Site icon SumutPos

Harga Pangan Melambung

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Pedagang melayani pembeli di Pusat Pasar Medan, belum lama ini. Harga berbagai jenis sembako di sejumlah pasar tradisional di Medan mulai merangkak naik sejak beberapa hari terakhir.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Menjelang tahun baru 2018, sejumlah harga pangan yang menjadi kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Gejolak harga yang terjadi pada telur ayam dan beras (premium).

Ketua Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin mengaku, harga telur mengalami kenaikan yang sangat tajam.

Menurutnya, kenaikan yang terjadi akibat permintaan secara signifikan dari luar Sumut. “Sejumlah peternak menyatakan permintaan ke Pulau Jawa melonjak. Peternak yang ada di Pantai Labu, Binjai, dan beberapa daerah lain di Sumut mengaku stoknya sangat sulit dalam 2 minggu terakhir,” ujar Gunawan, kemarin.

Diutarakannya, tak hanya peternak, pedagang juga mengeluhkan minimnya pasokan untuk mendapatkan telur ayam. Pengakuan mereka, hal itu diyakini akibat faktor gangguan alam sehingga memicu mahalnya harga telur ayam ini.

“Harga telur naik dari Rp19 ribuan per kg saat ini menjadi Rp22 ribuan per kg,” kata Gunawan.

Dia melanjutkan, hal yang sama juga ditunjukkan pada harga beras. Harga beras kualitas premium bertengger dikisaran Rp11.000 hingga 13.000 per kg.

“Pemicunya juga sama, gangguan cuaca yang sangat ekstrem melanda sejumlah wilayah. Harga beras ini yang saya pikir harus mendapatkan perlakuan khusus agar bisa distabilkan lagi,” ucapnya.

Meski demikian, sambung Gunawan, diprediksi kenaikan terhadap harga beras tak berlangsung lama. Dengan kata lain, masih berpeluang turun.

“Harga beras untuk beragam jenis telah naik dari sekitar Rp500 hingga Rp1.500 per kg sejauh ini. Oleh karenanya, diperkirakan Desember tahun ini akan menyumbang inflasi dalam rentang 0,3 persen hingga 0,6 persen. Bahkan, bila kenaikan bertahan lama hingga akhir tahun makan berpotensi di atas 0,5 persen,” cetusnya sembari menambahkan, diyakini harga pangan menjelang akhir tahun masih relatif terkendali sekalipun beberapa bertahan mahal.

Lebih lanjut dia mengatakan, tren permintaan yang terus meningkat berpeluang melambungkan harga pangan tersebut. Semua pihak harus turun tangan menjaga harga pangan tidak bergejolak hingga perayaan tahun baru usai.

“Untuk menstabilkan harga dibutuhkan sinergi bukan hanya TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Sumut. Namun, stake holder antar lintas wilayah harus berembuk. Sumut dirugikan dari kenaikan harga ini. Padahal, jika stok yang ada hanya untuk memenuhi kebutuhan, harga pangan seharusnya tidak naik,” tukasnya.

Sementara, seorang pedagang telur di Pasar Simpang Limun Medan, Ijar mengakui memang harga telur ayam mengalami kenaikan. Disebutkannya, semula dijual Rp1.200 per kg kini naik menjadi Rp1.400 hingga Rp1.500 per butir.

“Enggak tahu kenapa bisa naik harganya, mungkin karena faktor cuaca. Soalnya, akhir-akhir ini hujan terus, sehingga distribusi terganggu,” akunya.

Terpisah, seorang pedagang beras, Sentosa menuturkan, sudah sepekan terakhir harga beras premium bertahan mahal atau naik cukup signifikan. Harga beras premium yang sebelumnya berada dikisaran Rp11.200 per kg, saat ini melonjak hingga mencapai harga Rp13.000 per kg.

“Harga beras cap Ramos AA yang biasa dijual Rp350 ribu per 30 kg kini menjadi Rp357 ribu. Sedangkan beras Cap Topi Rp316 per 30 kg dari Rp310 ribu,” pungkasnya. (ris/azw)

Exit mobile version