Site icon SumutPos

Stok Langka di Pasaran, Harga Bawang Bombay Melonjak Tajam

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Harga bawang bombay di Kota Medan dan Tebingtinggi melonjak tajam. Di pasar tradisional Kota Medan, bawang bombay kini dijual dengan harga Rp120 ribu hingga Rp150 ribu per kilogram. Melebihi harga daging segar yang hanya Rp110 per kilogramnya. Padahal normalnya, hanya Rp20 ribu per kilogram.

“Tak ada pasokan bawang bombay. Kosong. Sudah hampir sebulan terakhir inin

saya nggak ambil bawang bombay karena mahal. Sampai Rp150 ribu. Padahal biasanya hanya Rp20 ribu saja,” ungkap seorang pedagang di Pusat Pasar, N Barus, kepada wartawan, Rabu (11/3).

Kenaikan harga bawang bombay disebutkan mulai terjadi sejak Februari 2020 lalu. Akibatnya, jumlah penjualan di tingkat pedagang terus menurun. Masyarakat batal membeli.

Dugaan Barus, kekosongan stok bawang bombay sebagai dampak wabah virus corona yang mewabah di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Pasalnya, stok bawang bombay kebanyakan didatangkan lewat kran impor.

“Kami nggak berani stok. Takut nggak laku. Harga mahal, kalau busuk karena tak terjual, apa nggak rugi?” tuturnya.

Pedagang sayuran lainnya di Pusat Pasar Medan, Henri, mengatakan kenaikan harga bawang bombay sempat menembus angka Rp200 ribu per kilogram. “Sempat tembus Rp200 ribu seminggu lalu. Namun tiga hari lalu turun ke angka Rp160 ribu. Dan sekarang di harga Rp120 ribu per kg,” sebut Henri.

Selain bawang bombay, harga cabai kering juga mengalami kenaikan. Dari sebelumnya hanya Rp45 ribu per kilogram, sekarang Rp100 ribu per kilogram.

Pedagang sayuran lainnya, Roma, mengatakan saat ini ia menjual cabai kering Rp95 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram. Harga ini sudah lebih murah dibandingkan sebelumnya. “Ini sudah turun. Sebelumnya kami bahkan jual hingga Rp105 ribu per kilogram. Barangnya langka sekarang ini,” tandasnya.

Kenaikan harga cabai kering ini berdampak kepada pedagang bumbu siap jadi dan pedagang bumbu olahan. Seperti dikatakan Putri, seorang pedagang bumbu siap jadi di Pusat Pasar Medan.

“Kenaikan harga bawang bombay atau jahe merah tidak berpengaruh pada dagangan saya. Tapi cabai merah kering sangat berpengaruh. Karena kami harus pakai bumbu cabai kering,” jelasnya.

Ia mengatakan kenaikan harga terjadi sejak Februari. “Naiknya perlahan. Setiap hari naik Rp5 ribu per kg, hingga sekarang mencapai Rp100 ribu,” ungkap Putri.

Agar tidak mengalami kerugian, Putri pun menaikkan harga penjualannya hingga dua kali lipat. “Pembelinya tetap ada, seperti rumah makan,” kata Putri.

Melonjak di Tebingtinggi

Tak hanya di Medan, harga bawang bombay juga melonjak tajam di di Kota Tebingtinggi. Pantauan di pasar tradisional Gambir, pasar tradisional Impres, pasar tradisional Sakti, dan pasar tradisional Senangin, harga bawang bombay mencapai Rp175.000 per kg. Padahal harga sebelumnya hanya Rp 54.000 perkg.

Menurut pedagang, harga bawang bombay melonjak karena stoknya turun jauh bahkan menghilang di pasaran. Hilangnya stok komoditi itu terjadi semenjak virus corona mewabah.

“Tak hanya bawang bombay, bawang merah peking asal Cina juga hilang di pasaran. Pasokan tidak ada lagi sama kami. Kami pun jadi malas menjual, karena harganya sangat mahal,” kata seorang pedagang.

Adapun komoditi yang mengalami kenaikan harga di Tebingtinggi, seperti jahe merah menjadi Rp50.000, dari harga sebelumnya Rp25.000 per kg. Jahe putih naik harga menjadi Rp25.000 per kg, dari harga sebelumnya Rp10.000 per kg. Harga cabai merah naik menjadi Rp45.000 per kg, dari sebelumnya Rp 30.000.

Harga bawang putih menjadi Rp35.000 per kg, bawang merah dari pulau Jawa Rp30.000 per kg, harga gula pasir naik menjadi Rp18.000 per kg, dari sebelumnya hanya Rp12.000 per kg.

Harga beras IR masih stabil. Ukuran 10 kg dikenakan harga Rp104.000. Harga minyak makan curah Rp12.500 per kg, tepung terigu Rp11.500 per kg.

Kenaikan harga juga terjadi pada buah impor, seperti buah apel, buah anggur, buah pir dan buah kelengkeng. Kenaikan rata-rata mencapai Rp10.000 sampai Rp15.000 per kg-nya.

Salahseorang pedagang yang mangkal di Pasar Tradisional Gambir Kota Tebingtinggi, Ain (49) menjelaskan, kenaikan harga dipicu karena adanya virus corona.

“Tapi kenaikan paling mahal untuk harga bawang bombay, kenaikannya mencapai ratusan ribu rupiah. Selain itu, sudah 10 hari ini bawang bombay tidak ada di pasaran. Bawang merah Peking juga hilang di pasaran. Makanya pedagang tidak ada lagi yang menjual bawang bombay dan bawang merah peking,” katanya.

Kemarin, lanjutnya, ada pedagang dari Medan yang datang menawarkan kepada komoditi itu ke pedagang di Tebingtinggi. “Tapi satu keranjang harganya mencapai Rp2 juta rupiah,” bilangnya, Rabu (11/3).

Kelangkaan bawang bombay dan bawang merah Peking, menurutnya, tidak menjadi masalah bagi pedagang. Karena kebanyakan pembeli beralih membeli bawang merah dan bawang putih asal Pulau Jawa.

“Gara gara virus corona, semua harga mulai naik. Barang-barang dari luar negeri saat ini sangat mahal dan susah didapatkan,” ujarnya.

Pedagang lainnya, R Br Nababan, mengaku rempah seperti jahe dan lengkuas sudah mengalami kenaikan harga. Jahe merah dari sebelumnya Rp25.000 per kg, menjadi Rp50.000 per kg. Jahe putih naik menjadi Rp25.000 per kg, dari sebelumnya Rp10.000 per kg.

Harga lengkuas dan bumbu lainnya tidak mengalami kenaikan harga.

Menyikapi kenaikan harga sejumlah komoditi tersebut, Kabag Perekonomian Pemerintah Kota Tebingtinggi, Zahidin, mengungkapkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bulog Cabang Kota Tebingtinggi, untuk melakukan Operasi Pasar (OP).

“Informasi dari Bulog, stok gula pasir memang habis. Operasi Pasar bisa dilakukan ketika dekat bulan Ramadan. Katanya, stok gula pasir baru akan ada dua minggu mendatang,” bilang Zahidin. (gus/ian)

Exit mobile version