Site icon SumutPos

Mantan Sopir Korban Diburu ke Simalungun

Foto: Gatha Ginting/Repro Foto Diana Br Siagian (semasa hidup) bersama suami.
Foto: Gatha Ginting/Repro
Foto Diana Br Siagian (semasa hidup) bersama suami.

MEDAN, SUMUTOS.CO – Dua hari berlalu, kasus pembunuhan Diana Mariana boru Siagian (68) masih jadi teka teki yang belum terpecahkan. Benarkah mantan Kepala SD Negeri di Siantar itu dihabisi M Nababan, mantan sopir pribadi suami korban atas motif sakit hati? Meski itu masih sebatas kecurigaan pihak keluarga saja, tapi polisi langsung meresponnya dengan melakukan pengejaran hingga ke Simalungun.

Hal ini dikatakan Kapolsek Sunggal, AKP Aldi Subansono saat ditemui, Kamis (11/9) sore. Dipaparkan Aldi, usai memeriksa 4 orang saksi dan atas kecurigaan keluarga korban. Pihaknya kini tengah memburu M Nababan. Setelah 24 jam melacak, polisi akhirnya mengetahui keberadaan M Nababan di Kab. Simalungun.

“Sampai saat ini kita masih melakukan penyelidikan. Memang ada yang kita curigai. Makanya kita cari tahu dimana keberadaannya. Dan akhirnya, kita ketahui dia berada di Simalungun. Dan sekarang, petugas kita lagi ke sana,” ungkap Aldi.

Sampai saat ini polisi masih membutuhkan keterangan dari beberapa orang yang diduga mengetahui peristiwa tersebut, termasuk Elisabet selaku orang yang pertama menemukan korban tewas. “Kita baru mendapat keterangan setengah dari Elisabet. Makanya, nanti kita akan kembali memeriksanya. Pasalnya, saat ini mereka masih sibuk mengurusi acara pemakaman korban,” pungkasnya.

Sebelumnya anak tiri pertama korban, Leo alias Salomo yang ditemui di rumah dukan Jl. Bunga Kenanga, Kel. PB Selayang II, Kec. Medan Selayang mengatakan, sebulan sebelum pembunuhan terjadi, ibu tirinya sempat cerita pada sopir baru ayahnya bernama Rusli. Kala itu, Diana mengaku dapat teror dari lelaki yang tak dikenalnya.

“Saat itu, dia bilang peneroran terjadi saat dia mengangkat telpon rumah,” ucapnya. Dalam perbincangan dengan Rusli tersebut, lanjut Leo, lelaki tak dikenal itu meminta korban dan keluarganya segera pergi meninggalkan rumah mereka (tempat kejadian). Tak cuma itu, jika korban dan keluarganya membangkang, si peneror mengancam akan membakar rumah tersebut dan membunuhnya.

“Makanya, saat itu dia minta kepada Rusli untuk jangan pergi meninggalkannya. Dia juga saat itu minta supaya Rusli jangan menceritakan hal itu kepada anak-anaknya. Makanya, kami baru tahu sekarang,” ungkap Leo sembari menyebutkan kalau saat kejadian Rusli tengah mengantar ayahnya, Togar Simanjuntak mengikuti seminar ke Hotel Hermes.

Saking takutnya atas peneroran tersebut, korban sempat berjanji akan membangun rumah Rusli dan keluarganya di perkarangan rumah tersebut. “Itulah yang terjadi. Dan kami pun baru tahu setelah kejadian ini,” ujarnya.

Disinggung siapa pelaku yang mereka curigai, lelaki berperawakan tegap ini mengatakan, mencurigai mantan sopir Togar, M Nababan warga Pasar 7 Padang Bulan Medan. Pasalnya, sebelum M Nababan tidak bekerja dengan keluarganya pada bulan Maret 2014 lalu, korban sempat memarahi M Nababan. “Kita curiga sama dia. Karena dia sempat dimarahi sama ibu. Makanya kecurigaan kami sama dia. Kan gak salah jika kami curiga,” ujarnya.

Sebelumnya, Diana ditemukan tewas dengan kondisi leher terjerat kabel di kamar tidur rumahnya, Selasa (9/9) sekira pukul 10.45 WIB. Temuan mayat istri mantan Kasi Perizinan Disperindag Deliserdang itu sontak menggemparkan warga Jl. Bunga Kenanga Lingkungan I, Kel. PB Selayang II, Kec. Medan Sunggal. Kuat dugaan, mantan Kepala SD Negeri di Siantar ini sengaja dibunuh.

Hasil pemeriksaan petugas tak ada barang berharga milik nenek 14 cucu itu yang hilang. Pelaku juga tak ada meninggalkan jejak di sekitar lokasi. Sebelum kejadian, korban dikunci sendirian dalam rumah oleh menantunya, Elisabet yang disuruh belanja ke pajak. Sepulang belanja, Elisabet mengaku telah menemukan mertuanya tewas. (ind/deo)

Exit mobile version