Site icon SumutPos

Kekasih Tolak Menikah, Janda Hamil Gantung Diri

Rulaini alias Yani alias Rada gantung diri di rumah kontrakannya di Jalan Pasar V, Gang Mentimun XIV, Percut Seituan, pada Rabu (22/11) sekira pukul 14.30 wib, karena kekasihnya menolak bertanggung jawab.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Diduga depresi kekasih menolak bertanggung jawab atas kehamilannya, Rulaini alias Yani alias Rada (35) nekat gantung diri. Dia pun tewas dengan kondisi kabel melilit di lehernya.

Aksi bunuh diri ini sontak menghebohkan warga sekitar kontrakannya di Jalan Pasar V, Gang Mentimun XIV, Percut Seituan, pada Rabu (22/11) kemarin sekira pukul 14.30 wib.

Sejak bercerai, Yani ingin sesegera mungkin mengakhiri status jandanya. Itu semata-mata demi kelangsungan masa depan kedua anaknya.

Beberapa pria coba mendekati, tapi sosok sopir angkot KPUM Rahayu 51/5 yang berhasil menarik perhatiannya. Pria beruntung itu biasa disapa dengan panggilan Gepeng.

Dari hubungan tersebut, belakangan Gepeng diketahui sering singgah bahkan menginap di kontrakan Yani. Dan buah dari percintaan mereka, korban akhirnya berbadan dua (hamil).

Tak ingin jadi gunjingan, Yani pun minta segera dinikahi. Sayangnya, berbagai dalih dilontarkan Gepeng untuk lepas tanggung jawab. Alhasil, keduanya terlibat cekcok.

Pertengkaran pasangan ini sempat didengar Syaiful, tetangga korban. Terakhir kali, keduanya terdengar ribut pada Senin (21/11) tengah malam.

“Kemarin malam, dia ribut sama pacarnya karena mengandung tiga bulan. Bahkan sebelum tewas, aku dengar mereka bertengkar,” ujar Syaiful sembari menyebutkan, kemungkinan korban nekat gantung diri karena depresi.

Wenni, kakak ipar Yani menyebutkan, adik iparnya tersebut diketahui sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci dan tukang sepatu. “Sudah lima bulan korban mengontrak di sini. Sebelumnya dia tinggal bersama abangnya,” kata Wenni saat ditemui di TKP.

Ditambahkan, sebelum tewas, mereka sempat bertemu. Wenni juga sempat menanyakan perihal pekerjaan korban. Dia dan Yani sering bertemu karena tempat tinggal mereka berdekatan.

“Adikku itu memang agak keras orangnya. Dia lebih memilih mengontrak ketimbang tinggal bersama keluarga. Aku baru tahu kejadian setelah suamiku dihubungi warga,” imbuhnya.

Sama seperti Wenni, polisi juga segera bergegas ke lokasi begitu mendapat kabar kematian Yani. Personil Reskrim Polsek Percut Seituan bersama Tim Inafis Polrestabes Medan, tiba tak lama setelah temuan.

Usai dilakukan identifikasi, jenasah korban dibawa ke RS Bhayangkara guna dilakukan otopsi. Beberapa pakaian korban dan kabel cok sambung yang digunakan gantung diri, turut diamankan sebagai barang bukti.

Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, Iptu Philip A Purba menyebutkan pihaknya masih meminta keterangan beberapa saksi. Hasil pemeriksaan sementara, korban murni tewas karena bunuh diri. (sor/fad/ras)

Exit mobile version