Site icon SumutPos

Sarjana Baru Lulus Dibunuh, Kelingkingnya Hilang

Foto: Sabam/PM Hamonangan Sipakkar, sarjana hukum UMA,  ditangisi sanak keluarganya. Hamonangan ditemukan tewas, Jumat (22/7) malam. Di tubuh korban ditemukan luka bacok.
Foto: Sabam/PM
Hamonangan Sipakkar, sarjana hukum UMA, ditangisi sanak keluarganya. Hamonangan ditemukan tewas, Jumat (22/7) malam. Di tubuh korban ditemukan luka bacok.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hamonangan Sipakkar belum sempat mendapat kerja. Ijazah sarjana hukum dari Universitas Medan Area (UMA) yang masih seumur jagung tak sempat dia gunakan. Dia keburu dibunuh dengan sadis, bahkan kelingkingnya pun sampai ‘hilang’.

Hamonangan Sipakkar tercatat sebagai warga Jalan Menteng VII Gang Sepakat Nomor 28 Medan. Korban adalah anak kedua dari pasangan Joseph Sipakkar dan Nurmala Boru Manurung ini, diketahui baru diwisuda pada Februari 2016 lalu.

Korban berusia 24 tahun ini adalah warga Jalan Menteng VII Gang Sepakat Nomor 28 Medan ditemukan tewas, Jumat (22/7) sekira pukul 23.00 WIB. Diduga kuat, dibunuh karena pada tubuh korban ditemukan luka bacok.

Hamonangan Sipakkar ditemukan tewas di Jalan Pandu Blok VII Perkebunan PT Tanah Abang Kecamatan Galang, Jumat (22/7) sekira pukul 23.00 wib. Pertama sekali korban ditemukan oleh Doni Guntur yang sedang piket jaga kebun.

Doni Guntur ditelepon Heri, warga Desa Jaharun Kecamatan Galang, lalu memberitahukan saat dia melintas melihat ada orang tergeletak di lokasi tersebut. Selanjutnya Doni lalu mengecek.

Benar, saat Doni tiba, tampak seorang lelaki tewas bersimbah darah dengan posisi telentang kaki kiri ditekuk dan tangan kanan tertutup goni plastik warna putih. Tubuh kaku itu berpakaian baju lengan panjang motif garis kotak dipadu celana jeans dan sepatu warna hitam.

Melihat korban sudah tak bernyawa, Doni menghubungi Sisono alias Pak Blek selaku danton security. Selanjutnya Pak Blek memberitahukan ke Polsek Galang. Sekira pukul 00.30 WIB, Sabtu (23/7), Tim Identifikasi  tiba di lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Hasilnya, ditemukan satu unit HP merek Nokia tipe 3100 pada saku celana kanan.

Selain itu, ditemukan juga luka tusuk sebanyak tiga liang pada punggung belakang kiri, luka bacok pada bagian belakang kepala kuping kiri, pipi kiri, tangan kiri, jari kelingking kiri putus serta luka robek tangan sebelah kanan.

Sekira pukul 01.15 WIB dini hari kemarin korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan guna otopsi. Awalnya identitas korban belum diketahui karena di lokasi korban ditemukan tidak ditemukan identitas korban.

Namun setelah melakukan penyelidikan, identitas korban pun diketahui kemarin pagi. Kapolsek Galang AKP Zulfikar ketika dikonfirmasi menyebutkan jika motif maupun pelaku masih dalam penyidikan.

“Kita belum dapat memastikan apakah korban dibunuh di lokasi ditemukan atau dibunuh di tempat lain lalu dibuang ke Galang, masih dalam penyelidikan,” jawabnya
Terpisah, Kasat Reskrim AKP Teuku Fathir Mustafa ketika dikonfirmasi menyebutkan jika korban tewas akibat benda tajam. “Kasusnya ditangani Polres Deliserdang bekerjasama dengan Poldasu,” ujarnya.


“Anakku Na Burju, Anakku Na Lagu…”
Semasa hidup, Hamonangan Sipakkar dikenal sebagai sosok yang ramah dan pendiam. Hal ini disebutkan Boru Silalahi, tetangga korban, saat POSMETRO menyambangi rumah duka.

“Monang ini jarang main-main dengan kawan sebayanya di gang sepakat ini. Monang punya kepribadian sangat tertutup. Bahkan, mamanya aja nggak tau siapa kawan-kawannya,” tutur Boru Silalahi.

Adik kelas korban di UMA, Jimmy Sitohang, juga mengamini tentang sosok tersebut. “Bang Monang ini jarang kali ngomong sama kami di kampus. Memang abang ini orangnya sangat tertutup kali. Kami yang adek kelasnya di kampus aja, jarang kali ngelihat abang ini di kampus,” kaya Jimmy.

Tangisan histeris ibu korban, Nurmala Manurung menghiasi rumah duka berkeramik merah tersebut. Berulang kali ibu korban mengelus dan pingsan saat berada di samping jenazah anak keduanya itu.

“Amangoiiii Monangg (Aduh Monang), boasa I tinggalhon ho inongmon hasian (kenapa kau tinggalkan mama mu ini sayang)… Anakku naburju, anakku nalagu (Anak ku yang baik, anak kesayangan ku),” hisak tangis Nurmala sambil mengelus pipi Hamonangan Sipakkar. ((mag-3/yaa)

Exit mobile version