Site icon SumutPos

Petani Sumut Khawatir Jagung Impor

MEDAN-Petani jagung Sumut meminta pemerintah mulai mengawasi tren meningkatnya pasokan jagung impor dari India karena dikhawatirkan menekan harga lokal.

”Petani jagung Sumut mulai khawatir dengan ‘banjirnya” jagung impor khususnya dari India dalam dua bulan terakhir. Banyaknya jagung impor itu dikhawatirkan menekan harga lokal yang masih lumayan mahal dewasa ini,” kata Ketua Himpunan Petani Jagung Indonesia (Hipajagin) Jemat Sebayang, di Medan, Jumat.

Dia mengakui dewasa ini produksi jagung petani di Sumut semakin ketat menyusul panen sudah habis pada Maret lalu dan termasuk karena adanya gangguan panen akibat cuaca ekstrem. Akibat pasokan di lokal ketat, maka harga jual bertahan mahal atau di kisaran Rp2.800/kg di tingkat petani dan Rp3.200 di pabrikan.

“Kalau jagung impor terus masuk dalam jumlah tidak terkendalikan, dikhawatirkan membuat harga jagung petani turun drastis dan bahkan mengancam semakin jatuhnya harga jual pada panen Juli-September mendatang,” katanya.

Petani dan asosiasi, kata Jemat, tidak keberatan perusahaan pakan atau importir lainnya melakukan impor saat produksi lokal tidak mencukupi, tetapi diharapkan volumenya tidak melebihi kebutuhan yang diperlukan apalagi kalau stok menumpuk hingga masa panen Juli-September. “Hipajagin berharap, pemerintah benar-benar selektif memberikan izin impor dengan mengacu pada kebutuhan yang ril,” katanya.

Pengawasan pemerintah dinilai pen-ting karena meskipun harga jual mahal, petani tidak maksimal memperoleh keuntungan akibat jagung yang dijual di masa panen pertama tahun 2013 itu tidak banyak.

Kepala Dinas Pertanian Sumut M Room S mengatakan, untuk mengantisipasi turunnya produksi khususnya di panen kedua Juli-September, Pemprovsu sudah membuat surat edaran ke bupati dan wali kota agar pejabat daerah itu bisa mencermati dampak cuaca ekstrem dan bisa mengawal produksi jagung, termasuk tanaman pangan lainnya.

Room menjelaskan pada Januari-Februari, luas tanam jagung di Sumut masih terjaga cukup baik atau di atas target. Dari target tanam seluas 22.780 hektare, terealisasi 54.403 hektare dengan produksi 295 ton. Namun produksi itu belum mencukupi kebutuhan pabrik pakan sehingga perlu impor. (mag-9/bbs)/bbs)

Exit mobile version