Site icon SumutPos

Medan Tak Punya Bibit Ikan

IKAN MAS: Gus Irawan Pasaribu saat menunjukkan satu ikan mas dewasa hasil budidaya dan pembibitan di kolam yang ada di Hidrotani Sejahtera Sei Mencirim, kemarin.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan maupun Sumatera Utara tampaknya tidak memiliki bibit ikan. Sebab, bibit ikan, seperti ikan mas terpaksa didatangkan dari Sukabumi. Hal ini dikatakan Ketua Himpunan Kerukutan Tani Indonesia (HKTI) wilayah Sumut Gus Irawan Pasaribu. “Saya miris karenja bibit ikan saja seperti ikan mas masih harus didatangkan dari Sukabumi, diterbangkan naik pesawat Garuda ke Cengkareng, kemudian dari Cengkareng diterbangkan ke Kualanamu. Setelah itu didistribusikan ke daerah-daerah di Sumut,” tuturnya kepada wartawan di padepokan Garudayaksa pusat pelatihan hidroponik Hidrotani Sejahtera Desa Suka Maju Sei Mencirim, Senin (14/8).

Gus pun berencana untuk pemberdayaan masyarakat dengan melakukan pembibitan ikan. Konteks itulah kemudian yang membuatnya memadukan pusat pelatihan hidroponik dengan membangun sedikitnya 16 kolam ikan. “Nanti ada pembibitan ikan sampai kepada produksi ikan dewasa sehingga kolam ikan pun akan terud ditambah,” kata dia.

Karena ini berhubungan dengan proses yang harus mengandalkan teknologi budidaya, dia menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk turut memberi bantuan pengembangan.“Begini, dulu waktu saya di Komisi XI, pemerintah ingin membangun technopark di seluruh Indonesia. Jadi saat itu saya mengusulkan agar di daerah kita wilayah Sumut ada satu technopark. Maka dipilihlah Samosir,” jelasnya.

Di Samosir, lanjutnya, sudah lama ada Balai Benih Ikan. Setelah LIPI masuk, benih ikan di Samosir bisa menghasilkan 2,5 juta ikan per tahun “Balai sejenis sepertinya ada di hampir semua daerah. Nah ketika Balai Benih Ikan berdiri sendiri mereka hanya memproduksi bibit ikan 10.000 ekor per tahun. Saya meminta LIPI untuk masuk dan memberi strategi pengembangan,” ujar Gus lagi.

Menurut Gus, LIPI menggunakan teknologi kubah yang bekerja layaknya efek rumah kaca untuk menaikkan produksi benih ikan mas di Technopark Samosir hingga 25.000 persen. Namun persoalan yang dihadapi menghasilkan benih ikan di Samosir adalah perbedaan suhu air antara siang dan malam yang begitu ekstrim. Sementara benih-benih ikan hanya mampu berkembang pada suhu yang stabil. Perbedaan suhu yang terlalu berfluktuasi antara siang hari yang mencapai hingga 27 derajat celsius dengan malam hari yang turun mencapai hingga 16 derajat celsius menjadi persoalan di Kabupaten Samosir.

Sebab, air kolam yang berada di luar ruang menjadi cepat panas ketika siang hari, dan berubah menjadi dingin dengan penurunan suhu hingga 11 derajat celsius pada malam hari membuat benih-benih ikan tidak berkembang baik di wilayah ini. “Perubahan suhu air untuk mengembangkan benih ikan itu tidak boleh lebih dari lima derajat celsius, suhu pun harus dijaga supaya stabil,” kata Gus.

Selain perubahan suhu ekstrim, persoalan lain yang dihadapi di wilayah technopark ini adalah angin yang sangat kencang yang datang sewaktu-waktu hingga mampu menerbangkan atap rumah. Kekuatan angin ini,  mempengaruhi benih-benih ikan yang dikembangkan di kolam luar ruangan. “Oleh tim peneliti Limnologi LIPI menciptakan teknologi kubah yang terbuat dari polycarbonate dan rangka besi yang didesain sedemikian rupa untuk memastikan suhu air stabil dan angin tidak mengganggu benih di dalam kolam. Polycarbonate yang transparan dan dipasang membentuk kubah dengan kemiringan sekitar 45 derajat membuat cahaya matahari tetap masuk ke dalam kubah, namun tidak membuat suhu air menjadi terlalu tinggi.

Saat malam tiba, lanjut Gus, kubah tersebut juga mampu menahan suhu dalam ruangan tersebut tidak turun drastis dan tetap hangat sehingga suhu air tidak turun drastis. LIPI yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Samosir mengembangkan Technopark Samosir, menargetkan peningkatan produksi benih ikan mas dan ikan konsumsi lainnya seperti nila dan lele hingga lima juta per tahun dengan memanfaatkan 43 kolam ikan di lahan seluas tiga hektare (ha) milik di Kecamatan Harian Boho.

“Di sini pun kita sedang mengembangkan benih ikan. Melihat kondisi pembibitan tahap awal sudah ada ratusan ribu ekor bibit ikan kita hasilkan. Ke depan akan terus ditingkatkan,” pungkasnya. (ila)

 

 

 

 

 

Exit mobile version