Site icon SumutPos

Solar Langka, Antrean Truk di SPBU Mengular

istimewa ANTRE: Kondisi antrean truk hendak mengisi bahan bakar solar mengantri di SPBU Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebingtinggi sehingga berdampak kemacetan.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Antrean truk dan kendaraan roda empat yang hendak mengisi bahan bakar minyak (BBM) solar di Sentra Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan KL Yos Sudarso Simpang Beo Kelurahan Lalang, Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi, timbulkan kemacetan panjang.

Antrean truk dan kendaraan pribadi menggular, karena bahan bakar solar yang masuk ke SPBU hanya sekali dalam dua hari. Diprediksi solar sebanyak 16 ton tersebut akan habis terjual dalam hitungan jam.

Sayangnya dalam kemacetan antrean BBM tersebut, tidak ada petugas kepolisian yang mengatur arus lalu lintas. Dampak yang ditimbulkan kemacetan panjang karena pengemudi sopir truk saling mendahului kendaraan lainnya.

Salah seorang pekerja SPBU KL Yos Sudarso dipanggil Ika menuturkan, BBM jenis solar bersubsi pemerintah masuk sebanyak 16 ton. Sementara para sopir truk sebelumnya sudah mengantre panjang di depan SPBU.

“Paling lama habis terjual dalam waktu dua jam, semua kendaraan truk yang melintas dari arah Medan menuju Tebingtinggi mengisi BBM jenis solar subsidi ini,” bilangnya.

Pekerja SPBU ini mengaku sebenarnya pihak SPBU sudah melakukan pengaturan antrian kenderaan truk dan mobil pribadi, tetapi karena para supir susah diatur sehingga terjadilah penumpukan kendaraan.

“Susah diatur para supir kendaraan, sehingga mobil dan truk sudah selesai mengisi bahan bakar tidak dapat keluar dengan bebas karena terjebak mobil lain,” bilang Ika. Lain halnya salah satu sopir truk pembawa tanah yang sudah antri hampir satu jam, Parno (52) warga Serdang Bedagai mengatakan saat ini bahan bakar solar susah didapat, walaupun ada di SPBU tetapi harus antri berjam jam, sedangkan kami bekerja membawa tanah timbun harus kerja target harian.

“Kami para supir ini berharap kepada pemerintah untuk mempermudah mendapat bahan bakar solar, terutama yang bersubsidi, jika bahan bakar solar tidak subsidi kami beli, maka honor gaji kami tidak bisa menutupi biaya sehari hari,” bilangnya. (ian/han)

Exit mobile version