Site icon SumutPos

Tiga Anaknya tak Sarjana, Calon Profesor Gugat Cerai Istri

SUMUTPOS.CO – Menjadi dosen dan bakal memiliki gelar guru besar membuat Tongat (59), berharap ketiga anaknya juga sukses meraih pendidikan setara dengannya.

Sebaliknya, ketiga anaknya tidak mau mengikuti jejaknya. Sang bakal professor pun geram sampai main ancam cerai istrinya, Butet (50). Tongat menganggap kegagalan anaknya dalam menempuh pendidikan tinggi karena kesalahan istrinya.

Tongat menganggap istrinya tidak serius mendidik anaknya supaya berhasil seperti dirinya.

”Malu benar ini. Masak bapaknya calon profesor, lha ketiga anaknya enggak ada yang mau lulus S1,” kata Tongat di sela­sela sidang talak cerainya di Pengadilan Agama (PA).

Bersama pengacaranya Tongat menyatakan mengajukan talak cerai karena tidak mau beban kepada rekan­rekannya.

Terlebih, ketiga anaknya tidak ada yang memilih jalur akademisi seperti dirinya. Tongat mengakui segala upaya sudah ia lakukan untuk mendukung pendidikan anak­anaknya sejak kecil.

Ia mengikutkan ketiga anaknya asuransi pendidikan dan berkali­kali mendorong mereka untuk menyelesaikan pendidikan, minimal mendapatkan gelar sarjana.

Akan tetapi, dari semua usahanya selalu gagal. Ketiga anaknya tidak ada yang sekolah.

Mereka lebih memilih bekerja dan membuka usaha sendiri. Seperti putra pertama yang membuka restoran di Bali.

Sedangkan anak keduanya yang lulus SMK memilih bekerja sebagai teknisi di perkapalan.

Untuk putri yang bungsu ia harus menikah setelah lulus SMA dan hingga kini belum mau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut Tongat, dirinya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyekolahkan anaknya.

”Saya daftarkan ke kampus swasta dari yang akreditasi A sampai C. Kira –kira 10 kali daftarkan, tapi satu semester masuk setelah itu putus. Aduh aku sampai pusing,” kata Tongat. Karena itu, Tongat sering bertengkar dengan istrinya. ”Istri itu alasannya demokratis biar anak menentukan pilihan hidupnya. Kalau sekolah mah bukan pilihan hidup. Menuntut ilmu itu wajib,” kata Tongat.
Sementara Butet menyatakan sebenarnya ia selalu meminta anak­anaknya menuruti permintaan ayahnya untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.

Akan tetapi, anaknya tidak mau karena mereka lebih suka berbisnis dan belajar sendiri di lapangan tanpa teori.

”Anak-anak saya itu cerdas kok. Mereka bisa menentukan kesuksannya sendiri tanpa harus sekolah seperti bapaknya,” kata Butet.

Seperti anak pertamanya yang hanya berbekal lulusan manajemen SMK, kini menjadi manager hotel bintang empat di Bali.

Bahkan, memiliki berbagai bisnis perhotelan di Kuta Bali. Anak keduanya juga demikian.

Bermodal lulusan teknik di SMK, anaknya berhasil menjadi kepala regu teknik di perusahaan perkapalan swasta.

”Palingan yang lulusan S1 kalah pengalaman sama anak saya. Bapak itu waktunya bangga lha anak sudah enggak merepotkan sama orang tua lagi kok,” jelasnya. (umi/jpg)

Exit mobile version