Site icon SumutPos

Gudang Dimolotov, Toke Botot Tewas

Foto: Gatha Ginting/PM Suasana di rumah duka Rosmauli Marbun, toke botot yang tewas melihat gudangnya dibom molotov.
Foto: Gatha Ginting/PM
Suasana di rumah duka Rosmauli Marbun, toke botot yang tewas melihat gudangnya dibom molotov.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Syok melihat gudang bototnya dibakar dua pria tak dikenal menggunakan bom molotov, Rosmauli boru Marbun (57) yang memiliki riwayat sakit jantung mendadak tewas, usai menjerit minta pertolongan warga.

Peristiwa menggegerkan itu terjadi di rumah sekaligus usaha milik korban, Jl. Keramat Kuda, Desa Amplas, Percut Sei Tuan, Sabtu (22/3) sekira pukul 23.00 WIB. Hingga berita ini dilansir, polisi masih memburu kedua pelaku guna menguak motif dibalik pembakaran itu.

Info dihimpun, malam sebelum kejadian, Rosmauli dan putranya Batara Sijabat (33) tengah asik bercerita di rumah yang berdempetan dengan gudang botot milik mereka. Tak lama berselang, ibu anak itu dikejutkan suara benturan keras batu yang sengaja dilampar pelaku ke atap gudang botot yang terbuat dari seng.

Karena takut, korban sempat menyuruh anaknya mengecek keluar rumah. Tapi belum sempat memeriksa, ibu anak itu kembali dikejutkan dengan lemparan kedua. Tak tahan dengan teror tersebut, korban pun memilih keluar.

Setiba di depan rumah, Rosmauli kaget melihat gudangnya dilempar molotov sebanyak 2 kali. Melihat api mulai membara, Rosmauli sontak histeris minta tolong. Puluhan warga yang mendengar teriakan korban langsung berdatangan untuk memadamkan api.

Diduga tak kuat melihat kejadian itu, korban tiba-tiba pingsan di lokasi. Oleh sebagian warga, korban Rosmauli dilarikan ke RS Deli Jl. Merbau. Napi takdir berkata lain, korban keburu menghembuskan nafas terakhirnya di perjalanan.

“Malam itu masih cerita-cerita kami di rumah. Jadi didengar mamak ada suara lemparan batu di gudang itu. Sampai berkali-kali, terus keluarlah kami. Jadi dilihatnya ada yang membakar gudang dengan molotov. Api itu yang membuat dia pingsan dan meninggal. Kami berdua saja malam itu, karena keluarga yang lain berada di rumah kami satu lagi di Jl. Elang Ujung,” kenang Batara.

Masih menurut Batara, pelaku berjumlah 2 orang mengendarai sepeda motor. “Pelakunya 2 orang. Yang satu melempar terus yang satu lagi menunggu di atas kereta. Ada juga warga yang melihat pelaku itu datang dan melempar Molotov hingga gudang kami terbakar,” paparnya.

Gudang botot yang selama ini jadi sumber mata pencarian keluarga itu terbakar karena berisi plastik bekas, kardus, botol sisa air mineral dan beberapa benda-benda lainnya yang berbahan baku plastik. Peristiwa tersebut pun sudah Batara laporkan ke Polsek Percut Sei Tuan dengan bukti STPL/891/III/2014/SPKT PERCUT.

Jasad korban disemayamkan di rumah duka Jl. Elang Ujung, Kel. Tegal Sari, Kec. Medan Denai. Para pelayat tampak mulai memadati kediaman ibu 6 anak ini. Suasana sedih pun tampak ketika suami korban, J. Sijabat (60) menangisi jasad istrinya yang telah terbujur kaku. Rencananya, jenazah korban akan dikebumikan di Desa Siringan-ringan Kab. Simalungun, Selasa (25/3).

“Waktu kejadian itu, mamak pingsan karena tak tahan melihat terbakar depan gudang itu. Sempat jatuh di situ, terus dibawa ke RS Deli, tapi sampai sana sudah meninggal katanya,” lirih Batara.

Masih kata Batara, selama ini ibu 6 anak itu memang punya riwayat sakit jantung. “Memang ada sakit jantung, mungkin karena itu juga. Tapi kalau kejadian itu tidak ada, mungkin tidak begini kejadiannya,” tandas Batara.

Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Ronald Sipayung, SIK mengatakan saat ini anggotanya sudah melakukan pengecekan ke sekitar lokasi dan masih mendalami motif pembakaran. “Masih kita dalami apa motif pelemparannya,” singkatnya.

 

SEMPAT DAPAT ANCAMAN

Ternyata, sebelum pembakaran itu terjadi, rumah dan gudang botot milik keluarga korban sudah sering dilempari orang. Hal ini diakui Batara saat ditemui kru koran ini di rumah duka. “Bukan ini yang pertama. Sudah berkali-kali gudang kami dilempari,” katanya.

Dikisahkan Batara, Jumat (21/3) malam lalu, keluarganya juga mendapat teror. Saat itu, gudang botot milik korban kembali dilempari oleh orang tak dikenal. Aksi tersebut jelas membuat korban ketakutan ditambah lagi letak gudang berdempetan dengan rumah mereka. “Yang hari jumat itu pun dilempari juga gudang itu. Cuma kami tak begitu hiraukan kalilah karena belum mengganggu kami anggap. Rupanya berlanjut ke hari sabtu sampai mamakku meninggal karena insiden itu,” lirih Batara.

Bahkan, beberapa bulan lalu, aksi pengancaman pada keluarga korban pernah terjadi. Kala itu, salah seorang pemuda setempat berinisial JS (25) pernah ngancam akan membakar gudang botot mereka. “Pekerja kami ada bilang kalau si JS ini pernah ngancam mau membakar gudang itu. Tapi kami nggak tau apa alasannya. Ya kami pun tak tau apa memang dia pelakunya, karena kami merasa tak ada masalah dengan dia,” tambah Batara.

Selain kehilangan ibu tercinta, keluarga korban juga menderita kerugian puluhan juta karena 8 ton barang bekas berupa plastik ludes terbakar. Karena itu, pihak keluarga berharap polisi segera menangkap pelaku.

Masih kata Batara, kedua pelaku melakukan aksinya dari belakang gudang. Karena di bagian depan mereka memelihara 3 ekor anjing untuk menjaga pintu. “Kalau ada orang lewat, biasanya anjing menggonggong. Tapi ini tak ada semalam. Pas sudah terbakarlah baru menggonggong anjing itu,” katanya.

Keberadaan pelaku baru ia ketahui setelah anjing tersebut mengejar pelaku yang kabur dengan sepeda motor.  “Kalau tak dikejar anjing itu kian, mungkin tak ada yang tau berapa orang jumlah pelaku. Rupanya dikejar anjing ke belakang gudang, disitu sempat kulihat 2 orang pria kabur naik kereta,” jelas Batara.

Ditanya apakan pembakaran itu bermotif persaingan bisnis? Batara dan keluarganya yang lain mengaku tak tau. “Selam ini kami merasa tak pernah punya musuh di sekitar lokasi. Setauku persaingan bisnis juga tidak ada,” tandasnya. (wel/deo)

Exit mobile version