Site icon SumutPos

Istri Muda, Enak di Depan Sengsara Kemudian

SUMUTPOS.CO – Ungkapan enak di depan sengsara kemudian kini menimpa Tongat. Ada rasa penyesalan dari pria berusia 40 tahun itu.

Awalnya begitu menggebu. Dunia seperti hanya miliknya sendiri ketika cintanya diterima Memey yang usianya lebih muda yakni 25 tahun.

Tongat mengaku memang punya istri muda ada enaknya. Namun, setelah dijalani, dia menyimpulkan lebih banyak gak enaknya. Kini, dia hanya bisa mengelus dada karena Memey susah diatur karena terlalu gaul.

Tongat awalnya gembira dan bangga saat kali pertama berhasil memperistri Memey. Di hadapan rekan-rekannya, dia kerap sesumbar bakal awet muda karena mendapat pendamping hidup yang masih muda.

Awal-awal menikah, Tongat juga membanggakan istrinya yang memang gaul dan bikin para lelaki melirik dan terpesona. Tak heran jika pria ini kerap sesumbar, seperti meminum jamu awet muda.

Namun kegembiraannya mendapat istri daun muda ini tak berlangsung lama. Masa pernikahan yang baru berusia 2 tahun kerap diwarnai percek-cokan lantaran perbedaan pandangan.

Maklum Tongat hidup di era zaman lama sedangkan Memey mendapat pendidikan di era zaman now. “Tiap hari ada saja acaranya. Yang kumpul teman, hang out,” kata Tongat saat ditemui disela menunggu sidang cerai pertamanya.

Memey yang dinikahi dua tahun lalu ini rupanya memang belum bisa meninggalkan aktivitasnya saat masih lajang. Memey juga punya kebiasaan seperti itu setelah setahun pernikahannya.

Yang kumpul dengan grup teman sekolahnya saat SMA, teman satu hobi dan lain sebagainya. Pada awalnya Tongat sebenarnya tak memperasalahkan.

Malah Tongat sempat bangga karena mendapat istri cantik, gaul dan masih muda. Namun lambat laut dia mengaku sudah tak bisa mengikuti gaya hidup istrinya.

Namun lama kelamaan dirinya mengaku tidak enak karena terlihat paling tua saat ikut komunitas istrinya. Sampai sampai dia dipanggil Om hingga Pak De oleh teman-teman Memey.

Karena malu dan merasa gak gaul, akhirnya Tongat sering menolak saat diajak Memey berkumpul dengan teman temannya. Karena keseringan di luar rumah, urusan makan sampai ranjang jadi terabaikan.

Padahal di usia yang sudah cukup matang ini Tongat ingin segera mempunyai momongan. Maklumlah, dia sudah lama hidup membujang. Akhirnya Tongat memberanikan diri mengingatkan Memey agar tidak sering keluar rumah. Awalnya sih Memey nurut. Tapi lama kelamaan kambuh juga. Malah diam-diam dia pergi dugem dan membuat Tongat kesal. “Saya marah, masak nggak menghargai suami?” imbuh Tongat.

Rupanya Memey tidak terima, dia memilih meneruskan hobinya dari pada meneruskan berumah tangga. Hingga puncaknya Memey minggat dan balik ke rumah orang tuanya.

Tongat sempat berusaha menjemputnya namun Memey malah kabur. Tongat dan mertuanya pun kelabakan. Apalagi teman-temannya yang sering kumpul bareng mengaku tidak tahu dimana keberadaan perempuan ini.

Akhirnya memey berhasil ditemukan sedang berada di rumah pamannya. Agak alot membujuk Memey untuk kembali. Usut punya usut, dia mengaku belum siap berkeluarga, hidup terikat dan belum siap menjadi seorang Ibu.

Tongat pun berunding dengan orangtua dan mertuanya. Sampai akhirnya keputusan untuk berpisah secara baik-baik ditempuh. “Apes aku salah pilih,” ucapnya.

Tongat lalu bercerita bahwa dia menikah dengan Memey dua tahun yang lalu dalam acara pesta ulang tahun kantornya. Memey sebagai MC, dan Tongat ditunjuk sebagai pemain keyboard.

Dia mengenal Memey sebagai wanita yang supel dan banyak temannya. Karena itu, saat bertemu pertama kali dia mengaku langsung kesengsem dan jatuh cinta. Apalagi saat dirinya belum punya gandengan alias bujangan.

Cinta Tongat bersambut, lantaran Memey menerima pinangannya. “Gak tahunya jadinya seperti ini. Padahal saya ingin hidup normal kayak yang lain. Ya mau bagaimana lagi, nasi sudah jadi bubur, doakan saja dapat yang baru setelah ini,” pungkas Tongat sedikit memelas. (rud/sb/ang/jay/JPR)

Exit mobile version