Site icon SumutPos

Pilgubsu Diprediksi Pengaruhi Perekonomian

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak termasuk di Sumatera Utara (Pilgubsu) pada 2018 mendatang diprediksi bakal mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, hal ini patut dipertimbangkan karena perubahan dalam suatu kebijakan politik akan dapat menimbulkan dampak besar pada sektor keuangan, bisnis dan perekonomian.

Pengamat ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Ario mengatakan, pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi khususnya Sumut akan mengalami ke arah penurunan. Hal itu dipengaruhi oleh Pilkada. Kendati demikian, pengaruh tersebut tidak terlalu signifikan.

“Kalau kita lihat iklim politik (Pilkada) di Sumut beberapa tahun sebelumnya pada 2008 dan 2013, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun, dampak penurunan yang terjadi tidak terlalu besar. Tapi, yang jelas ada perlambatan,” ungkap Ario kepada Sumut Pos, kemarin.

Menurut dosen Fakultas Ekonomi USU ini, kalau sudah memasuki tahun politik, belanja pemerintah daerah (APBD) lebih konservatif. Dengan kata lain, lebih berjaga-jaga.

Oleh sebab itu, hal ini kemungkinan karena investasi masih wait and see lantaran melihat apa yang terjadi pada Pilkada tersebut. Artinya, kepala daerah yang terpilih nantinya sesuai harapan investor atau mendorong investasi dengan kebijakan-kebijakan yang diberlakukan.

“Tahun politik itu menjadi tahun yang membuat investor wait and see,” cetusnya.

Meski demikian, kata Ario, apabila nantinya bisa melewati kondisi tersebut maka tahun politik tidak mempengaruhi perekonomian. Hal itulah yang diharapkan, sehingga ke depannya seperti ini juga.

Harapannya pada tahun 2018, pola demikian itu tak terjadi. Tidak ada pengaruh tahun politik terhadap ekonomi. Namun, kalau pola itu tetap terjadi tentunya ada sesuatu masalah,” sebutnya.

Walau mempengaruhi, tambah dia, pertumbuhan ekonomi Sumut tetap stabil dan selalu lebih tinggi dari nasional. Hanya saja terjadi perlambatan.

“Siapapun yang menjadi kepala daerah diharapkan membuat kebijakan yang pro terhadap investasi dan pasar,” tukasnya.

Sementara, tak jauh berbeda disampaikan praktisi yang juga akademisi dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Gunawan Benjamin. Menurut Gunawan, mengacu kepada tahun 2018 yang akan menjadi tahu pilkada serentak, memang akan menarik banyak konsumsi masyarakat. Artinya pesta rakyat tersebut akan menghabiskan banyak sumber daya untuk digunakan kepentingan kampanye. Hal ini wajar terjadi, dan secara langsung akan mendongkrak belanja rumah tangga.

“Ada potensi kenaikan konsumsi masyarakat yang tentunya akan kembali menggerakan belanja rumah tangga. Dan, belanja tersebut tentunya memberikan kontribusi yang positif bagi ekonomi kita. Nah, terkait dengan investor yang wait and see, saya pikir mereka akan mengambil jalan seperti itu,” kata Gunawan.

Dikatakan dia, terkait dengan iklim investasi di Sumut diperkirakan tidak begitu terpengaruh dengan Pilkada. Terpenting, proses pemilihan berjalan aman dan damai.

“Sejauh ini iklim investasinya sudah mulai diperbaiki dengan membangun kebutuhan investasi dasar, seperti infrastruktur yang menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi dalam jangka panjang,” paparnya.

Ia menyebutkan, secara keseluruhan ekonomi Sumut akan membaik kinerjanya di tahun depan. Bukan hanya terbantu oleh hajatan Pilkada tersebut, melainkan memang ada tren perkembangan positif pada ekonomi nasional seiring dengan membaiknya iklim investasi.

“Dari sisi eksternal, dilihat ada arah perubahan ekonomi yang membaik di tahun depan yang bisa mempengaruhi ekonomi Sumut,” pungkasnya. (ris/azw)

 

 

Exit mobile version