Site icon SumutPos

Elpiji 12 Kg Dinikmati Orang Mampu

MEDAN- PT Pertamina (Persero) meminta pemerintah mengizinkan kenaikan harga elpiji tabung 12 kg, karena rugi Rp 5 triliun/tahun. Keputusan kenaikan harga elpiji 12 kg di tangan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

ELPIJI: Seorang pekerja menata deretan gas elpiji 12 Kg di agen penjualan gas di Medan, beberapa waktu lalu. //file sumut pos

“Kami mengerti Pertamina rugi distribusikan gas elpiji , khususnya yang 12 kilogram, Pertamina rugi hingga Rp5 triliun. Kewenangannya ada di Menko Perekonomian, kami cuma memberikan pemaparan alasan pertamina kenapa harga elpiji naik,” kata Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (22/2).

Nantinya, ujar Susilo, Menteri Keuangan juga akan memberikan masukannya kepada pemerintah lewat Menko Perekonomian soal dampak inflasi yang timbul akibat kenaikan harga tersebut.

“Lalu nanti Menteri Perdagangan bagaimana dan lainnya, nanti baru Menko yang memutuskan naik atau tidak,” ungkap Susilo.
Sementara itu Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan, elpiji tabung 12 kilogram tidak perlu lagi disubsidi, karena banyak dinikmati masyarakat kelas menengah ke atas alias orang mampu.

“Seharusnya elpiji 12 Kg memang tidak pantas diberi subsidi. Elpiji 12 Kg itu memang diperuntukkan untuk golongan menengah atas, mereka yang mampu dan kaya, restoran besar, jadi seharusnya tidak perlu disubsidi lagi” kata Susilo ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM.
Apalagi, sekarang pemerintah dan Pertamina menyediakan elpiji tabung 3 kg yang dipasok untuk golongan ekonomi lemah dan usaha kecil seperti warteg dan penjual gorengan.

“Kalau untuk golongan bawah dan usaha kecil kaya warteg, gorengan, itu disediakan elpiji 3 kg, subsidi itu untuk mereka,” tandas Susilo.
Dari Medan, Public Relations Officer Aston City Hall Medan, Cindy Lailani mengatakan kenaikan gas pasti akan berdampak pada pendapatan hotel. “Kenaikan harga gas, jelas akan berdampak dengan pendapatan karena biaya operasional juga akan naik dan harga untuk menu makanan tidak dapat dinaikkan karena kenyamanan para tamu harus diutamakan,”ujarnya.

Seorang pengusaha rumah makan di Jalan Putri Hijau, Yus juga mengungkapkan hal yang sama. “Kalau harga gas 12 kg naik, jelas kita rugi, apalagi kalau kenaikannya mencapai Rp 90 ribuan, alasannya satu minggu kita bisa menghabiskan 2 sampai 3 tabung gas dalam seminggunya. Kami juga nggak berani kalau harus naikkan harga,” katanya.

Pengamat Ekonomi Unimed M Ishak mengatakan, kenaikan harga elpiji ukuran 12 kg sebesar 95.600 dinilai sah-sah saja. Namun kenaikan itu harus diiringi dengan pengawasan dari pemerintah agar tidak terjadinya penyelewengan . “Kalau harga gas 12 kg naik, maka masyarakat dan pelaku UKM akan beralih pada gas 3 kg,” katanya. (mag-13/bbs)

Exit mobile version