Site icon SumutPos

Tetap Perhatikan Lawan Bicara

Rury Maharani, Dara Kepribadian Medan 2012

PEMENANG: Pimpinan Plaza Millennium Herri Zulkarnain dengan pemenang Millennium Pildacil tahun lalu. Tahun ini kegiatan yang sama kembali akan digelar. //ist /SUMUT POS

Bagi gadis cantik ini, berpenampilan tomboy bagi seorang wanita tidak menjadi masalah. Tetapi, harus tetap mempertimbangkan dimana lingkungan kita berada.  “Tidak masalah wanita itu berpenampilan tomboy, yang penting harus dilihat antara pakaian dan acara yang akan dihadiri. Selain itu harus memiliki sopan santun, walau penampilan tomboy,” ujar Dara Kepribadian Medan 2012, Rury Maharani.

“Wanita itu kan dipandang karena etika nya. Kalau tidak memiliki sopan santun, maka kita tidak akan dipandang sebagai wanita seutuhnya,” lanjut gadis yang merupakan alumni SMA N 4 Medan ini.

Diungkapkannya, kepribadian itu bukan hanya wajah yang cantik, atau penampilan luar saja. Etika, Inner Beauty juga memiliki dampak dari kepribadian. “Kalau wajah tidak cantik, tapi bersih dan rapi, orang juga akan melirik atau melihat kita,” tambah gadis cantik yang berkulit putih kelahiran 21 Oktober 1994

Bungsu dari 2 bersaudara yang senang debat ini juga menyatakan tidak sulit mempelajari etika. Intinya, hanya cukup mengetahui siapa lawan bicara dan dimana kita berada. Kalau ilmu sudah berhasil, maka akan semakin mudah bagi kita untuk memperdalam tentang sopan santun ini. “Intinya agar kita terkesan santun, perhatikan lawan bicara. Apakah lebih tua, lebih muda, atau seumuran. Selain itu, lihat lingkungan kita saat berbicara, apalah memungkinkan menggunakan bahasa yang lebih ringan, atau lebih berat,” lanjut gadis yang berkeinginan menimba ilmu di USU ini.

Nah, bila sudah menguasai ilmu tersebut, maka langkah selanjutnya dalam mempelajari etika adalah senyum. “Usahakan memberikan senyum yang tulus dan hangat. Jangan senyum meringis. Senyum lebar sehingga gigi bagian atas terlihat akan berkesan tulus kok,” ungkapnya.

Nah, bila senyum dan lingkungan sudah berhasil dikuasai, langkah selanjutnya untuk mempelajari etika adalah cara berpakaian. “Kalau berpakaian, intinya yang nyaman kita gunakan. Pilih warna dan model pakaian yang sesuai dengan kulit dan acara yang akan didatangi,” paparnya.
Bila etika keseharian ini sudah terserap, maka etika lain juga akan lebih mudah untuk dipelajari. Seperti berjalan, dalam makan, dan lainnya. “Tidak mudah menjadi wanita, tapi wanita ini makhluk yang indah dan banyak yang mengagumi,” tutupnya. (ram)

Exit mobile version