Site icon SumutPos

Kakek Dibunuh Maling, Ahui Bunuh Tetangga

ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang kakek Marsukil Samosir (81) ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya, Jalan Setia Luhur, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Helvetia. Mayatnya ditemukan pada Rabu (24/5) sekira pukul 19.30.

Marsukil tewas karena dianiaya tiga pelaku perampokan yang terpergok korban sedang menyatroni rumahnya.

Diketahui, ketiga pelaku berhasil diamankan. Tiga pelaku itu diantaranya RD (16), AD (16) dan PD (32). Mereka ditangkap berdasarkan kerjasama tim gabungan polrestabes dan Polsek Helvetia.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek), Helvetia, Kompol Trila Murni mengatakan, salah seorang saksi mencium aroma tidak sedap sebelum mengetahui Marsukil tewas.

“Saksi Siti Aisyah mencium bau tak sedap pada saat di depan rumahnya. Kemudian, hal itu diteruskan ke kepala lingkungan kemudian ke polisi,” kata Trila kemarin.

Polisi yang mendapat laporan itu kemudian menuju ke lokasi. Di lokasi, korban ditemukan telungkup di ruang makan dalam kondisi tanpa busana dan bersimbah darah. Polisi kemudian melakukan penyelidikan. Akhir ketiga pelaku berhasil mereka tangkap Jumat (26/5) kemarin

“Tim Reskrim Polsek Helvetia beserta Timsus Jahtanras Polrestabes Medan melakukan penangkapan terhadap tersangka RD dan AD di Desa Sawit Seberang, Kecamatan Besitang, Langkat dan kemudian dilakukan penangkapan terhadap PD di Klambir V, Hamparan Perak,” terang Trila.

Kepada polisi, pelaku mengaku melakukan aksi kriminalnya pada Senin (22/5). Mereka masuk melalui belakang rumah korban.”Saat pelaku masuk ke dalam rumah dilihat korban. Pelaku RS memukul korban, kemudian pelaku PD mencekik korban dan membenturkan kepala korban ke lantai sampai berdarah,” ujarnya.

Setelah itu, para pelaku mengambil barang-barang korban berupa tabung gas, kompor gas, dispenser dan uang Rp700 ribu yang ditampung oleh AD di belakang rumah korban.

Sementara itu, masih kasus pembunuhan, korban pembunuhan bernama Sumandi alias Ahui (19), warga Jalan Bintang Terang, Komplek Tsunami, Kecamatan Sunggal ditikam oleh pelakunya, Andigan alias AAN (43) yang tidak lain merupakan tetangga korban. Pelaku dapat dibekuk setelah tiga jam pasca kejadian.

Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Kapolrestabes) Medan, Kombes Pol Sandi Nugroho mengatakan, penikaman itu terjadi karena pelaku sakit hati dengan korban. Pelaku kerap diolok-olok, namun selalu mengabaikan perlakuan korban.“Jadi tersangka mengaku sering diperolok-olok korban dan ditantang untuk berduel. Dari situ dia (pelaku) terus memendam kesal kepada korban,” kata Sandi, di Mapolrestabes Medan, Rabu (31/5).

Dijelaskan Sandi, awalnya pelaku tidak meladeni tantangan dan ejekan korban terhadap dirinya.“Namun entah mengapa, kemarin itu, pelaku reflek dan menikamkan pisau yang biasa dibawa untuk keperluannya bekerja sebagai karyawan di pabrik plastik,” jelas Sandi.

Usai menikamkan pisau ke tubuh korban, pelaku panik dan mencoba menarik hingga gagang pisaunya patah. “Pelaku sempat meminta istrinya mencarikan angkutan untuk membawa korban ke rumah sakit terdekat.Karena panik dia sempat meminta istrinya mencarikan becak untuk membawa korban ke rumahsakit,” tambahnya.

Namun, usai menyuruh sang istri untuk membawa korban ke rumah sakit, tersangka langsung melarikan diri hingga akhirnya ditangkap di kawasan Kabupaten Tanahkaro.

“Tersangka ditangkap beberapa jam setelah kejadian di rumah kerabatnya,” terang orang nomor satu di Mapolrestabes Medan ini.

Sementara itu, tersangka mengaku khilaf menikam korban karena sakit hati sering diejek dan ditantang untuk berkelahi.“Saya menyesal, saya tidak sengaja menikamnya. Saya khilaf,” sesalnya.

Kapolsek Sunggal, Kompol Daniel Marunduri, Selasa (30/5) sore menjelaskan, korban dibunuh oleh orang yang dia kenal yakni tetangganya sendiri. (dvs/ila)

 

Exit mobile version