut berusaha menstabilkan harga dengan menggelar operasi pasar. Namun, harga belum bergerak sesuai keinginan Presiden Jokowi, Rp80 ribu per Kg.

Ketua KPPU M Syarkawi Rauf mengatakan, ada empat hal yang dinilai mampu menurunkan harga daging sapi saat ini. Empat hal tersebut harus langsung dilakukan Presiden Jokowi. Kalau empat hal ini bisa dibenahi dalam jangka pendek dan jangka menengah, Syarkawi yakin, keinginan Pak Jokowi bisa terwujud.

Disebutkan Syarkawi, keempat hal itu yakni pertama, menekan bea masuk impor daging sapi. “Bea masuk impor daging sapi itu harus lebih rendah. Bahkan, kalau perlu tidak ada bea masuk untuk daging sapi,” ungkapnya.

Kedua, proses pemeriksaan di karantina harus menjadi sederhana. Ketiga, terkait dengan pakan yang harus ada intensif bagi perusahaan penggemukan, sehingga ongkos pakan itu tidak terlalu tinggi.

“Dan keempat, berkaitan dengan logistiknya. Ini juga bisa menjadi problem. Karena, ongkos angkut sapi per ekornya Rp250 ribu. Angka ini cukup lumayan mahal, belum lagi dikarantina dan akomodasi lainnya,” ungkap Syarkawi didampingi Kepala KPPU Medan, Abdul Hakim Pasaribu usai memberikan bantuan tenda kepada sejumlah becak motor di kantor KPPU Sumut, Jalan Juanda Ujung, Jumat (10/6).

Disebutkan Syarkawi, terkait kenaikan harga dagang sapi ini, pihaknya sudah melakukan sidak ke rumah potong hewan (RPH) di Tangerang, Jakarta Barat. Tujuannya untuk mengetahui kenapa harga daging sapi di Indonesia sangat mahal. Bahkan, jauh lebih mahal dibanding Malaysia.

Selain itu, ingin memastikan kejadian 2015 tidak terulang lagi pada waktu yang sama, beberapa hari menjelang bulan puasa. Kenyataannya, pasokan RPH relatif stabil. Namun pertanyaannya, kenapa harga masih tinggi?

“Kalau di Indonesia harga daging sapi per Kg sekitar Rp110 ribu hingga Rp120 ribu, sedangkan di Malaysia hanya Rp45 ribu sampai Rp60 ribu. Padahal, sumber dagingnya relatif sama, dan Malaysia mendapatkannya dari Australia,” sebut Syarkawi.

Menurutnya, masih melambung harga daging sapi ini salah satu penyebabnya karena harga di tingkat feedloter (pengusaha penggemukan sapi) itu juga masih tinggi. Biasanya, difeedloter Rp43 ribu dan sampai ke tangan RPH dikalikan dua, berarti Rp86 ribu. Lalu, ditambah Rp20 ribu untuk membersihkan tulang-tulang hingga menjadi daging seutuhnya. Sehingga, harga dari RPH ke retailer menjadi Rp106 ribu per Kg.

Sampai di retailer, lanjutnya, daging itu dibersihkan lagi dan dipotong kecil-kecil serta lemaknya dibuang. Kemudian terjadi penyusutan dan harga naik sekitar Rp10 ribu. Karena itu, harga kembali berubah dan dijual kepada konsumen menjadi Rp116 ribu hingga Rp120 ribu.

“Keinginan Pak Jokowi agar daging sapi di Indonesia mencapai Rp80 ribu per Kg, bisa saja dicapai. Dalam jangka pendek, yang bisa dilakukan adalah impor daging beku dari Australia. Karena, harganya dari sana sekitar Rp65 ribu hingga Rp70 ribu per Kg. Lalu dijual di daerah Indonesia Rp80 ribu, yang tentunya masih untung. Dengan begitu, ini akan efektif akan menurunkan harga daging sapi kalau kita impornya daging beku,” kata Syarkawi.

Ia melanjutkan, tak hanya daging beku, opsi lainnya adalah daging segar untuk menurunkan harga tersebut. Asalkan, harga di feedloter didorong menjadi Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per Kg hidup daging sapinya. Artinya, harga Rp80 ribu itu bisa saja dicapai dengan catatan feedloter menurunkan harga. Oleh karenanya, kalau feedloter menurunkan harga tentunya harus siap komponen lainnya juga ikut turun.

“Tahun lalu, kita telah menghukum 32 importir daging sapi ke Indonesia. Karena, mereka kita duga menahan-nahan pasokan sapi siap potong dari feedloter ke RPH. Artinya, mereka tidak memasok ke RPH. Biasanya 30 ekor per hari menjadi 8 ekor. Akibatnya, waktu itu harga melambung menjadi Rp140 ribu per Kg,” pungkasnya. (fas/jpnn)

Exit mobile version