Site icon SumutPos

Asyik… Penukaran Uang Pecah Cukup 15 Menit

Foto: SUTAN SIREGAR SUMUT POS Seorang warga menunjukkan uang yang ia tukarkan di Lapangan Benteng Medan. Mendekati lebaran sejumlah Bank menyediakan penukaran uang pecahan.
Foto: SUTAN SIREGAR SUMUT POS
Seorang warga menunjukkan uang yang ia tukarkan di Lapangan Benteng Medan. Mendekati lebaran sejumlah Bank menyediakan penukaran uang pecahan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memasuki puasa ke-15 atau H-15 lebaran, penukaran uang pecahan kecil mulai ramai dipadati masyarakat. Puluhan orang dari berbagai daerah, khususnya di Medan berbondong-bondong datang untuk menukarkan uangnya menjadi pecahan Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5 ribu dan Rp2 ribu di Lapangan Benteng, Medan, Senin (20/6).

Nana (50), salah satu seorang warga Jalan Setiabudi Kec Medan Sunggal menuturkan, penukaran uang tahun ini tidak membutuhkan waktu lama. Karena, begitu datang langsung mengantri sebentar dan kemudian menuju loket.

“Saya datang jam 9 pagi, dan menukar uang pecahan Rp10 ribu, Rp5 ribu dan Rp2 ribu. Penukaran tahun ini gak ribet, malahan cukup cepat,” tuturnya.

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara, Difi A Johansyah mengatakan, penukaran uang tahun ini diupayakan tidak lebih dari 5 menit. Masyarakat tidak perlu mengantre lama-lama, karena disiapkan mobil penukar uang cukup banyak, ada sekitar 11 unit.

“Untuk tahun ini kita melakukan perbaikan atau penyempurnaan. Pertama, soal lokasi. Kita memindahkannya ke Lapangan Benteng, di sini tempatnya lebih nyaman sehingga tidak perlu berpanas-panasan ketika antri. Namun, yang terpenting proses penukaran cepat dilakukan dan tidak terjadi antrian panjang,” ujar Difi di Lapangan Benteng.

Menurut dia, lokasi yang berpindah ini lebih luas area parkir kendaraan. Sehingga dapat memuat banyak kendaraan. Dengan begitu, ketika masyarakat membludak datang bisa diarahkan ke mobil yang telah tersedia untuk melakukan penukaran uang.

“Kita juga menyempurnakan dari segi aturan. Tahun ini, kita meminta penukar membawa KTP sehingga dapat didata. Selain itu, menyediakan aplikasi penukaran online,” ucapnya.

Diutarakan Difi, sementara ini untuk penukaran secara online memang belum banyak peminatnya. Tetapi, sudah sudah cukup lumayan dan terjadi pada hari pertama penukaran (13 Juli). Namun, hari kedua sepi, rata-rata satu atau dua orang saja.”Saat ini kita sudah mengembangkan aplikasi untuk internal bank. Sehingga, masing-masing tahu berapa jumlah uang yang sudah ditukarkan,” sebutnya.

Kata Difi, masyarakat yang menukarkan uangnya secara jumlah variatif. Berdasarkan data saat ini, diperkirakan penukar setiap harinya mencapai 354 orang. “Saya kira, setiap bank masing-masing memiliki pengawasnya untuk penukaran ini. Kita sendiri tidak memiliki batasan berapa maksimal uang untuk ditukarkan. Namun, tergantung batas kemampuan bank itu sendiri. Tapi yang jelas, animo penukaran uang setiap tahunnya meningkat,” pungkas Difi.

Sementara, Dandim 0201/BS, Kolonel Maulana Ridwan yang juga berada di Lapangan Benteng menuturkan, calo haram hukumnya berada dekat markas Kodim.

“Kita sifatnya menyiapkan tempat dan membantu pengamanan. Untuk itu, kita menempatkan personel di lingkar luar sebanyak empat sampai sepuluh orang per hari guna mengamankan. Karena, kita mengkhawatirkan setelah menukar, uang warga malah dicuri orang. Makanya kita mengantisipasi itu dengan menempatkan personil,” ujar Ridwan. (ris)

Exit mobile version