Site icon SumutPos

Anjing Pelacak Temukan 18 Kg Sabu di Helvetia

Foto: Oki/PM Boby dan Reza, mantan anggota TNI, ditangkap BNN karena memiliki 18 kg sabu di Jalan Setia Budi Gang Luhur Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia, Kamis (15/9) petang.
Foto: Oki/PM
Boby dan Reza, mantan anggota TNI, ditangkap BNN karena memiliki 18 kg sabu di Jalan Setia Budi Gang Luhur Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia, Kamis (15/9) petang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan warga mendadak memadati Jalan Setia Budi Gang Luhur Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia, Kamis (15/9) petang. Kehebohan warga itu ternyata ingin melihat Badan Narkotika Nasional (BNN) RI menggerebek dan menggeledah tiga rumah sekaligus di lorong tidak terlalu sempit itu.

Petugas BNN RI datang dengan mengerahkan seekor anjing pelacak untuk mengendus keberadaan sabu. Kejelian anjing pelacak terbukti. Petugas menyita sekitar 18 kilogram (Kg) sabu dari rumah semi permanen yang terakhir disisir. Selain sabu, petugas juga mengamankan dua orang pria, Bobby (24) dan Reza yang merupakan pecatan dari TNI AD.

Deputi Penindakan dan Pemberantasan BNN RI, Irjen Pol Arman Depari menyatakan, pengungkapan ini merupakan hasil pengembangan kasus yang berhasil diungkap BNN RI pada Maret 2016 di Kota Medan dan Jakarta.

“Ini pengembangan kasus yang kita tangkap di salah satu indogrosir Kota Medan. Dari situ kita menangkap lima orang tersangka dan menyita barang bukti 11 kilogram sabu. Masih di bulan Maret, kita menangkap seorang atas nama DIN di Jakarta dan menyita 35 kilogram sabu,” kata Arman didampingi Kepala BNNP Sumut, Brigjend Pol Andi Loedianto.

Menurut Arman, dari dua kasus yang berhasil diungkap itu, pihaknya melakukan pengembangan dan menangkap dua tersangka ini. Dia menceritakan, awalnya Reza ditangkap di salah satu hotel yang ada di Kota Medan.”Satu di antaranya mengaku anggota TNI. Ternyata kita konfirmasi ke satuan, kartu anggota TNI itu palsu,” kata Arman.

Perwira tinggi dengan pangkat dua bintang emas di pundaknya ini bilang, barang bukti diamankan dari gudang penyimpanan, di Gang Sendiri tersebut. Menurut dia, Bobby sengaja menyimpan barang bukti sabu 18 kilogram itu di rumah tantenya. Kata dia, Reza tak dapat dihadirkan lantaran mengalami overdosis saat diamankan.

Menurut Arman, barang bukti sabu itu sengaja disimpan di rumah tantenya. Dia bilang, saat digerebek, tante dan om-nya berhasil kabur. “Rumah tempat simpan barang bukti, berjarak empat rumah dari rumah tantenya,” ungkap dia seraya menambahkan, jaringan ini sudah melibatkan satu keluarga dan beroperasi sudah cukup lama.”Sindikat ini diatur secara bersama keluarga, tante. Adik juga ikut dilibatkan dan sudah cukup lama (beroperasi),” timpalnya.

Arman menambahkan, sabu sebanyak 18 kilogram itu berasal dari Malaysia yang masuk ke Medan melalui jalur perairan Aceh. Menurut dia, sabu itu rencananya akan diedarkan di Medan dan Jabodetabek.

Menurut Arman, Bobby berperan sebagai penyimpan narkoba dan mendistribusikan kepada pemesan. Sementara Reza, yang memerintahkan Bobby untuk mengantarkannya ke pemesan.”Rumah tantenya itu dijadikan tempat menyimpan narkoba,” tambah dia.

Kedua tersangka ini, sambung Arman, dikenakan pasal 112, 114, 127 dengan ancaman maksimal hukuman seumur hidup kurungan penjara. “Sudah ada enam kilogram yang sudah sempat terjual. Kita masih melakukan pengejaran ini,” sebut Arman.

Sementara, Kepala Lingkungan (Kepling) XI Kelurahan Dwikora Medan Helvetia, Jono, mengaku, sudah empat bulan belakangan ini Bobby yang juga merupakan keponakan kandungnya itu, sudah tidak bekerja lagi di salah satu perusahaan telekomunikasi. Menurut dia, Bobby kerja sebelum sering memasang tower telekomunikasi.

Dia bilang, Bobby biasanya kerja sering ke luar kota daripada di Medan. “Saya tanya juga kenapa enggak kerja lagi. Tapi dia (Bobby) bilang, lagi enggak ada job,” ungkap dia.

Kata dia, Bobby sejak lahir sudah tinggal bersama ibunya bernama Yanti, yang tak lain adalah kakak ayahnya. Dari kecil, menurut dia, Bobby memang sudah tinggal di Gang Sendiri tersebut.”Sudah pisah orangtuanya,” ucapnya.

Jono sendiri mengaku tak menyangka kalau keponakannya ini terlibat dalam jaringan narkoba. Soalnya, Bobby selama ini memiliki kerja.

Selain itu, kata dia, keponakannya yang memiliki ciri-ciri berpostur tinggi itu memiliki sifat yang sangat tertutup. “Anaknya pendiam,” cetusnya.

Adanya penangkapan Bobby, sejumlah warga juga terkejut. Warga tidak menyangka kalau remaja yang berprilaku pendiam ini, terlibat dalam jaringan narkoba internasional.

“Anaknya baik, pendiam, rajin bekerja,” tandas warga bernama Bu Ani. (ted/azw)

Exit mobile version