Site icon SumutPos

Pembunuh Wartawan Pernah Tuduh Ayah Hamili Istrinya

Timbul Sihombing

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Candu narkoba sangat mempengaruhi kejiwaan Timbul Sihombing –pembunuh wartawan mingguan Senior, Amran Simanjuntak–. Akibat narkoba, Timbul menjadi mudah emosi dan nekat. Suatu kali, ayah 4 anak ini bahkan pernah mau membunuh bapak kandungnya. Si bapak dituduh selingkuh dengan istrinya.

Ini diungkap Mak Efi (39), kakak kandung Timbul, ketika disambangi di Gang Horas Jalan Binjai Km.13,5 pada Kamis (30/3) siang.

“Pernah dulu mau dibunuhnya ayah kami, lalu dilemparinya rumah orangtua kami. Parahnya lagi, dituduhnya ayah kami berselingkuh dengan istrinya, itu lah anak yang baru dilahirkan istrinya. Maklum lah karena kena narkoba. Sudah bolak-balik dia masuk penjara,” ungkapnya. “Masak tidak ada perasaannya. Sama orangtua kandung pun tega dia menuduh seperti itu,” tambahnya.

Ditanya keberadaan orangtua mereka, kata Mak Efi, keduanya sedang ke rumah Timbul di Jalan Besar untuk menjaga istri dan anak-anak buruh bongkar muat tersebut. “Anaknya (Timbul) 4 orang, semuanya laki-laki,” sebutnya.

Terkait kasus pembunuha Amran, perempuan berambut lurus sepundak ini, Timbul memang selalu minta uang ibu mereka kepada korban. Dan Senin kemarin, keduanya sempat bertengkar di Simpang Gang Horas. “Keributan berhenti setelah mamak kami datang dan melerai mereka,” sebut ibu berkulit hitam manis ini.

Keesokan harinya, lanjut Mak Efi, Amran melintas di depan rumah Timbul. “Tidak kedip-kedip matanya lihat adek kami (Timbul). Naik emosi adek kami makanya dia sampai nekat membunuh,” imbuhnya.

Ditambahkan, siang pasca pembunuhan, mamak mereka ditelepon bahwa Timbul berada di rumah salah seorang kerabat. Saat itu juga mereka menghubungi kerabat mereka bernama Tomy, personel Polres Binjai.

“Saudara kami itulah yang mengamankan Timbul. Makanya pihak Poldasu mengambilnya dari Lapangan Merdeka Binjai,” ketusnya.

Disinggung perihal asal mula perselisihan antara Timbul dan Amran dilatarbelakangi biaya rehabilitasi narkoba, Mak Efi dengan tegas membenarkannya.

“Orangtua kami memberi sejumlah uang sama wartawan itu (Amran) untuk merehab adik kami. Dibawa lah adek kami sama si Juntak. Bukannya direhab, adek kami ternyata rame dianiaya. Kata adek kami, si Juntak itu juga ikut memukulinya,” tutup Mak Efi.

Usai berbincang dengan Mak Efi, POSMETRO bergerak ke rumah Timbul di Jalan Besar. Sayangnya, pihak keluarga termasuk istrinya tidak bersedia memberikan komentar.

Mereka menyarankan agar bicara langsung dengan Timbul. Alasan mereka, kasus pembunuhan ini adalah masalah antara Timbul dan korban. “Ini tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga,” sebut mereka.

Dari rumah Timbul, kru selanjutnya bergeser ke rumah duka di Pardede depan GPDI. Disana, terlihat banyak pelayat. Tapi lagi-lagi sayang, istri korban juga belum bisa diwawancarai karena masih berkabung dan tak henti-hentinya menangis di hadapan jenazah sang suami.

Menurut salah seorang kerabat, Amran rencananya akan dimakamkan pada hari ini, Sabtu (31/3) di kuburan keluarga tak jauh dari rumah duka.

 

Suasana haru sangat  banyak Dan situasi di rumah Duka Juntak, yang berada di Pardede depan GPDI, sangat mengharukan, banyak kelurga yang merasa sedih, keluarga dan teman kerabat masih banyak yang melayat.(cr2/ras)

Exit mobile version