Site icon SumutPos

Standar Keselamatan Kerja di PT Growth Sumatera Buruk

MEDAN-Meski PT. Growth Sumatera bersedia menanggung semua biaya perobatan ke 21 karyawannya yang menderita luka bakar berat dan ringan, tapi pihak keluarga korban tetap tak terima. Mereka menyayangkan buruknya standart keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di pabrik yang bergerak di bidang peleburan besi tersebut. Karena itu, mereka mendesak pihak berwenang segera menjatuhkan sanksi tegas terhadap perusahaan yang berdiri di Jl. KL Sudarso KM 10, Simpang KIM, Kel. Kota Bangun, Kec. Medan Deli itu. Pasalnya, selain telah mengancam keselamatan jiwa pekerjanya, peristiwa itu juga akan meninggalkan bekas luka bakar di tubuh para korban.

Saat ditemui POSMETRO MEDAN, puluhan keluarga korban yang menunggu di RS Imelda Jl. Bilal Medan tampak harap-harap cemas. Maimunah (32), salah seorang istri pekerja bernama Harianto (35) mengatakan, pasca menjalani operasi keadaan suaminya sudah mulai membaik. “Alhamdullilah, abang sekarang sudah bisa bicara walau terbata-bata. Semalam, saat sampai di rumah sakit, abang langsung dioperasi dokter. Lihatlah wajahnya, semalam itu sangat parah karena terkena percikan besi panas yang dileburkan, namun sekarang sudah mendingan,” lirih warga Pasar V, Martubung itu saat menemani suaminya di ruang VIP III lantai 2.

Mengenai biaya perobatan, ibu dua anak tersebut mengaku pihak perusahaan yang akan membayarnya.”Semalam kan datang dari perusahaan, mereka bilang akan bertanggung jawab untuk perobatan suamiku. Ya , kita lihat sajalah nanti bang,” katanya. Maimunah yang menggendong anak keduanya itu mengaku sangat sedih melihat keadaan suaminya. “Saya sempat tak percaya suamiku ikut jadi korban, tapi si abang yang lebih kasihan, dia mungkin trauma dengan peristiwa itu. Di perusahaan itu, suamiku sudah bekerja 4 tahun,” bebernya. Mendengar istrinya diwawancarai wartawan, Harianto yang terbaring lemah di rusbang sempat terbangun dan menoleh. Sayang,ia belum bisa ditanyai karena sekujur tubuhnya masih terbalut perban.

Menurut keterangan salah seorang perawat bernama Suryanti, luka bakar Hardianto mencapai 30 persen. Kemungkinan korban akan butuh masa penyebuhan selama tiga minggu atau lebih. Ditanya tindakan medis apa yang dilakukan, perawat yang ditemani kedua temannya itu menjelaskan, sebagian korban dioperasi untuk mengikis kulitnya yang terbakar. “Rata-rata luka bakar korban tinggal menunggu keringnya saja. Beruntung juga daging korban tak sempat matang terbakar,”ujarnya. Di lain tempat, Suherwan yang juga jadi korban masih terbaring lemah di lantai VI kamar Matahari 601. “Kaki dan tangan suamiku sudah diobati. Tapi sampai saat ini matanya belum bisa terbuka. Kalau kesehatannya sudah mendingan,” singkat istri Suherwan yang menetap di Martubung itu. Pantauan POSMETRO, para keluarga korban masih terlihat menjaga sanak keluarganya yang masih terbaring lemah di kamar masing-masing.

 

>> Polisi Periksa 3 Saksi

Untuk menyelidiki penyebab meledaknya tungku peleburan besi yang makan korban itu, Polres Labuhan Deli telah memeriksa tiga saksi, masing-masing satpam, mandor dan Human Resources Development (HRD). Saat dikonfirmasi kru koran ini, Kapolsek Medan Labuhan Kompol Riza Fahlevi mengatakan, setelah melakukan pengecekan ulang, jumlah karyawan PT. Growth Sumatera Industry yang menderita luka bakar dan dilarikan ke rumah sakit berjumlah 21 orang. Setelah dilakukan pemeriksaan medis, 12 orang sudah dipulangkan (rawat jalan)  dan 9 diantaranya menjalani rawat inap.

Suwarno(41), Suherwan(28), Sarjoni Saragih (27), M. Fadli (25), Hardianto (36), Rahman Ismanto (47), Rajali (43), Subandi (52), Wagino (43) adalah nama ke 9 korban yang menderita

luka bakar 50 persen. Para korban ini dirawat  di ruang klas I RS Imelda Medan. Diakui Riza, pihak perusahaan berjanji menanggung semua biaya perobatan para korban. “Pihak perusahaan sudah datang ke rumah sakit dan bicara dengan keluarga korban. Namun, untuk pengembangan kasusnya, kita sudah memanggil tiga saksi yaitu satpam, mandor dan HRD. Sedangkan untuk lokasi meledaknya, kita sudah sterilkan dan sebagian karyawan sudah bekerja di bagian produksi,” ujarnya. Dari hasil penyelidikan sementara, perwira satu bunga melati emas di pundaknya itu mengaku tak tertutup kemungkinan akan adanya tersangka dalam kasus ini. “Tidak tertutup kemungkinan akan ada sanksi pada pihaka perusahaan. Menegnai penetapan tersangka, kita belum mengarah ke sana yang kita panggil, mengenai penetapan tersangka, belum mengarah ke sana,”tandasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Poldasu Kombes Raden Heru Prakoso mengatakan ledakan terjadi karena tali gayung tanur terjatuh. “Ledakan yang terjadi di PT Growt Sumatera itu diakibatkan putusnya tali gayung tanur sehingga memecahkan kaca-kaca yang ada di sana,” ucapnya memulai pembicaraan. Menurutnya, kejadian itu berawal saat peleburan besi dengan suhu tinggi dan tali gayung tanur yang terjatuh. “Sewaktu peleburan besi dengan suhu tinggi  itulah tali gayung tanur terjatuh dan sewaktu diangkat dengan mengunakan mesin tiba-tiba mengeluarkan ledakan,” sambungnya. Akibat ledakan itu, beberapa kaca di sekitar lokasi kejadian menjadi pecah. Ledakan itu yang mengakibatkan puluhan karyawan mengalami luka bakar. (gib/eza/deo)

Exit mobile version