Site icon SumutPos

Selama 23 Hari Kebijakan PPKM Darurat, Trafik di 15 Bandara Angkasa Pura I Merosot 76 Persen

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Angkasa Pura (AP) I mencatat ada sebanyak 600.897 penumpang pesawat, yang dilayani di 15 bandara perseroan, selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3 Juli lalu, hingga 25 Juli. Penumpang sejumlah itu terlayani melalui 11.461 pergerakan pesawat udara. Sedangkan untuk trafik kargo, sebanyak 23.128.328 kg barang tercatat telah terlayani di 15 bandara Angkasa Pura I.

SEPI: Aktivitas di bandara KNIA terlihat sepi sejak PPKM Darurat.

Dengan membandingkan catatan pada rentang waktu pelaksanaan PPKM Darurat pada 3-25 Juli (23 hari pencatatan) dengan periode rentang waktu yang sama pada masa sebelum implementasi PPKM Darurat pada 10 Juni hingga 2 Juli, tercatat terjadi penurunan trafik. Selama periode 10 Juni hingga 2 Juli, tercatat sebanyak 2.527.164 penumpang terlayani melalui 24.985 pergerakan pesawat udara di 15 bandara Angkasa Pura I. Pada periode yang sama, sebanyak 27.649.172 kg kargo tercatat telah terlayani.

“Pada masa implementasi PPKM Darurat ini, terdapat tren penurunan jumlah pergerakan penumpang, pesawat udara, serta kargo di bandara yang kami kelola. Untuk penumpang, terdapat penurunan yang sangat drastis, yaitu hingga 76%,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi.

Kemudian untuk pergerakan pesawat udara dan kargo, masing-masing mengalami penurunan sebesar 54 persen dan 16 persen. “Bisa dikatakan, penurunan ini menjadi pertanda bahwa kebijakan PPKM Darurat mampu menekan pergerakan warga masyarakat melalui transportasi udara,” lanjut Faik

Namun, meski lalu lintas angkutan udara mengalami penurunan yang cukup drastis, AP I menekankan hal ini tidak mengurangi komitmen perseroan untuk tetap memberikan layanan terbaik bagi pengguna jasa bandara.

“Kami selalu konsisten menerapkan protokol kesehatan di 15 bandara. Khususnya untuk layanan kargo, termasuk untuk layanan ekspor dan impor, kami pastikan tetap beroperasi secara normal dan lancar. Di masa seperti ini, pergerakan barang melalui transportasi udara harus tetap berjalan lancar untuk mengatrol perekonomian yang terdampak pandemi,” kata Faik.(chi/jpnn)

Exit mobile version