Site icon SumutPos

Ridwan Tikam, Seret, dan Telanjangi Korban

Ridwan Maulana, tersangka pembunuhan pasangan suami istri dan seorang anak di Aceh.

ACEH, SUMUTPOS.CO – Baru hitungan bulan bekerja sebagai sopir mobil angkutan barang, Ridwan (22) sudah memiliki dendam kesumat terhadap majikannya. Puncaknya, pemuda asal Aceh Jaya, Aceh, ini mengambil sebilah pisau dan membantai keluarga Tjisun (45). Tiga jenazah ditemukan bersimbah darah.

Pada Jumat (12/1/2018), Ridwan masuk ke gudang serta tempat tinggal keluarga Tjisun di Kampung Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, pada Jumat (5/1) sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah masuk, ia membunuh Tjisun yang sedang berada di gudang. Pria yang berprofesi sebagai distributor makanan ini pun seketika ambruk. Darah segar keluar dari tubuhnya.

Setelah membunuh, Ridwan menyeret korban ke kamar mandi dan kemudian menguncinya. Setelah menghabisi Tjisun, Ridwan masuk ke ruko yang dijadikan tempat tinggal. Di sana, ia menghabisi nyawa Minarni (40) dengan cara mencekik.

Belum puas, pelaku juga melucuti seluruh pakaian Minarni. Di lokasi, polisi menemukan gunting yang diduga dijadikan pelaku untuk menggunting pakaian korban. Terakhir, Ridwan membacok leher anak korban, Callietos NG (8). Ketika ditemukan, kondisi Callietos sangat mengenaskan, yaitu kepala terpisah dari badan.

Setelah membunuh, pelaku diduga sempat naik ke lantai dua ruko. Ia mencuci tangan yang berlumuran darah di dalam kamar mandi. Sebelum melarikan diri, Ridwan mengunci seluruh pintu dari luar. Warga sekitar tak ada yang curiga dan mengetahui aksi pembantaian sekeluarga tersebut.

Berselang tiga hari kemudian, Senin (8/1), barulah warga menaruh curiga. Hal itu terjadi setelah keluarga korban dari Medan, Sumatera Utara, sudah beberapa kali menghubunginya lewat telepon seluler tapi tidak tersambung. Pihak keluarga selanjutnya menghubungi tetangga tempat Tjisun menetap.

Warga mengecek dan rasa curiga timbul setelah mencium bau amis seperti darah. Mengetahui ada yang tidak beres, masyarakat melapor ke polisi. Malam itu juga polisi membongkar pintu depan toko dan masuk ke dalam. Di sana, aparat penegak hukum menemukan Minarni dan Callietos tergeletak. Sedangkan jasad Tjisun ditemukan di gudang.

Kabar penemuan mayat warga etnis Tionghoa ini dengan cepat beredar. Masyarakat geger. Polisi memasang garis polisi di sekitar lokasi agar warga tidak mendekat. Olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan. Kapolresta Banda Aceh Kombes Saladin memimpin personel untuk mengungkap kasus tersebut.

Malam itu, polisi berbagi tugas. Tim identifikasi melakukan olah TKP, sedangkan tim lain melakukan pengejaran. Olah TKP selesai sekitar pukul 04.00 WIB, Selasa (9/1). Jenazah ketiganya selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Banda Aceh, Aceh.

“Dua mayat satu perempuan dan satu anak-anak berjenis kelamin laki-laki ditemukan di dalam sebuah ruko. Sedangkan yang laki-laki ditemukan di dalam gudang,” kata Saladin kepada wartawan di lokasi.

Saat ditemukan, Tjisun dan anaknya mengalami luka bacok di leher. Sedangkan istri Tjisun ditemukan dalam kondisi telanjang bulat dan terdapat luka bekas cekikan di leher.

“Pelaku diduga orang dekat korban atau minimal pernah kenal dengan korban,” jelas Saladin malam itu.

Sekitar pukul 02.00 WIB, Selasa (9/1) dini hari polisi sudah menduga pelaku pembunuhan secara sadis tiga orang sekeluarga ini adalah Ridwan. Hasil penyelidikan, Ridwan diketahui sudah berada di Aceh Barat, Aceh. Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh AKP Muhammad Taufik dan anggota malam itu juga bergerak ke sana.

Begitu tiba di lokasi yang diduga jadi tempat persembunyian Ridwan, pemuda itu sudah lebih dulu menghilang. Polisi mendapat kabar saat itu Ridwan sudah di Aceh Barat Daya dan terakhir kali keberadaannya diketahui di Sumatera Utara. Pengejaran ke sana dilakukan.

Pada Rabu (10/1) sekitar pukul 16.00 WIB, polisi memperoleh informasi Ridwan berada di Bandara Internasional Kuala Namu Sumatera Utara. Penangkapan pun akhirnya dilakukan setelah Satuan Reserse Kriminal Polresta Banda Aceh meminta bantuan Polda Sumatera Utara dan Polres Deli Serdang.

Ridwan, yang berada di lantai satu bandara, tak berkutik saat diciduk sekitar pukul 18.00 WIB. Ia selanjutnya diboyong ke Mapolresta Banda Aceh pada Kamis (11/1) dan tiba sekitar pukul 16.00 WIB. Dengan menggunakan sebo dan tangan terborgol ke belakang, ia dihadirkan saat konferensi pers.

“Saat ditangkap pelaku belum punya arah belum punya tujuan mau ke mana. Karena saat ditangkap (di bandara), pelaku belum memiliki tiket pesawat,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Misbahul Munauwar.

Pelaku Ridwan diketahui baru bekerja sebagai sopir mobil barang milik korban selama tiga bulan. Menurut Misbahul, pelaku mengaku nekat menghabisi nyawa korban karena merasa sakit hati sering dimarahi.

“Hasil pemeriksaan awal, pelaku mengaku sakit hati karena sering dimarahi. Pelaku membunuh korban dengan pisau,” jelas Misbahul.

Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan terkait apakah pelaku memperkosa Minarni sebelum dibunuh atau tidak. “Korban tidak diautopsi. Hasil visum luar terdapat luka tajam di leher,” jelas Misbahul.

Sementara itu, satu unit motor milik korban yang sempat dinyatakan hilang kini sudah diketahui keberadaannya. Polisi mengamankan motor tersebut di wilayah Aceh Barat, Aceh.

“Nanti anggota akan ke Aceh Barat untuk mengambil barang bukti,” ungkap Misbahul.

Belum banyak keterangan diperoleh dari Ridwan. Pasalnya, polisi belum melakukan pemeriksaan intensif terhadap dirinya. Barang bukti berupa pisau yang dipakai untuk membunuh juga belum ditemukan.

“Sampai saat ini masih pendalaman, pelaku belum diperiksa lebih dalam,” tutup Misbahul. (asp/dtc)

Exit mobile version