Site icon SumutPos

Auchhh… Biduan Kibot & Putrinya Disiram Air Keras

Foto: Hulman/PM Punggung Diana Leli boru Purba, biduan keyboard, hangus disiram air keras.
Foto: Hulman/PM
Punggung Diana Leli boru Purba, biduan keyboard, hangus disiram air keras.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Diana Leli boru Purba (30) dan putrinya Elsa Maria (9) disiram air keras oleh orang tak dikenal, Senin (18/4) sekira pukul 04.00 WIB. Akibatnya peristiwa itu, tubuh Diana dan putrinya mengalami luka seperti terbakar, hingga terpaksa dirawat intensif di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.

Saat disambangi di rumah sakit, Senin (18/4) siang, Diana yang bekerja sebagai biduan kibot itu mengaku, penyiraman terjadi saat dia dan putrinya tidur di kamar rumah mereka Dusun I Desa Bandar Kuala Kampung, Kecamatan Bangun Purba, Deli Serdang. Leli yang tidur dengan posisi miring ke kanan itu sontak kaget saat merasa ada cairan menyelimuti tubuhnya.

“Pelaku menyiram kami dengan cara mencongkel jendela pintu kamar. Aku tidak sempat melihat pelaku. Tiba-tiba saja ada cairan disiram ke tubuhku dan anakkku,” lirihnya.

Tak lama setelah itu, Leli dan putrinya merasa tubuhnya panas seperti terbakar. Karena tak tahan,kedua korban pun menjerit minta tolong hingga membangunkan para tetangga. Tanpa membuang waktu, Leli dan putrinya yang menderita luka terbakar pada punggung, telinga kanan, wajah, leher, lengan kiri dan kepala itu dilarikan Andi Saragih, abang iparnya ke rumah sakit.

Kapolsek Bangun Purba AKP A. Situmeang ketika dikonfirmasi mengaku motif maupun pelaku masih dalam penyelidikan karena hingga Senin (18/4) siang korban belum membuat laporan pengaduan. “Kita belum tahu apakah korban disiram air raksa atau bukan karena harus diperiksa dulu di laboratorium. Pun begitu kita sudah turun ke lokasi kejadian dan melihat kondisi korban ke Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam. Tidak ada kaitannya dengan pemilihan kepala desa,” tegasnya.

DISUKAI BANYAK PRIA
Hingga Senin sore, Leli dan putrinya masih mendapat perawatan intensif di ruang 347 lantai III RS Grand Medistra. Saat disambangi kru koran ini, ibu anak itu terlihat duduk sembari meringis menahan perih di atas tempat tidur. Bagian depan tubuhnya ditutup kain sarung saja karena punggungnya tak bisa ditutup karena menghitam seperti terbakar.

Ibu tiga anak berstatus janda muda ini juga tak tau apa motif pelaku melakukan perbuatan tersebut. Dikatakan Leli,pasca bercerai karena suaminya menikah lagi dengan wanita lain 3 tahun lalu, dia terpaksa bekerja sebagai biduan kibot. Hal itu dia lakukan untuk menafkahi ketiga anaknya. Selama ini Leli juga mengaku tak pernah punya masalah dengan tetangga maupun orang lain diluar kampungnya.

“Aku tidak pernah ada masalah dengan orang lain. Tidak ada kaitannya dengan pemilihan kepala desa,” ucapnya. Begitu juga dengan mantan suaminya, meski sudah bercerai tiga tahun lalu, tapi Leli mengaku tak pernah bertengkar dengan ayah ketiga anaknya itu.

“Aku dan mantan suamiku tidak pernah komunikasi langsung atau teleponan. Paling kami pernah bertemu di jalan. Kami sering berpapasan karena dia tinggal di Desa Paku yang berdekatan dengan desa tempat tinggalku,” sebutnya.

Disinggung soal hubungan asmara. Leli tak menyangkal selama ini mamang banyak lelaki yang mengungkapkan isi hati kepadanya secara langsung maupun melalui telepon atau pesan singkat. Tapi semuanya tak ditanggapi Leli dengan dalih masih trauma atas kegagalan rumah tangganya.

“Banyak kali pria yang mengutarakan isi hatinya lewat SMS, tapi tak ada satu pun kubalas. Kan capek sendiri ketika teleponnya atau SMS nya tak kubalas. Aku konsentrasi mau mengurus ketiga anakku,” tandasnya. (man/deo)

Exit mobile version