Site icon SumutPos

Kata Paranormal, Gerhard Dihabisi Penumpang yang Dikenalnya

Foto: Amri/PM Gerhard Turnip semasa hidup. Ia dibunuh penumpangnya saat membawa mobil rental ke Berastagi.
Foto: Amri/PM
Gerhard Turnip semasa hidup. Ia dibunuh penumpangnya saat membawa mobil rental ke Berastagi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebelum jasad Gerhard Turnip (25) ditemukan di jurang Tiga Panah, Karo, kedua orangtuanya sempat mendatangi paranormal di kawasan Jalan Jamin Ginting Medan. Mereka bahkan sempat marah. Sebab, setelah menerawang, paranormal itu menegaskan kalau anak mereka sudah tewas dibantai temannya.

“Ada orang pintar di Jamin Ginting kami datangi waktu itu. Dibilangnya kalau anak kami udah meninggal dibunuh kawannya, makanya kami marah. Rupanya benar sekarang,” ujar ibu Gerhard. Bahkan, rincian paranormal itu cukup detail. Gerhard membawa 6 penumpang yang sudah dikenalnya, dan 2 di antaranya perempuan.

B Turnip dan D br Simatupang juga berasumsi kalau yang merental adalah kenalan Gerhard. Sebab, selama ini Gerhard tak pernah mau merentalkan mobilnya apalagi dia yang menjadi sopirnya. “Ini pasti ada kaitanya dengan teman anak kami. Gak pernah mau direntalkan mobilnya itu. Dia sayang kali sama mobilnya,” ungkap D br Simatupang.

Dibebernya lagi, anaknya sering bercerita soal pacarnya yang bernama Rina Rahel br Simangunsong (25), yang menetap di Simpang Barat. “Aku yakin si Rahel pasti tau kali soal kematian anakku. Gak mungkin dia gak tahu. Apalagi setiap kali aktifitas, anakku selalu ditanya si Rahel dari BBM mereka,” jelasnya sambil menangis di rumah duka yang dipenuhi pelayat.

Minta Maaf Gadai Mobil

Kepergian Gerhard selamanya, seakan sudah diberi pertanda. Ya, pada 8 Juni 2015, saat B. Turnip menelepon anaknya itu, Gerhard terlihat lain. Mereka berbicara panjang. “Pas tanggal 8, aku telpon dijawabya. Dia cerita panjang lebar. Ada setengah jam kami bicara,” jelas B Turnip.

Dalam percakapan mereka, Gerhard juga sempat meminta maaf karena kerap membuat orangtua susah. Gerhard minta maaf karena pernah menggadaikan mobil dan akhirnya ditebus orangtuanya. Dia juga berjanji tak akan bandl lagi dan tak dugem lagi, serta jadi anak mandiri.

Keesokannya, ponsel Gerhard tak lagi aktif. Sejak itu, mereka cemas dan akhirnya melapor ke Polsek Sunggal. “Kami udah lapor ke Polsek Sunggal pas anak kami hilang beberapa hari. Rupanya anak kami udah meninggal,” isak Turnip.

Semasa hidup, Gerhard dikenal royal pada teman. Dia juga tak segan mentraktir teman-temannya makan dan minum. “Dia baik orangnya, bergaul. Kami sering dibayari makan,” ujar Tulous (25), teman korban. Gerhard juga dikenal akrab dengan dunia gemerlap. “Dia hoby juga dugem. Seminggu sekali masuk room,” ujar Sella, teman korban.(mri/trg)

Exit mobile version