Site icon SumutPos

Disuruh Damai, Gadis SMP Korban Perkosaan Bunuh Diri

Foto: Sabam/PM Siska, gadis SMP yang diperkosa, memilih bunuh diri setelah laporannya ditolak polisi. Siska sempat dirawat di RSU Sembiring, sebelum akhirnya meninggal.
Foto: Sabam/PM
Siska, gadis SMP yang diperkosa, memilih bunuh diri setelah laporannya ditolak polisi. Siska sempat dirawat di RSU Sembiring, sebelum akhirnya meninggal.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa memilukan terjadi di Namorambe, Deliserdang. Seorang remaja korban perkosaan bunuh diri setelah laporannya dianggap remeh sama polisi. Gadis belia bernama Siska (14) itu kian putus asa karena polisi justru menyuruhnya berdamai dengan pelaku.

Meski sempat 2 hari mendapat perawatan medis di RSU Sembiring Delitua. Namun takdir berkata lain, nyawa siswi kelas II SMP itu tetap tak terselamatkan. Siska meregang nyawa karena racun rumput yang ia tenggak sudah menyebar dan merusak ginjal serta paru-parunya, Rabu (25/5) sekira pukul 04.00 WIB.

Pasca meninggal dunia, jenazah Siska langsung dibawa keluarganya ke kampung halaman mereka di Desa Suka Ndebi, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Rencananya, hari ini jenazah Siska akan dikebumikan di sana. “Gak dibawa ke sini dek, kalau yang kami tau jenazahnya dibawa ke Tanah Karo. Kalau rumah keluarganya sejak dari tadi pagi sudah tutup,” kata Beru Barus (54), tetangga korban yang ditemui kru koran ini di Desa Batu Gemuk, Kecamatan Namorambe.

Seperti diketahui, pemerkosaan yang dialami Siska terjadi Sabtu (21/5) sekira pukul 22.00 WIB. Malam itu, Siska sudah tidur lelap di kamarnya. Tanpa korban sadari, pelaku berinisial MDP (15), warga yang sama masuk ke kamar korban setelah mencongkel jendela. Tak lama berselang, secara diam-diam pelaku langsung melucuti pakaian yang dikenakan korban.

Kehadiran MDP di kamarnya sontak membuat Siska yang terbangun kaget tak kepalang. Siska tak bisa teriak karena mulutnya keburu dibekap pelaku. Detik berikutnya, dengan paksa pelaku berusaha memerkosa korban.

Siska sempat melakukan perlawanan. Tapi tenaganya kalah dengan MDP yang dikenal sebagai pecandu sabu dan telah putus sekolah itu. Berulang kali Siska mencoba berteriak, tapi mulutnya langsung disumpal pelaku dengan tanganya.

Setelah selesai menyalurkan arus bawahnya, MDP pun melepaskan tangan yang digunakan untuk menutup mulut korban. Di situlah Siska langsung berteriak minta tolong. Jerit minta tolong Siska membangnkan abang kandungnya yang tidur di kamar lain.

Abang korban langsung melakukan pemeriksaan. Karena terkunci dari dalam, abang korban yang panik terpaksa mendobrak pintu.

Sadar aksinya ketahuan, MDP memilih kabur dengan cara melompat dari jendela. Karena buru-buru, MDP tak sempat mengenakan pakaiannya. Alhasil, pelaku yang dalam kondisi telanjang menghilang di balik gelapnya malam. Tak hanya pakaian, sendal dan handphone pelaku juga tertinggal di kamar korban. Kejadian tersebut sontak menggegerkan warga sedesa. Malam itu juga, keluarga dibantu warga berusaha mencari MDP. Namun sayang, meski sudah dicari ke sana ke mari, MDP tak kunjung ditemukan.

Atas saran sejumlah keluarga dan warga, keesokan harinya, atau Minggu (22/5) pagi, Siska pun dibawa keluarganya untuk membuat laporan pengaduan ke Polsek Namorambe. Mirisnya, laporan keluarga Siska malah kurang direspon oleh pihak Polsek Namorambe. Tanpa alasan yang jelas, polisi justru menyarankan korban dan pelaku berdamai.

“Laporan kami tidak diterima dengan alasan kapolsek sedang tidak berada di kantor. Salah satu petugas kemudian menelepon kepala desa dan menyarankan agar kami berdamai dengan pelaku. Kalau saja cepat ditanggapi, mungkin pelaku bisa tertangkap. Tidak akan seperti ini kejadiannya,” protes N Sembiring, salah satu keluarga Siska saat diwawancarai di RSU Sembiring Delitua.

Mengetahui laporanya tak direspon oleh Polsek Namorambe, membuat Siska frustasi karena harus menanggung aib keluarga.

Karena putus asa, Minggu (23/5) sekira pukul 23.00 WIB, diam-diam Siska pun menenggak racun rumput yang telah dipersiapkannya. Perbuatan dilarang agama itu dilakukan korban di dalam kamarnya. Aksi Siska baru terungkap saat keluarganya masuk ke kamar. Saat itu Siska ditemukan dalam kondisi kejang-kejang dan mulut berbuih.

Untuk mendapat pertolongan medis, malam itu juga keluarga dibantu warga sekitar melarikan korban ke RSU Sembiring. Kabid Humas Poldasu AKBP Rina Sari Ginting yang dikonfirmasi Rabu (25/5) malam mengaku sudah mengetahui kasus tersebut. Namun karena saat ini Kapolsek Namorambe sedang pendidikan, Rina belum bisa memberi keterangan secara resmi. (mag-3/deo)

Exit mobile version