Site icon SumutPos

Tiket Domestik Mahal, Warga Lebih Pilih Liburan Nataru ke Luar Negeri

ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Harga tiket pesawat domestik selama libur Natal dan tahun baru kembali mengalami kenaikan. Kondisi ini sangat memberatkan masyarakat, sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada sektor pariwisata di Indonesia, khususnya Sumatera Utara.

Ketua DPD Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA)? Sumut, Solahuddin Nasution mengkhawatirkan, jika harga tiket pesawat domestik lebih mahal dari tiket pesawat internasional, maka masyarakat akan lebih memilih liburan ke luar negeri dari pada dalam negeri. Menurut Solahuddin, harga tiket pesawat domestik di hari libur Natal ini bisa mencapai 2 kali lipat dibandingkan hari biasa.

“Sebelum Natal dan Tahun Baru, harga tiket pesawat juga sudah tinggi, terutama dalam setahun terakhir. Pada hari-hari biasa, harga tiket domestik juga tetap tinggi,” sebut Solahuddin kepada wartawan di Medan, Kamis (26/12).

Solahuddin menjelaskan, untuk tiket domestik dengan rute Medan-Jakarta sudah tembus di atas Rp2 jutaan. Bahkan, sampai Rp3 juta di masa peak season ini. Bukan hanya Garuda, penerbangan murah (low cost carrier/LCC) juga mahal. Ia mengatakan, Lion Air juga tergolong mahal, antara Rp1,8 juta sampai Rp2 juta.

Dengan kondisi ini, kata Solahuddin, masyarakat harus merogo kantong lebih dalam. “Dengan harga tiket domestik saat ini, sudah bisa melakukan perjalanan luar negeri. Kalau tiket Medan-Jakarta saja sudah sampai Rp5 juta PP, (dengan biaya yang sama) sudah sampai di Osaka (Jepang) kita,” jelas Solahuddin.

Jika harga tiket pesawat belum mengalami penurunan, lanjut Solahuddin, juga akan berdampak kepada maskapai sendiri dengan mengurangi frekuensi penerbangan setiap hari. Karena, penumpang sunyi.

Tapi karena sudah menjadi kebutuhan, Solahuddin mengatakan, pembelian tiket pesawat masih akan mengalami peningkatkan pada liburan akhir tahun ini. “Tapi saya rasa, peningkatan pembelian tiket pesawat sekitar 30 persen dalam suasana Natal dan Tahun Baru ini,” kata Solahuddin.

Tapi sebenarnya, kata Solahuddin, angka itu bisa lebih. Hanya saja, saat ini masyarakat kesulitan mendapatkan tiket dan kalaupun ada, harganya pasti selangit. “Di atas tanggal 20 Desember pembelian tiket sudah penuh semua sampai minggu pertama Januari,” tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio juga menginginkan agar harga tiket pesawat bisa lebih murah, termasuk saat periode libur Natal dan Tahun Baru. Penurunan harga tiket pesawat, menurut Wishnutama sangatlah perlu untuk membantu perkembangan sektor pariwisata di Indonesia.

“Masih, memang masih ada beberapa masalah yang harus kita perbaiki. Tapi, kami akan berusaha sekeras mungkin supaya harga tiket (pesawat) jauh lebih terjangkau,” kata Wishnutama saat ditemui di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta, Senin (23/12) lalu.

Ia mengatakan, kerap berbincang dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terkait harga tiket pesawat. Selain itu, Wishnutama juga melibatkan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menekan harga tiket yang mahal. Termasuk di maskapai pelat merah Garuda Indonesia. “Ini kita mesti koordinasi dengan menteri BUMN kaitannya sama Garuda dan harga avtur. Memang kenyataannya begitu.

Wajar saja wisatawan mengeluh karena harga tiketnya (mahal) dan kami akan carikan jalan,” kata dia. Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tengah mencari cara untuk menurunkan harga avtur yang berpengaruh pada mahalnya tiket pesawat. Ia mengancam akan mengundang pemain swasta untuk memasok avtur kepada maskapai-maskapai nasional di beberapa bandara.

Adapun selama ini, PT Pertamina (Persero) merupakan satu-satunya pemasok avtur untuk maskapai nasional. Depo pengisian avtur Pertamina untuk pesawat udara baik domestik maupun internasional terdapat di 65 bandara.

Menanggapi hal itu, PT Pertamina (Persero) menyambut dengan tangan terbuka rencana Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk mengundang pemain swasta memasok avtur untuk maskapai dalam negeri. Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra mengatakan, Pertamina ingin mendukung bisnis transportasi udara RI lebih baik lagi. Dengan adanya pemain baru, pihaknya dapat bekerja sama dan memudahkan Pertamina dalam distribusi avtur.

Terkait itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menilai persoalan mahalnya tiket pesawat seharusnya bisa dikoordinasikan dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “(tiket mahal) Tanya sama Kementerian BUMN,” katanya kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (25/12). (gus/bbs)

Exit mobile version