Site icon SumutPos

Penghasilan Mitra Gojek Lebihi UMR

Foto: M IDRIS/SUMUT POS
DAMPAK EKONOMI GOJEK: Kepala LD FEB UI, Turro S Wongkaren (kiri) memaparkan hasil risetnya tentang dampak sosial ekonomi Gojek di Medan, Kamis (19/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aplikasi layanan transportasi online Gojek Indonesia, diklaim telah berkontribusi menyumbang terhadap roda perekonomian Kota Medan pada 2017. Sumbangan yang diberikan, disebut sebesar Rp334 miliar. Nilai tersebut berasal dari kontribusi penghasilan mitra pengemudi sebesar Rp216 miliar, dan mitra Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Rp118 miliar.

Hal itu disampaikan dalam hasil riset bertajuk ‘Dampak Sosial Ekonomi Gojek Indonesia’ terhadap perekonomian Kota Medan, yang dilakukan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) di Hotel Grand Mercure, Kamis (19/4).

Kepala LD FEB UI, Turro S Wongkaren mengatakan, riset yang dilakukan untuk mengetahui dampak sosial ekonomi yang diperoleh masyarakat luas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Gojek Indonesia saat ini, bermitra dengan lebih dari 900 ribu mitra pengemudi (11 ribu di Medan) dan lebih dari 125 ribu UMKM (26 ribu di Medan) beserta puluhan ribu penyedia jasa individu di seluruh Indonesia.

Hasil riset ini ditujukan untuk penyusunan kebijakan berbasis data. Riset ini dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2017 dan melibatkan lebih dari 7.500 responden di 9 wilayah termasuk kota Medan. “Riset mengenai perubahan-perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi penting dilaksanakan, agar pengambilan kebijakan dan pendekatan program-program pemberdayaan masyarakat tepat sasaran,” kata Turro.

Disebutkan dia, hasil riset terhadap mitra pengemudi roda dua yang ada di Medan mengungkapkan bahwa Gojek berkontribusi sebesar Rp216 milyar per tahun ke sektor perekonomian. Selain itu, Gojek juga mengurangi tekanan pengangguran dengan memperluas kesempatan kerja, terutama untuk mereka dengan tingkat pendidikan SMA sederajat dan perguruan tinggi/sekolah tinggi.

“Hasil riset juga mengungkapkan bahwa rata-rata penghasilan mitra pengemudi roda dua Gojek lebih tinggi dari upah minimum regional di Medan. Rata-rata penghasilan mencapai Rp3,37 juta per bulan,” sebutnya.

Untuk mitra UMKM, lanjut Turro, hasil riset ini menunjukkan bahwa keberadaan layanan Go-Food mendukung para UMKM di Medan untuk go online. Kemudian, meningkatkan volume transaksi mitra UMKM, membuka akses langsung ke pasar (konsumen) serta meningkatkan aset usaha. Diperkirakan terdapat tambahan Rp118 miliar per tahun yang masuk ke ekonomi Medan.

Sedangkan bagi konsumen Gojek, tambahnya, sebagian besar responden menyatakan kehadiran aplikasi Gojek meningkatkan kualitas hidup mereka yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Konsumen menilai layanan aplikasi cukup baik, aman dan nyaman. Hampir keseluruhan konsumen memilih untuk memesan makanan dari mitra yang berupa usaha rumahan/UMKM.

Manajer Penelitian LD FEB UI, Paksi Wulandauw menjelaskan, sebagai perusahaan teknologi terkemuka, keberadaan Gojek merupakan bagian dari disruptive force di Indonesia. Sebagaimana semua disruptive force, akan ada pergeseran di dalam konsumsi dan ketenagakerjaan pada masa awal.

Namun, diperkirakan pergeseran-pergeseran tersebut tidak akan berlangsung lama sehingga manfaat keberadaan Gojek pada perekonomian akan terus meningkat di masa depan. “Secara nasional, Gojek berkontribusi triliunan rupiah ke perekonomian. Berdasarkan riset yang dilakukan pada 9 kota di Indonesia, penghasilan mitra pengemudi roda dua Gojek berkontribusi hingga Rp8,2 triliun per tahun. Mitra pengemudi roda dua juga merasakan adanya peningkatan kesejahteraan yang menjadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara, kontribusi dari penghasilan mitra UMKM mencapai Rp1,7 triliun per tahun,” papar Paksi.

Ditambahkannya, riset ini menggunakan metode kuantitatif dengan wawancara tatap muka yang menggunakan metode sampling pencuplikan acak murni (pure random sampling). Metode ini dilakukan atas mitra pengemudi roda dua (3.315 responden), mitra UMKM (806 responden), dan konsumen (3.465 responden) yang aktif dalam 1 bulan terakhir.

“Sampel mewakili populasi di 9 lokasi, termasuk Medan. Riset ini memiliki margin of error di bawah 5 persen,” imbuhnya. (ris)

Exit mobile version