Site icon SumutPos

Botak Diyakini Romantis, Janda tak Tahan dengan Pria Plontos

Janda suka pria plontos-Ilustrasi.

SUMUTPOS.CO – Status janda itu pilihan. Itulah menjadi pegangan hidup Butet (55) dalam mengarungi hidup. Sementara dalam hal asmara, dia memilih pria plontos yang dianggapnya lebih romantis dan perkasa.

Saat ini, dia terus mengincar pria-pria yang plontos. Tidak hanya brondong, namun yang tua juga dari yang muda sampai yang tua. Butet tidak bisa lagi menahan hasrat untuk bercinta, tiap kali melihat seorang pria plontos berpapasan dengannya.

Maka detik itu pula, ia coba-coba melakukan pendekatan personal. Dari mulai sok akrab, kenal bahkan endingnya menjadi pacarnya.

”Setelah ayah meninggal, ibu jadi genit. Janda sih janda, mau puber ketiga juga enggak apa apa. Tapi, jangan seminggu ganti, sebulan ganti berkali-kali,” kata Memey, putri bungsu Butet di di sela-sela sidang kepengurusan harta warisan di Pengadilan Agama (PA).

Bersama pengacaranya, Memey mengaku sudah super kesal dengan ulah ibunya. Ia hanya takut rumah warisan ayahnya jadi pusat mesum ibu dengan pacar pacar plontosnya.

Kini, ia dan kedua kakaknya pun sudah urunan untuk membelikan apartemen untuk ibunya, agar tidak mengganggu ketenangan warga sekitar.

”Kalau di apartemen enak. Mau jungkir balik yang penting gak dilabrak,” kata Memey yang bekerja sebagai pegawai perbankan.

Menurutnya, sebenarnya ibunya bertanggung jawab dengan ulahnya. Ia tidak pernah meminta uang kepada anak-anaknya, dan sibuk dengan bisnis jualannya di Kapas Krampung dan beberapa toko di pasar pasar di kawasan Surabaya Timur.

Meski demikian, anaknya mulai gerah karena beberapa aset peninggalan ayahnya dijual ibunya untuk berfoya foya dengan pacar pacarnya.

”Nanti kalau enggak dibagi gini, bisa habis buat foya-foya mama. Rumah itu untuk sementara ditinggali kakak pertama, ya biar ibu enggak seenaknya bawa laki-laki ke rumah. Malu maluin,” kesalnya.

Sementara itu, Butet yang hadir dalam sidang gugatan warisan mengaku pasrah dengan keputusan anaknya untuk membagi harta warisan sesegara mungkin.

Dalam pikirannya, ia hanya ingin anak-anaknya tidak berebut warisan. ”Enggak ada masalah sama anak-anak. Ya mereka ingin segera dibagi saja. Itu hak mereka,” kata Butet enteng. (jpnn)

Exit mobile version