Site icon SumutPos

Kapal Listrik Belum Full Capacity, Listrik Sering Padam

Foto: /SUMUT POS
Suasana gelap akibat padamnya listrik di Jalan Sisingamangaraja, Medan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Di tengah hebohnya kenaikan tarif dasar listrik (TDL), pemadaman bergilir masih terus terjadi di wilayah Sumatera Utara, khususnya Kota Medan dan sekitarnya. Karenanya, PLN diminta bersikap profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Hingga kini krisis listrik di Sumut belum juga teratasi. Pemadaman bergilir masih dirasakan masyarakat selama Bulan Suci Ramadan. Kabarnya, sistem jaringan gardu induk pembangkit PLN Sektor Paya Pasir di Jalan Titi Pahlawan, Medan Marelan, mengalami kerusakan. Bahkan, kapal pembangkit listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP) yang disewa dari Turki pun belum dapat beroperasi secara penuh (full capacity). Padahal ditargetkan, 9 Juni lalu sudah full capacity.

Informasi diperoleh Sumut Pos, kerusakan pada sistem jaringan gardu induk PLN ini terjadi sejak dua hari lalu. Dampaknya, sejumlah permukiman warga seperti di Kelurahan Rengas Pulau, Marelan, dan sejumlah titik di Kecamatan Medan Labuhan serta Medan Deli, terjadi pemadaman.

Irwandi (41), warga Marelan menuturkan, pemadaman listrik yang terjadi akhir-akhir ini sempat membuatnya kesal. Bagaimana tidak, dalam satu hari bisa sampai dua kali terjadi pemadaman. “Siang hari dan saat menjelang tengah malam, listrik mati,” tuturnya.

Dia berharap, PLN menepati janjinya untuk tidak melakukan pemadaman sepanjang Bulan Suci Ramadan. Sebab, padamnya listrik membuat aktivitas ibadah warga menjadi terganggu. “Jika mati lampu malam, orang mau tadarusan terganggu. PLN harus tetapi janjinya, apalagi sudah ada kapal listrik,” ungkap Irwandi.

Siti Masitah (35), warga Jalan Kapten Rahmad Buddin, Marelan, juga mengeluhkan pemadaman bergilir yang masih terjadi. “Hampir setiap hari ada saja pemadaman. Sore ini sehabis azan Ashar, listrik mati lagi,” keluh Siti.

Kekecewaan ini juga disampaikannya lantaran PLN sebelumnya menjamin tidak akan memadamkan listrik selama Ramadan. Apalagi, kapal pembangkit listrik Karadeniz Powership Onur Sultan sudah beroperasi di dermaga PLTGU Sicanang Belawan. “Kapal listrik beroperasi, kok masih ada saja pemadaman. Padahal PLN sudah memberi jaminan,” ucapnya.

Warga di wilayah Kecamatan Medan Labuhan juga merasakan dampak pemadaman. Mereka pun berharap agar pemerintah tidak hanya bisa menaikkan tarif dasar listrik, namun mampu mengelola listrik secara benar. “Kalau sering padam, warga yang rugi. Sekarang lagi bayar listrik mahal karena subsidi dicabut,” tutur Ismail (41), warga Medan Labuhan.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Sumut, Baskami Ginting juga mengaku kecewa terhadap PLN yang masih melakukan pemadaman bergilir di Bulan Suci Ramadan. Menurutnya, apa yang dilakukan salah satu badan usaha milik negara (BUMN) itu telah melukai hati masyarakat khususnya umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Politisi PDIP ini juga sering mendapat laporan terjadi pemadaman saat sore hari atau menjelang berbuka puasa, saat waktu shalat tarawih ataupun ketika waktu sahur. “Tiga waktu itu amat krusial, kenapa saat itu listrik dipadamkan,” katanya kepada Sumut Pos, Senin (12/6).

Baskami meminta agar PLN bersikap profesional dan memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Terlebih, PLN secara bertahap sedang melakukan pencabutan subsidi listrik. “Sudah listrik mahal, sering padam, ini kan sungguh mengecewakan,” tuturnya.

Anggota DPRD Sumut Dapil Kota Medan ini mendapat informasi bahwa kondisi listrik stabil mulai 15 Juni 2017. Sebab, kapal listrik yang di sewa dari Turki belum beroperasi secara maksimal.

“Jangan masyarakat diberikan harapan palsu, nanti begitu masuk tanggal 15 masih terjadi pemadaman bergilir,” jelasnya.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
KAPAL LISTRIK_Kapal Karadeniz Powership Onur Sultan, kapal pembangkit listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP) bersandar di dermaga PLTGU, di Belawan, Medan, Sumatera Utara, Minggu (21/5). Kapal pembangkit listrik yang disewa dari Turki dengan panjang 300 meter dan lebar 46 meter berkapasitas 240 MW tersebut, diharapkan mampu meningkatkan pasokan listrik di wilayah Sumbagut.

Baskami mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil manajemen PLN Regional Sumut untuk mempertanyakan perihal kondisi listrik di Sumut. “Segera kita panggil untuk dimintai tanggungjawabnya. Biaya sewa kapal Turki itu bukan murah, tapi kenapa masih terjadi pemadaman,” pungkasnya.

Plt Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Pembangkit Sumbagut, Rudi Artono mengatakan, secara teknis ia tidak mengetahui soal gangguan pada sistem jaringan gardu induk PLN di Marelan. Namun, upaya perbaikan saat ini sedang dilakukan. “Kalau detil teknisnya belum dapat informasi. Cuma memang ada gangguan di gardu induk Paya Pasir,” jelasnya.

Rudi, membenarkan kalau gangguan pada gardu Induk PLN tersebut menyebabkan aliran listrik di beberapa lokasi mengalami pemadaman sekitar dua jam. “Gardu ini juga penyuplai listrik cadangan. Jadi, untuk pasokan listrik di Sumut aman,” kata Rudi.

Atas pemadaman tersebut, kepada masyarakat juru bicara PLN ini menyampaikan permohonan maaf. Tapi, sekali lagi ia memastikan pasokan listrik di wilayah ini tetap aman. “Pemadaman karena harus ada perbaikan. Tapi, saat ini kondisinya sudah normal, tidak ada masalah,” imbuhnya.

Rudi juga mengakui, kapal pembangkit listrik yang merupakan bagian dari program kelistrikan 35.000 MW asal Turki telah beroperasi, namun belum dapat berproduksi penuh (full capacity). “Belum full capacity, pengoperasian masih dilakukan bertahap,” katanya.

Kendati demikian, dengan masuknya tambahan daya dari Marine Vessel Power Plant ini, nantinya kemampuan daya di wilayah Sumbagut menjadi 2.287 MW, dengan perkiraan beban puncak tertinggi yang mencapai 2.075 MW.

“Angka pasti berapa daya yang masuk saat ini belum dipublis. Yang jelas pembangkit dari kapal sudah sinkron dengan sistem kelistrikan PLN,” terang Rudi.

Ditanya apakah pemadaman masih akan terjadi disebabkan mesin pembangkit MVPP belum penuh berproduksi, Rudi enggan menjawab. Hanya saja juru bicara PLN ini menyatakan, tidak ada kendala dalam hal pengoperasiannya.

“Kendala tidak ada. Cuma belum ada informasi kapan waktunya mesin kapal pembangkit beroperasi dengan kapasitas maksimal,” tandasnya. (rul/dik/adz)

Exit mobile version