Site icon SumutPos

Harga Bahan Pokok Turun di Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah harga bahan kebutuhan mengalami penurunan di Sumatera Utara (Sumut), diduga karena daya beli masyarakat yang menurun. Penurunan harga ini diperkirakan akan memicu deflasi di Sumut pada bulan Oktober 2020.

TRANSAKSI: Pedagang sedang bertransaksi pembelian bahan pangan di pasar tradisional, belum lama ini.

Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok Sumatera Utara, Gunawan Benjamin menjelaskan hampir semua kebutuhan pokok turun. Meski tidak secara signifikan pada bulan September ini.

“Pemicunya memang karena aktifitas masyarakat di bulan Muharam terbilang sangat sedikit. Sejumlah pesta ditiadakan. Ini yang menjadi pemicu utama stabilnya harga kebutuhan pokok belakangan ini. Meskipun dengan kecenderungan turun, namun penurunan sejumlah harga yang terjadi selama sebulan terakhir hanya dikisaran 1,5% paling banyak,” jelas Gunawan.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan diantaranya adalah bawang merah, cabai merah, cabai rawit dan minyak goreng. Meskipun demikian minyak goreng belakangan memang mengalami kenaikan, tetapi angkanya sangat kecil sekali sehingga tidak mampu menjadi pendorong kenaikan rata-rata di bulan September 2020.

“Belum lagi kita berbicara mengenai tren penurunan harga di komoditas sayur-sayuran. Tren turunnya juga terjadi pada komoditas sayuran dari Tanah Karo. tomat dan beberapa sayuran lain mengalami penurunan termasuk sayur dari dataran rendah,” tutur Gunawan.

Harga ikan yang belakangan mengalami kenaikan. Namun kenaikannya juga terbilang sangat terbatas.

“Jadi secara keseluruhan di bulan September ini saya memperkirakan Sumut akan mengalami deflasi dikisaran angka 0 hingga 0,01%. Sangat kecil sekali angkanya. Kalaupun dengan peluang inflasi juga tidak jauh berbeda dari angka tersebut,” ujar Gunawan.

Setelah Muharam ini kata Gunawan, mulai terlihat adanya tren kenaikan pada harga cabai merah. Saat ini bertengger dikisaran Rp32.000 per kg. Masih dalam rentang angka yang stabil memang.

Gunawan juga mengingatkan kondisi harga kedepan bukan dikhawatirkan dari pemulihan daya beli masyarakat. Tetapi lebih dikarenakan faktor cuaca.

“Dan Pemerintah Sumut jangan remehkan hal tersebut, karena inflasi yang terjadi saat daya beli melemah belakangan ini. Ini sama saja kita membiarkan pemiskinan warga Sumut,” tandasnya. (gus/ram)

Exit mobile version