Site icon SumutPos

Cekcok Soal BPJS, Pemuda Ini Hantam Ayah Tirinya… Tewas

Foto: Raja/PM Jenazah Zainuddin tergeletak di rumahnya Jalan Jagung Gang Sepakat, Lingkungan 8 Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, setelah dibunuh anak tirinya, Abdul Rahman (kiri), Kamis (3/3/2016) sore.
Foto: Raja/PM
Jenazah Zainuddin tergeletak di rumahnya Jalan Jagung Gang Sepakat, Lingkungan 8 Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, setelah dibunuh anak tirinya, Abdul Rahman (kiri), Kamis (3/3/2016) sore.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sehari pasca seorang anak membakar hidup-hidup ibu kandungnya hingga tewas, kasus pembunuhan kembali terjadi di kawasan Medan Utara. Kali ini giliran anak yang tega menghabisi nyawa ayahnya sendiri. Perbuatan keji ini dilakukan Abdul Rahman (28) terhadap ayah tirinya Zainuddin (58), Kamis (3/3) sekira pukul 15.30 WIB.

Pembunuhan terjadi di rumah Zainuddin, Jalan Jagung Gang Sepakat, Lingkungan 8 Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan.

Sore itu, Abdul dan temannya bernama Udin (27) datang ke rumah korban mengendarai sepeda motor jenis bebek. Setiba di lokasi, Abdul langsung menghampiri ayahnya yang tengah santai di ruang tamu. Kepada Zainuddin, Abdul meminta uang untuk biaya pengurusan kartu BPJS Kesehatan.

Awalnya, pembicaraan antara anak dan ayah ini tampak biasa. Namun, tanpa diketahui secara pasti penyebabnya, tiba-tiba pelaku marah hingga keduanya terlibat adu mulut.

Zainuddin yang tak mau bertengkar memilih mengalah dengan beranjak ke dapur meninggalkan Abdul di ruang tengah. Merasa tak dihargai, Abdul menyusul Zainuddin. Di sana, keduanya kembali cekcok mulut.

Diduga karena emosi, Abdul langsung menghantamkan helm yang dari awal ditentengnya ke kepala Zainuddin. Seketika itu juga, Zainuddin tersungkur dan kejang-kejang di lantai. Tak lama berselang, korban pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Melihat korban terkapar tak berdaya, Abdul dan temannya langsung melarikan diri. Jenazah Zainuddin yang tergeletak di dapur dengan posisi terlentang dan mengenakan baju kaos putih dan celana panjang keper hitam itu, pertama kali ditemukan oleh cucu pertamanya.

“Tadi kakek sempat bertengkar dengan om Rahman (Abdul-red). Terus kakek pergi ke belakang rumah, tapi dikejar sama om,” ucap Reza Khadafi (8), cucu korban.

“Kakek sempat terjatuh, tapi dipukul lagi kepalanya pakai helm. Nggak lama kakek kejang-kejang, dan tak bangun lagi,” ungkapnya.

Istri korban, Khairani (48) yang baru mengetahui kejadian tersebut langsung menjerit histeris hingga membuat warga sekitar berdatangan. Dengan didampingi beberapa warga, Khairani kemudian mendatangi Mapolsek Medan Labuhan untuk melaporkan kejadian tersebut.

Polisi yang tiba di lokasi lantas melakukan olah TKP, dan selanjutnya membawa jasad Zainuddin ke RSU dr Pirngadi Medan. Kapolsek Medan Labuhan, Kompol Boy J Situmorang mengatakan, setelah mengumpulkan keterangan dari beberapa orang saksi, pihaknya berhasil meringkus pelaku sekitar dua jam setelah peristiwa pembunuhan terjadi.

“Pelaku yang sempat kabur telah berhasil kita amankan. Saat ini, dia sedang menjalani periksaan intensif oleh penyidik,” terangnya.

Boy menyebutkan, pelaku melakukan pembunuhan itu dengan memukul kepala ayahnya menggunakan helm. Hanya saja untuk motif kasus tersebut masih didalami pihaknya.

“Motifnya masih didalami. Cuma sebelum pelaku menganiaya korban, kedua ayah dan anak ini sempat terlibat pertengkaran,” ucap Boy.

Pelaku dan temannya ditangkap di dua lokasi berbeda. Abdul dibekuk di rumahnya kawasan Titipapan Medan Deli. Sedang Udin dibekuk di kawasan Hamparan Perak, Deli Serdang. Hingga berita ini dilansir, pelaku masih diperiksa polisi hingga belum bisa diwawancarai.

Tetangga korban yang ditemui di lokasi mengatakan, korban dan istrinya merupakan warga pendatang yang baru sekitar empat bulan berdomisili di kampung mereka. “Kami nggak tahu korban pindahan dari mana. Cuma ada sekitar empat bulan dia menyewa di rumah itu,” tutur, R boru Nababan (45).

Menurutnya, selama ini keluarga Zainuddin sangat tertutup dan jarang bergaul dengan warga setempat. Hanya saja setiap Sabtu malam, rumahnya sering terlihat ramai dikunjungi oleh warga dari luar kampung tersebut.

“Kalau pertengkaran di rumah itu sudah sering terjadi. Biasanya yang ribut itu anak-anak tiri dari istrinya, karena kabarnya pak Zainuddin itu dulu statusnya lajang dan belum ada anak,” ungkapnya. (cr2/deo)

Exit mobile version